Pendahuluan
PKK yaitu kependekan dari Pembinaan Kesejahteraan Keluarga. Singkatan PKK sepertinya lebih membudaya dari pada kepanjangannya. Tidak semua masyarakat khususnya ibu-ibu memahami pengertian PKK. Bagi kader PKK tentu menyadari betul keberadaan gerakan ini yang bersifat nasional. Namun, bagi ibu-ibu yang masih awam, PKK tidak bedanya dengan arisan saja. Yakni, suatu kegiatan pertemuan ibu-ibu yang dilaksanakan rutin setiap bulan dengan jamuan sekedarnya. Acara pun dikemas sedemikian rupa sehingga terkesan kalem dan kekeluargaan. Beruntung jikalau ibu ketua PKK-nya hadir dan menunjukkan pembinaan ke arah kesejahteraan keluarga. Kalau ketua PKK tidak hadir dan pengurus tidak siap, jadilah pertemuan PKK menjadi kegiatan ritual makan bersama. Lebih parah lagi jikalau pengurus PKK tidak paham hakekat PKK itu sendiri. Pertemuan PKK menjadi ajang kontes baju, perhiasan, pamer tabungan, ngrumpi kian kemari yang tak berujung pangkal. Namun, banyak juga kader PKK yang sungguh-sungguh telah memerankan diri sebagai kader. Tidak saja menjadi motor penggagas PKK, namun juga dapat dijadikan pola bagi anggota, baik cara bertutur maupun bersikap. Hanya saja perannya sebagai penggagas jangan kebablasan menjadi otoriter. Mentang-mentang kader lalu mengatur segalanya (penentu pengambilan keputusan) tanpa mengindahkan musyawarah untuk mencapai mufakat. Kader semacam inilah yang lalu mencemari citra PKK menjadi buruk. Ujung-ujungnya anggota PKK menjadi enggan datang pada dikala pertemuan, apalagi ikut berperan aktif dalam banyak sekali kegiatan PKK lainnya, ibarat posyandu, PMT, UPGK, dan lain sebagainya.
Kondisi demikian tentu tidak berlaku secara umum. Setidaknya menjadi wacana bagi kita dalam memperingati Hari Kesatuan Gerak PKK yang jatuh pada tanggal 27 Desember 2006 untuk segera instrospeksi diri, mau dikemanakan (baca : eksistensi) PKK di masa datang. Hingga masuk periode globalisasi yang menuntut peran ibu lebih maksimal dalam wadah PKK, masih banyak PR besar yang harus segera dikerjakan. Bagaimana mengubah PKK dari paradigma lama ini menjadi paradigma gres dengan tetap berpegang pada Pancasila dan UUD 1945,serta dasar hukum yang mengatur PKK guna menyongsong gerakan PKK di masa depan?
Kondisi demikian tentu tidak berlaku secara umum. Setidaknya menjadi wacana bagi kita dalam memperingati Hari Kesatuan Gerak PKK yang jatuh pada tanggal 27 Desember 2006 untuk segera instrospeksi diri, mau dikemanakan (baca : eksistensi) PKK di masa datang. Hingga masuk periode globalisasi yang menuntut peran ibu lebih maksimal dalam wadah PKK, masih banyak PR besar yang harus segera dikerjakan. Bagaimana mengubah PKK dari paradigma lama ini menjadi paradigma gres dengan tetap berpegang pada Pancasila dan UUD 1945,serta dasar hukum yang mengatur PKK guna menyongsong gerakan PKK di masa depan?
Hakekat Gerakan PKK
PKK yaitu gerakan yang tumbuh dari bawah dengan wanita sebagai motor / penggeraknya untuk membangun keluarga sejahtera sebagai unit atau kelompok terkecil dalam masyarakat ( Pedoman Pelaksanaan Kesatuan Gerak PKK-KB-Kesehatan : 5 ). Pengertian ini secara lengkap telah termaktub dalam Buku Pintar PKK yang bunyinya sebagai berikut :
“PKK yaitu gerakan pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah dengan wanita sebagai motor penggeraknya untuk membangun keluarga sebagai unit atau kelompok terkjecil dalam masyarakat guna menumbuhkan, menghimpun, mengarahkan, dan membina keluarga guna mewujudkan keluarga sejahtera”.
PKK yaitu gerakan yang tumbuh dari bawah dengan wanita sebagai motor / penggeraknya untuk membangun keluarga sejahtera sebagai unit atau kelompok terkecil dalam masyarakat ( Pedoman Pelaksanaan Kesatuan Gerak PKK-KB-Kesehatan : 5 ). Pengertian ini secara lengkap telah termaktub dalam Buku Pintar PKK yang bunyinya sebagai berikut :
“PKK yaitu gerakan pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah dengan wanita sebagai motor penggeraknya untuk membangun keluarga sebagai unit atau kelompok terkjecil dalam masyarakat guna menumbuhkan, menghimpun, mengarahkan, dan membina keluarga guna mewujudkan keluarga sejahtera”.
Dari batasan PKK tersebut jelaslah bahwa tujuan gerakan PKK yaitu mewujudkan keluarga sejahtera. Yaitu, keluarga yang bisa menciptakan keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara kemajuan lahiriah dan batiniah berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Mengapa keluarga sejahtera ini harus diupayakan? Keluarga yaitu unit terkecil dalam masyarakat yang mempunyai arti besar dalam proses pembangunan. Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan wilayah terbentang dari Sabang hingga Merauke, bekerjsama terbangun atas unit-unit keluarga kecil. Apabila masing-masing keluarga sudah dapat mewujudkan tata kehidupan dan penghidupannya diliputi rasa saling pengertian, kekeluargaan yang harmonis, tentu Indonesia akan menjadi negara yang aman, damai, tentram, dan sejahtera. Jadi, kondisi keluarga dapat menjadi salah satu barometer bagi kesejahteraan masyarakat pada umumnya.
Permasalahannya sekarang yaitu bagaimana membudayakan PKK sesuai dengan eksistensinya? PKK dengan 10 kegiatan pokoknya, yakni penghayatan dan pengamalan Pancasila, gotong royong, pangan, sandang, perumahan dan tata laksana rumah tangga, pendidikan dan ketrampilan, kesehatan, membuatkan kehidupan berkoperasi, kelestarian lingkungan hidup, serta perencanaan yang sehat merupakan kekuatan yang strategis. Tidak saja dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, namun juga dapat menekan laju pertumbuhan penduduk dengan KB, dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Melalui kegiatan pengembangan berkoperasi, PKK dapat menanamkan dasar demokrasi ekonomi. PKK juga mengenalkan taktik untuk membuatkan usaha guna meningkatkan taraf hidup. Yang lebih mendasar lagi, upaya menyadarkan mayarakat akan perlunya pelestarian lingkungan hidup. Intinya, bagaimana PKK melalui Pokja-Pokjanya dapat berperan aktif dalam seluruh aspek kehidupan, termasuk di dalamnya peran serta dalam meningkatkan sektor pendidikan, khususnya pendidikan ketrampilan ?
PKK yang merupakan wadah kegiatan ibu-ibu, tidak afdol jikalau kurang memperhatikan sektor pendidikan. Dalam kehidupan keluarga, wanita yaitu pengasuh serta pendidik yang utama dan pertama bagi putra-putrinya. Sedang dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, wanita yaitu pelahir generasi penerus ( Bulletin Nusa Indah, 2003 : 9 ). Hal ini selaras dengan isi pidato Presiden SBY pada Hari Anak Nasional Th 2006, sebagai berikut :
“ Anak-anak yaitu amanah dari Tuhan Yang Maha Kuasa, Tuhan SWT. Dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai insan seutuhnya. Anak yaitu tunas , potensi, dan generasi penerus impian usaha bangsa. Anak mempunyai peranan strategis yang menjamin kelangsungan bangsa di masa yang akan datang. Kita sebagai orang tua, mengemban peran mulia untuk menunjukkan curahan kasih sayang, mendidik dan membesarkan bawah umur kita denga rasa tanggung jawab” (Bulletin Khusus Warta Desa, Juli 2006 ).
Mengapa keluarga sejahtera ini harus diupayakan? Keluarga yaitu unit terkecil dalam masyarakat yang mempunyai arti besar dalam proses pembangunan. Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan wilayah terbentang dari Sabang hingga Merauke, bekerjsama terbangun atas unit-unit keluarga kecil. Apabila masing-masing keluarga sudah dapat mewujudkan tata kehidupan dan penghidupannya diliputi rasa saling pengertian, kekeluargaan yang harmonis, tentu Indonesia akan menjadi negara yang aman, damai, tentram, dan sejahtera. Jadi, kondisi keluarga dapat menjadi salah satu barometer bagi kesejahteraan masyarakat pada umumnya.
Permasalahannya sekarang yaitu bagaimana membudayakan PKK sesuai dengan eksistensinya? PKK dengan 10 kegiatan pokoknya, yakni penghayatan dan pengamalan Pancasila, gotong royong, pangan, sandang, perumahan dan tata laksana rumah tangga, pendidikan dan ketrampilan, kesehatan, membuatkan kehidupan berkoperasi, kelestarian lingkungan hidup, serta perencanaan yang sehat merupakan kekuatan yang strategis. Tidak saja dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, namun juga dapat menekan laju pertumbuhan penduduk dengan KB, dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Melalui kegiatan pengembangan berkoperasi, PKK dapat menanamkan dasar demokrasi ekonomi. PKK juga mengenalkan taktik untuk membuatkan usaha guna meningkatkan taraf hidup. Yang lebih mendasar lagi, upaya menyadarkan mayarakat akan perlunya pelestarian lingkungan hidup. Intinya, bagaimana PKK melalui Pokja-Pokjanya dapat berperan aktif dalam seluruh aspek kehidupan, termasuk di dalamnya peran serta dalam meningkatkan sektor pendidikan, khususnya pendidikan ketrampilan ?
PKK yang merupakan wadah kegiatan ibu-ibu, tidak afdol jikalau kurang memperhatikan sektor pendidikan. Dalam kehidupan keluarga, wanita yaitu pengasuh serta pendidik yang utama dan pertama bagi putra-putrinya. Sedang dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, wanita yaitu pelahir generasi penerus ( Bulletin Nusa Indah, 2003 : 9 ). Hal ini selaras dengan isi pidato Presiden SBY pada Hari Anak Nasional Th 2006, sebagai berikut :
“ Anak-anak yaitu amanah dari Tuhan Yang Maha Kuasa, Tuhan SWT. Dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai insan seutuhnya. Anak yaitu tunas , potensi, dan generasi penerus impian usaha bangsa. Anak mempunyai peranan strategis yang menjamin kelangsungan bangsa di masa yang akan datang. Kita sebagai orang tua, mengemban peran mulia untuk menunjukkan curahan kasih sayang, mendidik dan membesarkan bawah umur kita denga rasa tanggung jawab” (Bulletin Khusus Warta Desa, Juli 2006 ).
Agar seorang ibu dapat memerankan diri sebagai pendidik pertama dan utama, perlu adanya upaya membuatkan kemampuan dan ketrampilan melalui optimalisasi PKK. Secara umum memang pendidikan sudah dilaksanakan di lembaga-lembaga formal. Namun, pendidikan keterampilan ( live skill ) telah menjamur di lembaga-lembaga yang berbasis masyarakat, yang tidak menutup kemungkinan ibu-ibu PKK ikut berperan di dalamnya.
Visi, Misi, dan Sasaran Gerakan PKK
Visi yaitu suatu gambaran yang menantang perihal keadaan masa depan yang diinginkan. Menurut Lusi Kholiq Arief dalam Materi Bimbingan teknis Pengelola Perpustakaan, Visi Gerakan PKK yaitu terwujudnya keluarga sejahtera untuk menuju masyarakat madani, yaitu masyarakat yang maju, mandiri, demokratif, partisipatif, dan sadar hukum. Dengan visi tersebut, setiap keluarga disadarkan akan perannya untuk ikut mewujudkan masyarakat madani. Memang, hidup di periode maju dan canggih ini, mau tidak mau harus berpikiran maju. Keluarga yang berpikiran maju tidak akan berdiam diri di tengah arus berita yang begitu deras. Keluarga tersebut, akan selalu merasa kurang / ketinggalan jaman, sehingga tumbuh kemauan untuk selalu berguru mengejar kemajuan zaman. Keluarga yang maju, akan terbiasa berpikir positif dalam menghadapi banyak sekali permasalahan dalam kehidupan. Keluarga mampu berdiri diatas kaki sendiri ibarat itulah yang terbiasa hidup secara demokratis dan partisipatif dalam setiap memecahkan permasalahan. Keluarga ibarat itulah yang ingin diwujudkan oleh PKK dalam perjuangannya selama ini. Keluarga mampu berdiri diatas kaki sendiri dan sejahtera apabila ikut berperan serta dalam pembangunan, tidak semata-mata melaksanakan instruksi dari atas. Namun, atas kesadaran sendiri sebagai warga negara yang memang mempunyai tanggung jawab ikut berperan serta dalam pembangunan.
Salah satu upaya untuk mewujudkan visi gerakan PKK yaitu dengan pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat akan terwujud jikalau ada upaya untuk memberdayakan keluarga. Sedang yang dimaksudkan pemberdayaan keluarga yaitu segala upaya fasilitasi yang bersifat non-instruktif guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan semoga bisa mengidentifikasi problem , merencanakan, dan mengambil keputusan untuk melaksanakan pemecahan dengan benar, tanpa atau dengan pemberian pihak lain (Panduan Pemberdayaan Masyarakat, 1999 : 2). Pemberdayaan keluarga ini penting alasannya yaitu akan menghasilkan kemandirian keluarga.
Misi yaitu sesuatu yang harus dilaksanakan semoga tujuan yang diharapkan dapat dicapai di masa yang akan datang. Misi Gerakan PKK yaitu memberdayakan masyarakat dan menciptakan kondisi untuk meningkatkan SDM masyarakat sehingga bisa membangun dirinya berdasarkan potensi, kebutuhan aspirasi dan kewenangan yang ada.
Guna mewujudkan misi PKK tersebut, ditetapkan pula sasaran gerakan PKK sebagai berikut :
1. Pengembangan dan peningkatan mental spiritual ( sikap dan perilaku ) sebagai insan hamba Tuhan, anggota masyarakat, dan warga negara yang dinamis serta bermanfaat berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
2. Pengembangan dan peningkatan fisik material ( pangan, sandang, papan, kesehatan, dan kesempatan kerja ) yang layak serta lingkungan hidup yang sehat dan lestari melalui peningkatan pendidikan, pengetahuan, dan ketrampilan.
Upaya mewujudkan kesejahteraan keluarga yang antara lain dilakukan melalui gerakan PKK dengan 10 programnya telah menunjukkan keberhasilan ( Pedoman Pelaksanaan Kesatuan Gerak PKK – KB – Kesehatan Tahun 1996/1997 : 1 ). Peran serta PKK di bidang kesehatan tersebut berupa kegiatan dalam pelaksanaan kegiatan KB. Melalui kegiatan Posyandu, UPGK, KIE, BKB, BKL, PMT Pemulihan, penyuluhan-penyuluhan, PMT As, dsb. Pada kurun waktu tahun 1999 -2006 kegiatan pemberdayaan masyarakat ( termasuk didalamnya PKK ) diprioritaskan kepada pelayanan kesehatan ibu dan anak ( KIA ). Bahkan, semenjak dicanangkan tahun 1996 Posyandu telah meningkat tiga kali lipat dari 67.986 pos menjadi 185.660 pos. Demikian juga upaya menumbuhkembangkan kesehatan dengan bersumberdaya masyarakat ibarat Polindes, Bank Donor Darah, JPKM, Dana Sehat, Tabulin, Tassia, dsb. Seperti di Kabupaten Malang berhasil menggali partisipasi masyarakat, sehingga lebih dari 75 % desa membangun polindes.
Meskipun keberhasilan Malang tersebut sangat situasional dan tidak dapat dijadikan tolok ukur secara nasional, namun tetap merupakan keberhasilan yang membanggakan. Termasuk kegiatan-kegiatan di bidang kesehatan, ibarat telah diuraikan di depan, sangatlah bagus jikalau dapat dipertahankan dan ditingkatkan.
Yang perlu diprioritaskan ke depan di bidang kesehatan yaitu :
a. Tingkat peran serta kader tidak sebatas petugas posyandu dan pembagi PMT, vitamin A, dan kegiatan rutin lainnya, namun diberdayakan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan, termasuk pengelolaan dana yang barangkali dianggarkan.
b. Peningkatan SDM kader sehingga menjadi motor penggagas PKK secara professional. Hal ini bisa dengan menyertakan dalam pelatihan-pelatihan, kursus-kursus, sarasehan / seminar, dan sebagainya.
c. Pemerataan kualitas kader PKK hingga ke pelosok-pelosok desa. Misalnya dengan menunjukkan bimbingan dan aba-aba oleh kader tingkat kabupaten kepada kader desa.
d. Peningkatan pelayanan petugas kesehatan yang ditunjuk pemerintah semoga lebih baik, ramah, menyenangkan, dan cepat. Khususnya kepada warga yang menggunakan kartu sehat jangan diperlakukan lain dengan pasien biasa.
Visi yaitu suatu gambaran yang menantang perihal keadaan masa depan yang diinginkan. Menurut Lusi Kholiq Arief dalam Materi Bimbingan teknis Pengelola Perpustakaan, Visi Gerakan PKK yaitu terwujudnya keluarga sejahtera untuk menuju masyarakat madani, yaitu masyarakat yang maju, mandiri, demokratif, partisipatif, dan sadar hukum. Dengan visi tersebut, setiap keluarga disadarkan akan perannya untuk ikut mewujudkan masyarakat madani. Memang, hidup di periode maju dan canggih ini, mau tidak mau harus berpikiran maju. Keluarga yang berpikiran maju tidak akan berdiam diri di tengah arus berita yang begitu deras. Keluarga tersebut, akan selalu merasa kurang / ketinggalan jaman, sehingga tumbuh kemauan untuk selalu berguru mengejar kemajuan zaman. Keluarga yang maju, akan terbiasa berpikir positif dalam menghadapi banyak sekali permasalahan dalam kehidupan. Keluarga mampu berdiri diatas kaki sendiri ibarat itulah yang terbiasa hidup secara demokratis dan partisipatif dalam setiap memecahkan permasalahan. Keluarga ibarat itulah yang ingin diwujudkan oleh PKK dalam perjuangannya selama ini. Keluarga mampu berdiri diatas kaki sendiri dan sejahtera apabila ikut berperan serta dalam pembangunan, tidak semata-mata melaksanakan instruksi dari atas. Namun, atas kesadaran sendiri sebagai warga negara yang memang mempunyai tanggung jawab ikut berperan serta dalam pembangunan.
Salah satu upaya untuk mewujudkan visi gerakan PKK yaitu dengan pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat akan terwujud jikalau ada upaya untuk memberdayakan keluarga. Sedang yang dimaksudkan pemberdayaan keluarga yaitu segala upaya fasilitasi yang bersifat non-instruktif guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan semoga bisa mengidentifikasi problem , merencanakan, dan mengambil keputusan untuk melaksanakan pemecahan dengan benar, tanpa atau dengan pemberian pihak lain (Panduan Pemberdayaan Masyarakat, 1999 : 2). Pemberdayaan keluarga ini penting alasannya yaitu akan menghasilkan kemandirian keluarga.
Misi yaitu sesuatu yang harus dilaksanakan semoga tujuan yang diharapkan dapat dicapai di masa yang akan datang. Misi Gerakan PKK yaitu memberdayakan masyarakat dan menciptakan kondisi untuk meningkatkan SDM masyarakat sehingga bisa membangun dirinya berdasarkan potensi, kebutuhan aspirasi dan kewenangan yang ada.
Guna mewujudkan misi PKK tersebut, ditetapkan pula sasaran gerakan PKK sebagai berikut :
1. Pengembangan dan peningkatan mental spiritual ( sikap dan perilaku ) sebagai insan hamba Tuhan, anggota masyarakat, dan warga negara yang dinamis serta bermanfaat berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
2. Pengembangan dan peningkatan fisik material ( pangan, sandang, papan, kesehatan, dan kesempatan kerja ) yang layak serta lingkungan hidup yang sehat dan lestari melalui peningkatan pendidikan, pengetahuan, dan ketrampilan.
Upaya mewujudkan kesejahteraan keluarga yang antara lain dilakukan melalui gerakan PKK dengan 10 programnya telah menunjukkan keberhasilan ( Pedoman Pelaksanaan Kesatuan Gerak PKK – KB – Kesehatan Tahun 1996/1997 : 1 ). Peran serta PKK di bidang kesehatan tersebut berupa kegiatan dalam pelaksanaan kegiatan KB. Melalui kegiatan Posyandu, UPGK, KIE, BKB, BKL, PMT Pemulihan, penyuluhan-penyuluhan, PMT As, dsb. Pada kurun waktu tahun 1999 -2006 kegiatan pemberdayaan masyarakat ( termasuk didalamnya PKK ) diprioritaskan kepada pelayanan kesehatan ibu dan anak ( KIA ). Bahkan, semenjak dicanangkan tahun 1996 Posyandu telah meningkat tiga kali lipat dari 67.986 pos menjadi 185.660 pos. Demikian juga upaya menumbuhkembangkan kesehatan dengan bersumberdaya masyarakat ibarat Polindes, Bank Donor Darah, JPKM, Dana Sehat, Tabulin, Tassia, dsb. Seperti di Kabupaten Malang berhasil menggali partisipasi masyarakat, sehingga lebih dari 75 % desa membangun polindes.
Meskipun keberhasilan Malang tersebut sangat situasional dan tidak dapat dijadikan tolok ukur secara nasional, namun tetap merupakan keberhasilan yang membanggakan. Termasuk kegiatan-kegiatan di bidang kesehatan, ibarat telah diuraikan di depan, sangatlah bagus jikalau dapat dipertahankan dan ditingkatkan.
Yang perlu diprioritaskan ke depan di bidang kesehatan yaitu :
a. Tingkat peran serta kader tidak sebatas petugas posyandu dan pembagi PMT, vitamin A, dan kegiatan rutin lainnya, namun diberdayakan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan, termasuk pengelolaan dana yang barangkali dianggarkan.
b. Peningkatan SDM kader sehingga menjadi motor penggagas PKK secara professional. Hal ini bisa dengan menyertakan dalam pelatihan-pelatihan, kursus-kursus, sarasehan / seminar, dan sebagainya.
c. Pemerataan kualitas kader PKK hingga ke pelosok-pelosok desa. Misalnya dengan menunjukkan bimbingan dan aba-aba oleh kader tingkat kabupaten kepada kader desa.
d. Peningkatan pelayanan petugas kesehatan yang ditunjuk pemerintah semoga lebih baik, ramah, menyenangkan, dan cepat. Khususnya kepada warga yang menggunakan kartu sehat jangan diperlakukan lain dengan pasien biasa.
Di samping bidang kesehatan, bidang-bidang lain ibarat pangan, sandang, dan lain-lainnya juga perlu ditingkatkan. Untuk bidang sandang dan pangan perlu lebih ditingkatkan dalam upaya peningkatan kesejahteraan keluarga. Sesuai dengan potensi yang ada di tempat masing – masing, hendaknya didayagunakan semaksimal mungkin. Harapan lebih lanjut, upaya ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi keluarga yang akan berimbas pada ekonomi masyarakat. Bisa jadi berupa industri rumah tangga makanan dan minuman, atau usaha produksi sandang atau kursus ketrampilan sandang. Semangat kerjasama/gotong royong ini juga dapat untuk membuatkan kehidupan berkoperasi. Koperasi merupakan dasar demokarasi ekonomi yang diharapkan dari, oleh, dan untuk masyarakat. Karena itu perlu dikembangkan di kalangan keluarga, alasannya yaitu akan mendorong kesempatan berusaha dan kesempatan kerja di banyak sekali lapangan baik produksi maupun jasa.
Apabila setiap keluarga telah diberdayakan mampu berdiri diatas kaki sendiri dan berkembang, bidang-bidang lain ibarat kelestarian lingkungan hidup, penghayatan dan pengamalan pancasila, serta perumahan dan tata laksana rumah tangga juga akan tercapai. Terlebih lagi jikalau bidang pendidikan dan ketrampilan diberdayakan semenjak dini di lingkungan masyrakat, akan terjembatani kesenjangan-kesenjangan di sektor lain. Untuk itu salah satu alternatifnya yaitu dengan mendirikan perpustakaan desa.
Apabila setiap keluarga telah diberdayakan mampu berdiri diatas kaki sendiri dan berkembang, bidang-bidang lain ibarat kelestarian lingkungan hidup, penghayatan dan pengamalan pancasila, serta perumahan dan tata laksana rumah tangga juga akan tercapai. Terlebih lagi jikalau bidang pendidikan dan ketrampilan diberdayakan semenjak dini di lingkungan masyrakat, akan terjembatani kesenjangan-kesenjangan di sektor lain. Untuk itu salah satu alternatifnya yaitu dengan mendirikan perpustakaan desa.
Peranan PKK dalam Pemberdayaan Perpustakaan Desa
Pendidikan dan ketrampilan wanita sangat dekat kaitannya dengan peran pokok wanita / ibu dalam membina keluarga sejahtera. Karena itu wanita / ibu perlu meningkatkan diri dalam menambah pengetahuan dan ketrampilannya dengan membaca. Untuk itu diharapkan adanya perpustakaan di komunitas terkecil ( RT / RW ).
Salah satu kegiatan kerja Pokja II PKK yaitu peningkatan minat baca dan pemberdayaan perpustakaan. Artinya, ada gayung bersambut antara kebutuhan pemenuhan pengetahuan dan berita masyarakat dengan kegiatan PKK di periode berita ini. Lalu seberapa besar peranan PKK dalam pemberdayaan perpustakaan ?
PKK sebagai mitra kerja pemerintah sekaligus merupakan organisasi kemasyarakatan yang berfungsi sebagai fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali dan penggagas pada masing-masing tingkatan. PKK juga berperan serta dalam membuatkan perpustakaan , memelihara dan memanfaatkan materi pustaka secara sempurna dan berhasil guna. Tidak terkecuali , ikut mencerdaskan kehidupan masyarakat dengan ikut serta dalam gerakan pembebasan 3 ( tiga ) Buta.
Begitu besarnya peranan PKK dalam pemberdayaan perpustakaan desa bagi peningkatan kualitas SDM ibu-ibu PKK, maka dipandang perlu adanya perpustakaan di tingkat desa / kelurahan. Pemberdayaan perpustakaan secara optimal akan berfungsi sebagai rumah berguru masyarakat. Seluruh lapisan masyarakat dari segala umur dapat menggunakan perpustakaan untuk pemberdayaan diri dan pemberdayaan masyarakat.
Pemberdayaan yaitu penguatan kemampuan, kemauan dan kemandirian masyarakat yang meliputi :
1. Penguatan bidang ekonomi baik dalam penguasaan aset, peningkatan SDM, susukan pasar, perubahan sikap mental dalam berusaha dan bekerja.
2. Penguatan masyarakat dalam bidang pendidikan, kesehatan, kebudayaan, politik melalui perluasan susukan , sehingga terbentuk masyarakat yang memiliki kepribadian, disiplin, mampu berdiri diatas kaki sendiri dan optimis.
3. Penguatan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan publik (Slamet Sutopo, KPM, 2006).
Pendidikan dan ketrampilan wanita sangat dekat kaitannya dengan peran pokok wanita / ibu dalam membina keluarga sejahtera. Karena itu wanita / ibu perlu meningkatkan diri dalam menambah pengetahuan dan ketrampilannya dengan membaca. Untuk itu diharapkan adanya perpustakaan di komunitas terkecil ( RT / RW ).
Salah satu kegiatan kerja Pokja II PKK yaitu peningkatan minat baca dan pemberdayaan perpustakaan. Artinya, ada gayung bersambut antara kebutuhan pemenuhan pengetahuan dan berita masyarakat dengan kegiatan PKK di periode berita ini. Lalu seberapa besar peranan PKK dalam pemberdayaan perpustakaan ?
PKK sebagai mitra kerja pemerintah sekaligus merupakan organisasi kemasyarakatan yang berfungsi sebagai fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali dan penggagas pada masing-masing tingkatan. PKK juga berperan serta dalam membuatkan perpustakaan , memelihara dan memanfaatkan materi pustaka secara sempurna dan berhasil guna. Tidak terkecuali , ikut mencerdaskan kehidupan masyarakat dengan ikut serta dalam gerakan pembebasan 3 ( tiga ) Buta.
Begitu besarnya peranan PKK dalam pemberdayaan perpustakaan desa bagi peningkatan kualitas SDM ibu-ibu PKK, maka dipandang perlu adanya perpustakaan di tingkat desa / kelurahan. Pemberdayaan perpustakaan secara optimal akan berfungsi sebagai rumah berguru masyarakat. Seluruh lapisan masyarakat dari segala umur dapat menggunakan perpustakaan untuk pemberdayaan diri dan pemberdayaan masyarakat.
Pemberdayaan yaitu penguatan kemampuan, kemauan dan kemandirian masyarakat yang meliputi :
1. Penguatan bidang ekonomi baik dalam penguasaan aset, peningkatan SDM, susukan pasar, perubahan sikap mental dalam berusaha dan bekerja.
2. Penguatan masyarakat dalam bidang pendidikan, kesehatan, kebudayaan, politik melalui perluasan susukan , sehingga terbentuk masyarakat yang memiliki kepribadian, disiplin, mampu berdiri diatas kaki sendiri dan optimis.
3. Penguatan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan publik (Slamet Sutopo, KPM, 2006).
Penutup
PKK sebagai salah satu organisasi masyarakat yang tumbuh dari bawah dengan wanita sebagai penggeraknya mempunyai peranan strategis dalam pencapaian tujuan pembangunan nasional. Sejak dicanangkan Tahun 1984 berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 28 Tahun 1984 hingga kini PKK telah menunjukkan kontribusi yang positif bagi keberhasilan KB, sehingga kegiatan untuk menekan angka pertumbuhan penduduk dapat tercapai. Demikian juga peranan PKK dalam mewujudkan keluarga sehat sejahtera melalui Posyandu, PMT, UPGK, Imunisasi, dan lain-lain telah positif hasilnya. Di bidang pembinaan gotong royong, membuatkan kehidupan berkoperasi dan perencanaan sehat walaupun belum maksimal sudah dapat terasa geliatnya dengan adanya pertemuan rutin PKK tiap bulan. Di dalam pertemuan tersebut terdapat kegiatan menabung, pendidikan, siraman rohani , dan sebagainya.
Namun, ke depan PKK harus dapat merubah paradigma lama yang kadang menjemukan. Kegiatan-kegiatan yang terkesan bersifat otoritas , hingga ke bawah kurang memberdayakan potensi masyarakat. Karena itu, sesuai tuntutan zaman perlu adanya paradigma baru. PKK di masa depan hendaknya lebih kooperatif, demokratif, memberdayakan keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan menuju terwujudnya tujuan gerakan PKK. Yakni terwujudnya keluarga yang beriman dan bertaqwa, berbudi luhur, sehat sejahtera, maju dan mandiri, memiliki kesadaran dan keadilan gender, serta kesadaran hukum dan lingkungan. Untuk itu ibu-ibu PKK harus membaca semoga pintar. Ibu PKK harus mempunyai rumah berguru guna meningkatkan kemampuan dan ketrampilan. Dengan meningkatnya minat baca bagi ibu-ibu PKK, bawah umur dan berilmu balig cukup akal maka meningkat pula SDM masyarakat. Dengan SDM yang tinggi, wanita / ibu-ibu menjadi mandiri, demokratif, partisipatif dan sadar hukum. Termasuk sadar akan perannya sebagai pendidik yang utama dan pertama dalam keluarga yang wajib membina anak dan generasi muda menyongsong masa depan yang penuh tantangan
PKK sebagai salah satu organisasi masyarakat yang tumbuh dari bawah dengan wanita sebagai penggeraknya mempunyai peranan strategis dalam pencapaian tujuan pembangunan nasional. Sejak dicanangkan Tahun 1984 berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 28 Tahun 1984 hingga kini PKK telah menunjukkan kontribusi yang positif bagi keberhasilan KB, sehingga kegiatan untuk menekan angka pertumbuhan penduduk dapat tercapai. Demikian juga peranan PKK dalam mewujudkan keluarga sehat sejahtera melalui Posyandu, PMT, UPGK, Imunisasi, dan lain-lain telah positif hasilnya. Di bidang pembinaan gotong royong, membuatkan kehidupan berkoperasi dan perencanaan sehat walaupun belum maksimal sudah dapat terasa geliatnya dengan adanya pertemuan rutin PKK tiap bulan. Di dalam pertemuan tersebut terdapat kegiatan menabung, pendidikan, siraman rohani , dan sebagainya.
Namun, ke depan PKK harus dapat merubah paradigma lama yang kadang menjemukan. Kegiatan-kegiatan yang terkesan bersifat otoritas , hingga ke bawah kurang memberdayakan potensi masyarakat. Karena itu, sesuai tuntutan zaman perlu adanya paradigma baru. PKK di masa depan hendaknya lebih kooperatif, demokratif, memberdayakan keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan menuju terwujudnya tujuan gerakan PKK. Yakni terwujudnya keluarga yang beriman dan bertaqwa, berbudi luhur, sehat sejahtera, maju dan mandiri, memiliki kesadaran dan keadilan gender, serta kesadaran hukum dan lingkungan. Untuk itu ibu-ibu PKK harus membaca semoga pintar. Ibu PKK harus mempunyai rumah berguru guna meningkatkan kemampuan dan ketrampilan. Dengan meningkatnya minat baca bagi ibu-ibu PKK, bawah umur dan berilmu balig cukup akal maka meningkat pula SDM masyarakat. Dengan SDM yang tinggi, wanita / ibu-ibu menjadi mandiri, demokratif, partisipatif dan sadar hukum. Termasuk sadar akan perannya sebagai pendidik yang utama dan pertama dalam keluarga yang wajib membina anak dan generasi muda menyongsong masa depan yang penuh tantangan
Sumber :