Iklan Infeed Image Above

KB Implan



ALAT KONTRASEPSI IMPLAN/ SUSUK

1.      Definisi
Salah  satu  jenis  alat  konntrasepsi  yang berupa susuk yang terbuat sejenis  karet  silastik yang berisi hormon, dipasang pada lengan atas.

2.      Jenis
Dikenal  2 macm implan. Yaitu :
a)    Non biodegradable implan
Dengan ciri-ciri sebabagai berikut
1)     Norplan (6 ‘’kasul’’) , berisi hormon levonogrestel, daya kerja 5 tahun.
KB Implan/ susuk
2)     Norplan -2 (2 batang), berisi hormon levonogrestel, daya kerja 3 tahun
3)     Satu batang, berisi hormon ST- 1435, daya kerja 2 tahun. Rencana siap pakai: Tahun 2000.
4)     Satu batang, berisi hormon 3-keton desogesteri daya kerja 2,5-4 tahun.[hanafi,2004,hal 179]]
Sedangkan non biodegradable implan dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
1)     Norplan
Dipakai semenjak tahun  1987, terdiri dari 6 ‘’kapsul’’ kosong silastik (karet silicon) yang diisi dengan hormon  levonor ges trel dan ujung-ujung  kapsul  ditutup dengan Silastik  adhesive.  Tiap ‘’kapsul‘’ mempunyai  panjang  34 mm,  diameter  2,4  mm, Berisi  36 mg levonorgestrel,  serta  mempunyi  cirri  sangat efektif  dalam  mencegah kehamilan  untuk  lima tahun. Saat  ini norplant yang paling banyak dipakai.[hanafi hartanto hal 180]
2)     Norplan -2
Dipakai  semenjak tahun 1987,  terdiri dari dua batang silastic yang padat, dengan panjang tiap batang  44 mm. Dengn masing-msing batang diisi dengan 70 mg levonorgestre di dalam matriks batangnya. Cirri norplan-2  ialah sangat  efektif  untuk  mencegah  kehamilan 3 tahun.
Pada kedua macam Implan tersebut, Levonogestrel berfungsi melalui membran silastic dengan kecepatan yang lambat dan konstan. Dalam 24 jam setelah Insersi, kadar hormondalam plasma darah sudah cukup tinggi untuk mecegah ovulasi.
Pelepasan hormon tiap harinya berkisar antara 50-85 mcg pada tahun pertama,
Kemudian menurun 30-35 mcg perhari untuk lima tahun. [hanafi ,2004 hal 180]
 b). Biodegradable  Implant
Biodegradable implant melepaskan progestin dari materi pembawa / pengangkut yang secara perlahan-lahan larut di dalam jaringan tubuh. Makara materi pembawanya sama sekali tidak diharapkan untuk dikeluarkan lagi menyerupai pada norplant.
Dua macam implant biodegradable sedang di uji coba ketika ini pada sejumlah wanita, yaitu :
            Carproronor, suatu “kapsul” polymer yang berisi levonorgestrel, pada awal penelitian dan pengembanganya, carpronor berupa suatu “kapsul” biodegradable yang mengandung levonogestrel yang dilarutkan dalam minyak ethyl-aleate dengan  diameter “kapsul” < 0,24 cm dan panjang “kapsul” yang teliti terdiri dari  2 ukuran,  yaitu :
1)     2,5 cm : berisi 16 mg levonorgestrel, melepaskan 20 mcg  hormonnya/hari.
2)     4 cm : berisi 25 mg levonogestrel, melepaskan 30-50 mcg hormonnya/hari.
Penelitian pada kelinci dan monyet menunjukkan bahwa proteksi kontraseptif
Berlangsung paling sedikit 18 bulan, dan mungkin dapat berlangsung lebih lama.
Sekarang sedang dikembangkan 2 versi gres implant  capronor yang dibiodegradable, yaitu :
1)     Capronor -2, satu kapsul 4 cm terbuat dari polimer caprolactone yang diisi
Dengan 18 mg levonorgestrel. Penelitian menunjukkan bahwa kemungkinan diharapkan 2 kapsul dengan formula ini.
2)     -3, satu kapsul 4 cm terbuat dari co-polimer (caprolactone dan trimethylene carbonate) yang diisi dengan 32 mg levonorgestrel. Ca. Polimer mengalami biodegradasi lebibih cepat dibandingkan polimer tunggal. Kapsul capronor akan tetap intak selama periode 12 bulan dari pelepasan hormon levonorgestrelnya dan bila diinginkan kapsulnya dapat dikeluarkan selama masa ini.
2)    Narethindrone pellets
a)     Pellets dibuat dari 10% kolesterol murni dan 90% norechindrone (NET)
b)     Setiap pellets panjang 8 mm berisi 35 mg NET, yang akan dilepaskan ketika pellets dengan perlaha-lahan “melarut”.
c)     Pellet berukuran kecil, masing-masing sedikit lebih besar daripada butir besar.
d)     ujicoba pendahuluan menggunakan 4 dan 5 pellets.
e)     Dosis harian  NET dan efektivitas kontrasepsi semakin bertambah dengan  banyaknya jumlah pellet.
f)       Sediaan empat pellets tampaknya memperlihatkan santunan yang besar  terhadap kehamilan untuk sekurang-kurangnya 12  bulan.
g)      Lebih dari 50% penerima pellets mengalami contoh haid 1 reguler. Perdarahan inter menstrual atau perdarahan bercak  merupakan problin utama.
h)     Terjadi rasa sakit  payudarah pada 4% akseptor.
i)       Jumlah kecil dari kolesterol dalam masing-masing pellet kurang dari 2%  kolesterol dalam satu butir telur ayam tidak mempunyai efek pada kadar  kolesterol darah akseptor.
j)       Insersi pellets dilakukan pada episode dalam lengan atas prosedur insersi menyerupai pada capronor, dan dapat dipakai dengan inserter yang sama.
k)     Daerah insersi disuntikkan dengan anestesi  lokal  lalu dibuat insisi 3 mm. Pollets diletakkan kira-kira 3 cm dibawah kulit. Tidak diharapkan penjahitan luka insisi, cukup ditutup dengan verband saja.
[hanafi,2004 hal 180]
3.      Cara kerja
a.    Menekan ovulasi .
b.    Perubahan lendir serviks menjadi kental dan sedikit .
c.    Menghambat perkembangan siklis dari endometrium [hanafi 2004 hal 183].

4.      Keuntungan
a.    Cocok untuk wanita yang tidak boleh menggunakan obat yang mengandung  estrogen.
b.    Dapat digunakan untuk jangka waktu panjang 5 tahun dan bersifat reversibel.
c.    Efek  kontraseptif segera berakhir setelah implantnya  dikeluarkan.
d.    Perdarahan terjadi  lebih ringan, tidak menaikkan darah.
e.    Resiko terjadinya kehamilan ektropik lebih kecil kalau dibandingkan dengan pemakaian alat kontrasepsi  dalam rahim.

5.      kerugian
a.    Susuk KB/implant harus dipasang dan diangka oleh petugas kesehatan yang  terlatih.
b.    Lebih mahal.
c.    Sering timbul perubahan contoh haid.
d.    Akseptor  tidak dapat menghentikan implant sekehendaknya sendiri.
e.    Beberapa wanita mungkin segan untuk menggunakannya karena kurang mengenalnya.

6.      Kontra Indikasi
a.    kehamilan atau disangka hamil.
b.    Penderita  penyakit hati akut.
c.    kangker payudarah .
d.    kelainan jiwa.
e.    Penyakit jantung, hipertensi, diabettes mellitus.
f.     Penyakit trombo emboli.
g.    Riwayat kehamilan etropik.[hanafi,2004 hal 169]

7.      Indikasi
a.       Wanita-wanita yang ingin memakai  kontrasepsi untuk jangka waktu  yang lama tetapi tidak tersedia menjalani kontap / menggunakan AKDR.
b.       Wanita yang tidak boleh menggunakan pil KB yang mengandung estrogen.

8.      Efektivitas
a.       Efektivitasnya tinggi, angka kegagalan norplant < 1 per 100 wanita per tahun dalam  tahun pertama. 
b.       Efektivitasnya norplant berkurang sedikit setelah sedikit setela 5 tahun, dan pada  Tahun ke 6 kira-kira 2,5-3% penerima menjadi hamil.

9.      Efek samping dan penanganannya

a.    Amenorrhea
Yakinkan ibu bahwa hal itu ialah biasa, bukan merupakan efek samping yang serius.   
Evaluasi untuk mengetahui apakah ada kehamilan, terutama kalau terjadi amenorrhea  setelah masa siklus haid yang teratur. Jika tidak ditemui masalah, jangan berupaya untuk merangsang perdarahan dengan kontrasepsi oral kombinasi.
b.    Perdarahan bercak (sepotting) ringan 
Spotting sering ditmukan terutama pada tahun pertama penggunaan. Bila tidak ada maslah dank lien tidak hamil, tidak diharapkan tindakan apapun. Bila klien mengeluh   dapat diberikan :
a.      Kontrasepsi oral kombinasi (30-50 ug EE) selama 1 siklus 1, atau
b.      Ibuprofen (hingga 800 mg 3 kali sehari x 5hari)
Terangkan pada klien bahwa akan terjadi perdarahan setelah pil kombinasi habis.
Bila terjadi perdarahan lebih banyak dari biasa, berikan 2 tablet pil kombinasi selama 3-7 hari dan dilanjutkan dengan satu siklus pil kombinasi.
c.    Pertambahan atau kehilangan berat tubuh (perubahan nafsu makan)
Informasikan bahwa kenaikan/penurunan BB sebanyak 1-2 Kg dapat saja terjadi.
Perhatikan diet klien bila perubahan BB terlalu mencolok. Bila BB berlebihan, hentikan  suntikan dan anjurkan metode kontrasepsi yang lain.
d.    Ekspulsi
Cabut kapsul yang ekspulsi, periksa apakah kapsul yang lain masih ditempat, dan apakah terdapat tanda-tanda infeksi tempat insersi.
Bila tidak ada infeksi dan kapsul lain masih berada pada ditempatnya, pasang kapsul gres 1 buah pada tempat insersi yang berbeda.
 Bila ada infeksi cabut seluruh kapsul yang ada dan pasang kapsul gres pada lengan  yang lain atau ganti cara.
e.    Infeksi pda tempat insersi
Bila infeksi  tanpa nanah : bersihkan dengan sabun dan air atau antiseptik, berikan antibiotik yang sesuai untuk 7 hari. Implant jangan dilepas dan minta klien control 1 ahad lagi. Bila tidak membaik, cabut implant dan pasang yang gres di lengan yang lain atau ganti cara.
 Bila ada abuh : bersihkan dengan antiseptic, insisi dan alirkan pus keluar, cabut  implant,  lakukan perawatan luka, beri antibiotik oral 7 hari.[hanafi ,2004 hal 184]
10.   Waktu pemasangan
a.      Sewaktu haid berlangsung
b.      Setiap ketika asal diyakini klien tidak hamil
c.      Bila menyusui : 6 minggu-6 bulan pasca salin
d.      Saat ganti cara dari metode yang lain
e.      Pasca keguguran

11.   Prosedur pemasangan
Pemasangan KB Implan
a.    Terhadap calon penerima dilakukan konseling dan KIE yang selengkap mungkin mengenal norplant ini sehingga calon penerima betul-betul mengerti dan  menerimanya sebagai cara  kontrasepsi yang akan dipakai dan berikan iformed  consent untuk ditanda tangani oleh suami istri.
b.    persiapan alat-alat yang diharapkan :
1)      sabun antiseptic
2)      kasa steril
3)      cara antiseptic (betadine)
4)      kain steril yang mempunyai lubang 
5)      Obat anestesi lokal
6)      Semprit dan jarum sntik
7)      Trokar no. 10
8)      sepasang sarung tangan steril
9)      satu set kapsul norplant (6 bulan)
10)   Scalpel yang tajam.
c.    Teknik pemasangan
1)      Tenaga kesehatan mencuci tangan dengan sabun
2)      Daerah tempat pemasangan (lengan kiri episode atas) dicuci dengan sabun antiseptic
3)      Calon penerima dibaringkan telentang di tempat tidur dan lengan kiri diletakkan pada meja kecil disamping tempat tidur akseptor.
4)      Gunakan hand scoon seteril dengan benar.
5)      Lengan kiri pasien yang akan di pasang diolesi dengan cairan anstiseptic  / betadin.
6)      Daerah tempat pemasangan norplant ditutup dengan kain steril yang berlubang.
7)      Dilakukan injeksi obat anestesi kira-kira 6-10 cm di atas lipatan siku.
8)      setelah itu dibuat insisi lebih kurang sepanjag  0,5 cm dengan skalpel yang tajam.
9)      Trocard dimasukkan melalui lubang insisi sehingga hingga pada jaringan bawah kulit.
10)   Kemudian kapsul dimasukkan di dalam trokar dan di dorong dengan plunger sampai  kapsul terletak di bawah kulitn .
11)   Demikian dilakukan berturut-turut dengan kapsul kedu hingga keenam, kapsul di     bawah kulit diletakkan demikian rupa sehingga susunanya menyerupai kipas .
12)   Setelah semua kapsul berad di bawah kulit, trokar ditarik pelan-pelan keluar.
13)   Kontrol luka apakah ada perdarahan atau tidak.
14)   Dekatkan luka dan beri plester kemudian dibalut  dengan perban untuk mencegah perdarahan dan biar tidak terjadi haematom.
15)   Nasehat pada penerima agr luka jangan basah, selama lebih kurang dari 3 hari dan datang kembali kalau tejadi keluhan-keluhan yang mengganggu .[hanafi ,2004 hal 187]

12.   Pencabutan / Ekstraksi
a.       Indikasi :
1)     Alat undangan akseptor  (apabila menginginkan hamil lagi)
2)     Timbulnya efek samping yang sangat mengganggu dan tidak dapat diatasi dengan  pengobatan biasa.
3)     Sudah habis masa pakainya.
4)     Terjadi kehamilan.

b.       Teknik pencabutan implant
Mengeluarkan implant umumnya lebih sulit dari pada insersi persoalan  dapat timbulnya implant dipasang terlalu dalam atau bila timbul jaringan fibrous di sekeliling implant.
Adapun cara untuk mengeluarkan implant yang sudah terpasang pada kulit   ialah :
1.      Informed consert
2.      Bidan dan penerima melaksanakan basuh tangan dengan memperhatikan aseptik dan
          antiseptik.
3.      Tentukan lokasi dari implant dengan jari-jari tangan dan dapat diberi tanda/gambar dengan tinta bila perlu.
4.      Oleskan tempat yang akan dilakukan pencabut dengan larutan antiseptik dan pasang  duk steril.
5.      Suntikan anesteri lokal dibawah implant, jangan menyuntikan anestesi diatas implant karena pembengkakan kulit dapat menghalangi pandangan dari retak implantnya.
6.      Buat satu insisi 4 mm sedekat mungkin pada ujung-ujung implant, pada tempat ganjal kipas.
7.      Keluarkan implant pertama yang terletak paling depan ke insisi atau terletak paling depan  ke permukaan.
8.      Sampai ketika ini dikenal 4 cara pencabutan implant
1)  cara POP – OUT (Darney, Klaise dan Walker), merupakan teknik pilihan bila  memungkinkan karena tidak traumatis, sekalipun tidak selalu mudah untuk mengerjakannya. Dorong ujung proksimal “kapsul” (arah bahu) ke arah diistal  dengan ibu jari sehingga mendekati lubang insisi, sementara  jari telunjuk menahan episode tengah “kapsul”, sehingga ujung distal kapsul menekan kulit.


2)  Cara standard, jepit ujung distal “kapsul” dengan klem mosquito, hingga kira-kira  0,5 -1 cm dari ujung klemnya, masuk dibawah kulit melalui lubang insisi. Putar pegangan klem pada posisi 180 di sekitar sumbu utamanya mengarah ke bagu akseptor. Bersihkan jaringan-jaringan yang menempel di sekeliling klem dan kapsul dengan skalpet atau kasa steril hingga “kapsul” terlihat dengan jelas. Tangkap ujung “kapsul” yang sudah terlihat dengan klem orile lepaskan klem mosquito dan               keluarkan “kapsul” dengan klem orile.
3)  Cara “U”, Teknik ini dikembangkan oleh Dr Untung prawiroharjo dari semarang dibuat insisi memanjang selebar 4 mm kira-kira 5 mm proksimal dari ujung distal  “kapsul” di antara kapsul ke-3 dan  kapsul ke-4. “kapsul” yang akan dicabut difiksasi dengan meletakkan jari telunjuk tangan kiri sejajar di samping “kapsul”. “kapsul”                dipegang dengan klem (Norplant holding forceps) kurang lebih 5 mm dari ujung  distalnya. Kemudian klem diputar ke arah pangkal lengan atas / pundak penerima sehingga “kapsul” terlihat di bawah lubang insisi dan dapat dibersihkan dari  jaringan-jaringan yang menyelubunginya dengan memakai skalpel  untuk   seterusnya dicabut keluar.
4)    Cara Tusuk “Ma”, Dikembangkan oleh Dr. IBG Manuaba dari denpasar memakai alat bantu kawat atau jari roda sepeda, satu ujung di lengkungan sepanjang 0,5 – 0,75 cm dengan sudut 90 dan diperkecil serta diruncingkan, sedangkan ujung yang lain dilengkungkan dalam satu bidang dengan lengkungan runcing tadi dan dipakai  untuk pegangan operator setelah “kapsul” dijepit dengan pinset atau klem arteri, jaringan ikat dibersihkan dengan pisau hingga “kapsul” tampak putih. Kemudian alat  tusuk “ma” ditusukkan pada “kapsul” serta terus diikat keluar. Berikan anestensi lagi
             bila diperlukan, untuk mengeluarkan implant yang lain.
9.      Tutup dan bungkus luka insisi menyerupai pada ketika insersi bila penerima ingin dipasang implant yang lain. Upaya pencabutan keenam “kapsul” norplant dibatasi hingga waktu 45 menit. Bila waktu tersebut tidak semua “kapsul” berhasil dikeluarkan, maka prosedur pencabutan dihentikan dan upaya pencabutan kembali sisa “kapsul” yang masih  tertinggal diulangi kira-kira 3-4 ahad kemudian. Hal ini untuk mengurangi terjadinya  infeksi dan rasa nyeri. Di samping itu mecabut sisa “kapsul” norplant akan lebih mudah      bila lengan penerima telah sembuh dari stress berat jaringan upaya pencabutan yang lalu. Setelah selesai dengan pencabutan keenam “kapsul” norplant rendam setelah alat-alat yang sudah dipakai dalam cairan 0,5% untuk dekontaminasi alat-alat.

c.    Pemeliharaan Alat-alat Untuk Insersi dan Pengangkatan Implant
1)    Troicard harus dicuci dengan air hangat dan larutan antiseptik segera setelah insersi, kemudian didesinfeksi sebelum pemakaian.
2)    Desinfeksi dapat dilakukan dengan :
a).   Autoclave selama 20 menit.
b).   Direbus dalam air mendidih selama 5-10 menit.
c).   Sterilisasi cuek dengan larutan germiside untuk sedikitnya 1 jam
3)   Desinfeksi dengan autoclave merupakan cairan paling efektif.
4)  Ketiga cara desinfeksi tersebut akan membunuh HIL yaitu penyebab AIDS
5)  Tetapi merebus dalam air panas selama 5-10 menit atau sterilisasi dingin, tidak akan membunuh virus hepatitis B pada tempat endemik hepatitis, alat-alat harus direbus dalam air selama 15-30 menit.
6) Ujung trocar harus dipriksa setelah melaksanakan 10 insersi, dan bila diharapkan dapat diasah kembali dengan pemeliharaan yang baik. Trocar dapat dipakai untuk melaksanakan kurang lebih 50 insersi.hanafi ,2004hal 189]


DAFTAR PUSTAKA
Hanifah, Winkjosastro. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta: yayasan bina     pustaka sarwono prawirohardjo.
Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius.
Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: yayasan bina     pustaka sarwono prawirohardjo.



Histats