Iklan Infeed Image Above

ASUHAN STANDAR MINIMAL 7T PADA PELAYANAN ANTENATAL

Pengertian Asuhan Standar Minimal 7T 
Pelayanan atau standar asuhan antenatal care 7T yang diberikan pada pemeriksaan kehamilan, oleh tenaga kesehatan harus menawarkan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan standar. Kehamilan merupakan suatu proses alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang memiliki organ reproduksi sehat, yang telah mengalami menstruasi, dan melaksanakan kekerabatan seksual dengan seseorang pria yang organ reproduksinya sehat sangat besar kemungkinan akan mengalami kehamilan. Selama pertumbuhan dan perkembangan dari bulan ke bulan diharapkan kemampuan seorang ibu hamil untuk menyesuaikan diri dengan perubahan–perubahan yang terjadi pada fisik dan mentalnya (Mandriwati, 2007).

Pelayanan antenatal care terpadu merupakan pelayanan antenatal komprehensif dan berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal yang berkualitas sehingga bisa menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi yang sehat (Kementerian Kesehatan RI, 2012).

Dalam pelayanan antenatal terpadu, bidan yakin bahwa kesehatan secara menyeluruh, meliputi pemberian informasi yang relevan dan objektif, konseling, serta memfasilitasi klien yang menjadi tanggung jawabnya. Asuhan harus diberikan dengan keyakinan bahwa dengan pertolongan dan perhatian, perempuan akan bersalin dengan aman dan selamat. Oleh karena itu, asuhan kebidanan harus aman, memuaskan, menghormati, serta memberdayakan perempuan dan keluarga. (Sunarsih, dkk, 2011)

Setiap kehamilan merupakan peristiwa alamiah, tugas bidan mendampingi, memberi asuhan, mendeteksi biar kehamilan yang fisiologis tidak bergeser menjadi patologis. Kehamilan melibatkan perubahan fisik, emosional maupun sosial. Kehamilan yang normal akan menghasilkan bayi yang sehat, lahir cukup bulan, kesejahteraan ibu dan janin baik, sehingga bisa melalui persalinan dan nifas yang baik, tanpa komplikasi dan ibu sesehat-sehatnya postpartum. (Wahyuningsih, 2009) 

Kebijakan kegiatan kunjungan/pemeriksaan kehamilan dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan, sesuai dengan anjuran WHO, yaitu : (Heni puji, 2009). 
  • Satu kali pada trimester pertama. 
  • Satu kali pada trimester kedua. 
  • Dua kali pada trimester ketiga. 

Tujuan Pelayanan Antenatal Care 
Tujuan asuhan antenatal yaitu memantau perkembangan kehamilan dalam meningkatkan kesehatan ibu dan perkembangan janin normal. Setiap kemungkinan mempunyai kemungkinan untuk dapat bermetamorfosis persoalan atau komplikasi, sehingga memerlukan pemantauan selama kehamilan. Asuhan pada ibu hamil secara keseluruhan mengupayakan kehamilan yang sehat bagi ibu dan janin. Penting bagi bidan atau tenaga kesehatan untuk secara kritis mengevaluasi dampak fisik, psikologis, dan sosiologis kehamilan terhadap ibu dan keluarganya. Serta menyebarkan persiapan persalinan dan kesiagaan menghadapi komplikasi. 

Adapun tujuan asuhan kehamilan tersebut yaitu : 
  • Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang ibu dan tumbuh kembang bayi. b.Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi. 
  • Mengenali secara dini ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan pembedahan. 
  • Mempersiapkan persalinan yang cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan stress berat seminimal mungkin. 
  • Mempersiapkan biar nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif 
  • Mempersiapkan tugas ibu dan keluarga dalam mendapatkan kelahiran bayi biar dapat tumbuh kembang secara normal (JNPKKR/POGI,2002:90) 
3. Standar Pelayanan antenatal care 7T 
Pelayanan atau standar asuhan antenatal care 7T yang diberikan pada pemeriksaan kehamilan, tenaga kesehatan harus menawarkan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan standar yaitu : (Kementrian Kesehatan RI, 2012) 
  1. Timbang berat badan. Timbang berat tubuh merupakan ukuran yang terpenting, penimbangan berat tubuh pada setiap kunjungan antenatal harus dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin. Pertumbuhan berat tubuh yang kurang dari 9 kilogram selama kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap bulannya menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin. 
  2. Ukur tekanan darah. Pengukuran tekanan darah pada pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah ≥ 140/90 mmHg) pada kehamilan dan preeklamsi (hipertensi disertai edema wajah atau tungkai bawah, dan protein urin). Tekanan darah diastolik merupakan indikator untuk prognosis penanganan hipertensi dalam kehamilan. Tekanan diastolik mengukur tahanan perifer dan tidak dipengaruhi oleh keadaan emosi pasien (seperti pada tekanan sistolik). (Kusmiyati, 2010). Tekanan darah biasa normal kecuali bila ada kelainan. Bila tekanan darah mencapai 140/90 mmHg atau lebih, mintalah ibu berbaring miring ke kiri kemudian ukurlah tekanan darahnya. Bila tekanan darah tetap tinggi menunjukkan ibu menderita preeklampsia yang harus dirujuk ke dokter. Bila ibu menderita preeklampsia maka pemeriksaan tekanan darah dilakukan setiap ahad dan dianjurkan merencanakan kelahiran di Rumah Sakit. (Mufdlilah, 2009) 
  3. Ukur tinggi fundus uteri. Pengukuran tinggi fundus uteri pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan umur kehamilan. Jika fundus uteri tidak sesuai dengan umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin. Standar pengukuran tinggi fundus uteri menggunakan pita pengukur (pita centimeter) setelah kehamilan 24 minggu. 
  4. Pemberian imunisasi TT lengkap. Imunisasi TT yaitu imunisasi yang diberikan kepada ibu hamil untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum. Ibu hamil harus mendapat imunisasi TT. Pada ketika kunjungan antenatal pertama, pemberian imunisasi TT pada ibu hamil sesuai dengan status imunisasi T ibu ketika ini. Ibu hamil minimal memiliki status imunisasi T2 biar mendapat perlindungan terhadap nanah tetatus. Ibu hamil dengan status T5 (TT Long Life) tidak perlu diberikan imunisasi TT lagi. Jadwal pemberian imunisasi, yaitu : (Wahyuningsih, dkk, 2009).
  5. Pemberian tablet besi Pemberian tablet besi yaitu sebesar 60 mg dan asam folat 500mg yaitu kebijakan kegiatan pelayanan antenatal dalam upaya untuk mencegah anemi dan untuk pertumbuhan otak bayi, sehingga mencegah kerusakan otak pada bayi. Setiap ibu hamil harus mendapat tablet tambah darah (tablet zat besi) dan asam folat minimal 90 tablet selama kehamilan yang diberikan semenjak pemeriksaan pertama. Tablet sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi karena akan mengganggu penyerapan. Jika ditemukan/diduga anemia berikan 2-3 tablet zat besi per hari. Selain itu untuk memastikannya dilakukan pemeriksaan darah hemoglobin untuk mengetahui kadar Hb yang dilakukan 2 kali selama masa kehamilan yaitu pada ketika kunjungan awal dan pada usia kehamilan 28 minggu. 
  6. Tes PMS (Penyakit Menular Seksual) Menganjurkan untuk pemeriksaan Infeksi Menular Seksual lain pada kecurigaan adanya resiko IMS 
  7. Temu wicara (konseling) Temu wicara (konseling) dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang meliputi : 
  • Kesehatan Ibu. Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin ketenaga kesehatan dan menganjurkan ibu hamil biar beristirahat yang cukup selama kehamilannya (sekitar 9 -10 jam per hari) dan tidak bekerja keras. 
  • Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Setiap ibu hamil dianjurkan untuk menjaga kebersihan tubuh selama kehamilan misalnya mencuci tangan sebelum makan, mandi dua kali sehari dengan menggunakan sabun, menggosok gigi setelah sarapan dan sebelum tidur serta melaksanakan olah raga ringan. 
  • Peran Suami/Keluarga Dalam Kehamilan. Setiap ibu hamil perlu mendapatkan pertolongan dari keluarga terutama suami dalam kehamilannya. Suami, keluarga, atau masyarakat perlu menyiapkan biaya persalinan, kebutuhan bayi, transportasi rujukan, dan calon donor darah. Hal ini penting apabila terjadi komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas biar segera dibawa ke akomodasi kesehatan. 
  • Tanda Bahaya Pada Kehamilan, Persalinan dan Nifas Setiap ibu hamil diperkenalkan mengenal tanda – tanda ancaman baik selama kehamilan, persalinan, maupun nifas misalnya perdarahan pada hamil muda maupun hamil tua, keluar cairan berbau pada jalan lahir ketika nifas. Mengenal tanda – tanda ancaman ini penting biar ibu hamil segera mencari pertolongan ke tenaga kesehatan. 
  • Asupan Gizi Seimbang. Selama hamil ibu dianjurkan untuk mendapatkan asupan makanan yang cukup dengan contoh gizi yang seimbang karena hal ini penting untuk proses tumbuh kembang janin dan derajat kesehatan ibu. Misalnya ibu hamil disarankan minum tablet tambah darah secara rutin untuk mencegah terjadinya anemia pada kehamilannya. 
  • Gejala Penyakit Menular dan Tidak Menular. Setiap ibu hamil harus tahu mengenai gejala – gejala penyakit menular dan penyakit tidak menular karena dapat mensugesti pada kesehatan ibu dan janinnya. 
  • Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan Pemberian ASI Eksklusif. Setiap ibu hamil dianjurkan untuk menawarkan ASI kepada bayinya segera setelah bayi lahir karena ASI mengandung zat kekebalan tubuh yang penting untuk kesehatan bayi. Pemberian ASI dilanjutkan hingga bayi berusia 6 bulan. 
  • KB (Keluarga Berencana) Paska Persalinan. Ibu hamil diberikan pengarah perihal pentingnya ikut KB setelah persalinan untuk menjarangkan kehamilan biar ibu punya waktu merawat kesehatan diri sendiri, anak, dan keluarga. .
Kebijakan Program Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan.  
  1. Kunjungan trimester 1. Trimester pertama berlangsung dari hari pertama haid terakhir (HPHT) hingga usia kehamilan 12 minggu. Umumnya ibu hamil gres memeriksakan kehamilannya ketika berusia 6 minggu, karena pada ketika itulah kebanyakan ibu hamil gres menyadari akan kehamilannya. Ada juga yang sudah menyadari semenjak 4 ahad atau malah setelah 8 minggu. Adapun pelayanan yang diberikan oleh tenaga keshatan pada trimester iniadalah anamnesa. Anamnesa yaitu wawancara yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan ibu hamil untuk memperoleh data yang diharapkan dalam mengidentifikasi dan merencanakan tindakan perawatan. Selain itu identitas calon ibu dan pasangannya, juga akan dikumpulkan informasi yang berkaitan dengan kehamilan, menyerupai : lama terlambat haid, HPHT, perubahan yang dirasakan calon ibu, riwayat kehamilan sebelumnya (jika bukan kehamilan yang pertama), pernah atau tidak keguguran, operasi saesar, hamil diluar kandungan, penyakit keluarga maupun penyakit yang sedang diderita menyerupai jantung, kencing manis, hipertensi, asma, kebiasaan hidup tidak sehat menyerupai minum alkohol, merokok, drug abuse (obat-obatan terlarang), dan lain-lain. Semua informasi tersebut akan dicacat dalam buku rekam medis, menyerupai : perubahan pada ibu, mual muntah, pusing dan hasil pemeriksaan fisik. 
  2. Kunjungan Trimester Kedua. Kunjungan pada trimester kedua usia kehamilan ibu lebih dari 12 ahad yang akan berlangsung hingga usia kehamilan 28 minggu. Boleh dikatakan trimester kedua merupakan tahapan yang paling nyaman. Hampir semua keluhan menghilang dan selera makan ibu kembali normal. Pemeriksaan fisik yang dilakukan sama dengan pemeriksaan fisik pada trimester pertama, ibu akan ditimbang berat badannya, diukur tekanan darahnya, denyut nadinya. Untuk berat tubuh pada 3 bulan pertama, kenaikannya berkisar 1-2,5 kg. Mulai trimester kedua ini, peningkatan berat tubuh lebih dari 500 gram/minggu (2.000 gram/minggu) harus diwaspadai karena merupakan indikasi preeklamsi. Sedangkan berat tubuh menetap atau menurun biasa menimbulkan adanya gangguan pertumbuhan pada janin. Oleh alasannya itu pemeriksaan berat tubuh sangat penting dilakukan menyerupai halnya pengukuran tekanan darah. Disebut hipertensi apabila tekananan darah 140/90 mmHg atau lebih, hipertensi ini berbahaya karena pembuluh darah menyempit sehingga asupan makanan ke bayi akan terhambat dan pertumbuhan janin juga akan terhambat (Solahuddin, 2009). Perubahan fisik pada trimester kedua yaitu kehamilan ibu semakin kelihatan seiring dengan perkembangan janin perut ibu semakin besar. Agar lebih nyaman, gunakan busana untuk ibu hamil. Perubahan pada garis tengah kulit perut yang terlihat lebih gelap karena mengalami herpigmentasi warna hitam kecokelatan, membentuk garis vertikal yang disebut linea nigra dan akan menghilang setelah melahirkan. Selain itu juga terlihat striae gravidarum terlihat pada bab perut, payudara dan bokong dan akan menghilang setelah bayi lahir (Solahuddin, 2009). 
  3. Kunjungan Trimester Ketiga Kunjungan pada trimester ketiga ini usia kehamilan ibu lebih dari 28 ahad hingga usia 40 minggu. Mulai trimester ketiga ini hingga usia kehamilan 36 ahad ibu hamil harus kontrol rutin dua ahad sekali untuk mengontrol perkembangan janin lebih intensif. Pemeriksaan fisik pada trimester ini sama dengan pemeriksaan sebelumnya. Tenaga kesehatan akan mengevaluasi kenaikan berat tubuh ibu, pada trimester ketiga ini sekitar 500 gram per ahad atau tidak boleh lebih dari 2 kg selama sebulan. Tenaga kesehatan juga akan mengukur tekanan darah, nadi dan pernapasan ibu. Rasa yang tidak nyaman semakin meningkat pada perut ibu seiring dengan berkembangnya kehamilan. Gerakan janin pun semakin bertambah dan terasa berpengaruh dengan intensitas makin sering. Ibu masih mencicipi sakit/nyeri pada bab punggung, sulit bernapas, mudah lelah, dalam hal ini biasanya tenaga kesehatan menganjurkan kepada ibu biar menggunakan bantal sedikit lebih tinggi biar ibu tidak sesak pada ketika tidur. Biasanya masuk trimester ketiga, ibu hamil kembali stres karena khawatir menghadapi kehamilan yang semakin membesar dan memikirkan persalinan nanti, juga mengkhawatirkan bagaimana kondisi bayinya kelak bisakah lahir tepat atau ada keganjilan atau kelainan yang tidak terprediksi. Padahal kondisi stres merangsang pengeluaran hormon adrenalin secara berlebihan hingga ibu mudah terusik dan mudah melampiaskan kemarahan kepada orang lain (Solahuddin, 2009). Pada trimester ketiga ini setelah usia kehamilan 36 minggu, sebaiknya ibu hamil yang bekerja mulai mengambil cuti untuk persiapan menghadapi persalinannya. Tenaga kesehatan memberitahukan kepada ibu apa-apa saja tanda-tanda mulainya persalinan. 
Sumber
  • Karyawati, dkk, 2011. Asuhan Kebidanan V. Jakarta: CV Trans Info Media 
  • Kusmiyati, Yuni dkk, 2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta : Fitramaya Mochtar R., 1998. Sinopsis Obstectric Jilid 1 Edisi Ke 2. Jakarta: EGC 
  • Mudfila, 2009. Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Yogyakarta: Mitra Cendikia Off Set 
  • Soepardan S, 2008. Konsep Kebidanan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC 
  • Rauf N.I., Amir M.Y., Balqis, 2013. Faktor-faktor yang bekerjasama dengan pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care di Puskesmas Minasa Upa Kota Makassar tahun 2013 Rostiati E, 2013. Evaluasi Kinerja Bidan Puskesmas dan Pelayanan Antenatal Care (ANC) di kecamatan Banjarsari Kota Surakarta. Perpus. UNS.ac.id 
  • Rukiyah, Ai Y dkk, 2009. Asuhan Kebidanan (kehamilan). Jakarta: CV Trans Info Media

Histats