PERILAKU DAN SOSIAL BUDAYA PADA SAAT HAMIL,PERSALINAN,NIFAS DAN BBL
1. Hamil
a. Perilaku sosial budaya masyarakat selama kehamilan
1) Upacara-upacara yang dilakukan untuk mengupayakan keselamatan bagi janin
2) dalam prosesnya menjadi bayi sampai dikala kelahirannya yaitu upacara mitoni,
3) procotan dan brokohan.
4) Mengidam, dikotomi panas dingin
5) Larangan masuk hutan
6) Pantangan keluar waktu maghrib
7) Pantangan menjalin rambut sebab mampu menjadikan lilitan tali pusat.
8) Pantangan nazar sebab mampu menjadikan air liur menetes terus.
b. Peran bidan terhadap perilaku selama hamil
1) KIE perihal menjaga kehamilan yaitu dengan ANC teratur, konsumsi makananbergizi, batasi aktifitas fisik, tidak perlu pantang makan.
2) KIE perihal segala sesuatu sudah diatur Yang Mahakuasa Yang Maha Esa, mitos yang tidakbenar ditinggalkan.
3) Pendekatan kepada tokoh masyarakat untuk mengubah tradisi yang negatif atauberpengaruh buruk terhadap kehamilan.
2. Persalinan
a. Perilaku sosial budaya selama persalinan
1) Bayi laki – laki yaitu penerus keluarga yang akan membawa nama baik.
2) Bayi perempuan yaitu pelanjut atau penghasil keturunan.
3) Memasukkan minyak ke dalam vagina biar persalinan lancar.
4) Melahirkan di daerah terpencil hanya dengan dukun.
5) Minum air akar rumput fatimah dapat membuat persalinan lancar.
b. Peran bidan di komunitas terhadap perilaku selama persalinan
1) Memberikan pendidikan pada penolong persalinan mengenai daerah persalinan,proses persalinan, perawatan selama dan pasca persalinan.
2) Memberikan pendidikan mengenai konsep kebersihan baik dari segi daerah danperalatan.
3) Bekerja sama dengan penolong persalinan (dukun) dan tenaga kesehatan setempat.
3. Nifas dan Bayi Baru Lahir
a. Perilaku sosial budaya yang mensugesti masa nifas dan bayi gres lahir.
1) Pantang makan ikan, pedas, asin.
2) Tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari sebab mampu sawan
3) Tidak boleh makan terong mampu membuat bayi panas dingin
4) Minum jamu dapat memperlancar ASI
5) Upacara watak : brokohan, sepasaran, selapanan.
6) Menaruh ramuan pada tali pusat
7) Khitan yang dilakukan pada bayi laki – laki dan perempuan.
b. Peran bidan di komunitas terhadap perilaku masa nifas dan bayi gres lahir.
1) Kie perilaku konkret dan negatif.
2) Memberikan penyuluhan perihal pantangan makanan selama masa nifas dan
menyusui sebetulnya kurang menguntungkan bagi ibu dan bayi.
3) Memberikan pendidikan perihal perawatan bayi gres lahir yang benar dan tepat, meliputi pemotongan tali pusat, membersihkan/memandikan, menyusukan (kolostrum), menjaga kehangatan.
4) Memberikan penyuluhan pentingnya pemenuhan gizi selama masa pasca bersalin, bayi dan balita.
From : Catatan Kuliah Bidan Diah