Iklan Infeed Image Above

PERITONITIS : Komplikasi Nifas


PERITONITIS


PERITONITIS : Komplikasi Nifas
Peritonitis (radang selaput rongga perut) yaitu peradangan yang biasanya disebabkan oleh infeksi pada selaput rongga perut (peritoneum). Peritoneum yaitu selaput tipis dan jernih yang membungkus organ perut dan dinding perut sebelah dalam. Peritonitis yaitu peradangan peritoneum, selaput tipis yang melapisi dinding abdomen dan meliputi organ-organ dalam. Peradangan disebabkan oleh kuman atau infeksi jamur membran ini.
Peritonitis primer disebabkan oleh penyebaran infeksi dari darah dan kelenjar getah bening ke peritoneum. Jenis jarang peritonitis - kurang dari 1% dari semua kasus peritonitis primer.
Jenis yang lebih umum dari peritonitis, yang disebut peritonitis sekunder, disebabkan infeksi saat datang ke peritoneum dari gastrointestinal atau kanal bilier. Kedua kasus peritonitis sangat serius dan dapat mengancam kehidupan jikalau tidak dirawat dengan cepat.

Penyebab
Peritonitis biasanya disebabkan oleh :
1.      Penyebaran infeksi dari organ perut yang terinfeksi.
Yang sering menyebabkan peritonitis yaitu perforasi lambung, usus, kandung empedu atau usus buntu. Sebenarnya peritoneum sangat kebal terhadap infeksi. Jika pemaparan tidak berlangsung terus menerus, tidak akan terjadi peritonitis, dan peritoneum cenderung mengalami penyembuhan bila diobati.
2.      Penyakit radang panggul pada wanita yang masih aktif melaksanakan aktivitas seksual
3.      Infeksi dari rahim dan kanal telur, yang mungkin disebabkan oleh beberapa jenis kuman (termasuk yang menyebabkan gonore dan infeksi chlamidia)
4.      Kelainan hati atau gagal jantung, dimana cairan mampu berkumpul di perut (asites) dan mengalami infeksi
5.      Peritonitis dapat terjadi setelah suatu pembedahan.
Cedera pada kandung empedu, ureter, kandung kemih atau usus selama pembedahan dapat memindahkan kuman ke dalam perut. Kebocoran juga dapat terjadi selama pembedahan untuk menyambungkan episode usus.
6.      Dialisa peritoneal (pengobatan gagal ginjal) sering menjadikan peritonitis.
Penyebabnya biasanya yaitu infeksi pada pipa kanal yang ditempatkan di dalam perut.
7.      Iritasi tanpa infeksi.
Misalnya peradangan pankreas (pankreatitis akut) atau debu bedak pada sarung tangan dokter bedah juga dapat menyebabkan peritonitis tanpa infeksi.

Tanda dan Gejala
Tanda-tanda dan gejala peritonitis meliputi:
  • Pembengkakan dan nyeri di perut
  • Demam dan menggigil
  • Kehilangan nafsu makan
  • Haus
  • Mual dan muntah
  • Urin terbatas

Gejala
Gejala peritonitis tergantung pada jenis dan penyebaran infeksinya.  Biasanya penderita muntah, demam tinggi dan mencicipi nyeri tumpul di perutnya.  Bisa terbentuk satu atau beberapa abses.
Infeksi dapat meninggalkan jaringan parut dalam bentuk pita jaringan (perlengketan, adhesi) yang kesannya mampu menyumbat usus.  Bila peritonitis tidak diobati dengan seksama, komplikasi mampu berkembang dengan cepat.  Gerakan peristaltik usus akan menghilang dan cairan tertahan di usus halus dan usus besar. Cairan juga akan merembes dari peredaran darah ke dalam rongga peritoneum. Terjadi dehidrasi berat dan darah kehilangan elektrolit.  Selanjutnya mampu terjadi komplikasi utama, mirip kegagalan paru-paru, ginjal atau hati dan bekuan darah yang menyebar.

Diagnosa
Foto rontgen diambil dalam posisi berbaring dan berdiri.  Gas bebas yang terdapat dalam perut dapat terlihat pada foto rontgen dan merupakan petunjuk adanya perforasi.
Kadang-kadang sebuah jarum digunakan untuk mengeluarkan cairan dari rongga perut, yang akan diperiksa di laboratorium, untuk mengidentifikasi kuman penyebab infeksi dan memeriksa kepekaannya terhadap banyak sekali antibiotika.  Pembedahan eksplorasi merupakan teknik diagnostik yang paling dapat dipercaya.

Pengobatan
Biasanya yang pertama dilakukan yaitu pembedahan eksplorasi darurat, terutama bila terdapat apendisitis, ulkus peptikum yang mengalami perforasi atau divertikulitis.
Pada peradangan pankreas (pankreatitis akut) atau penyakit radang panggul pada wanita, pembedahan darurat biasanya tidak dilakukan.  Diberikan antibiotik yang tepat, bila perlu beberapa macam antibiotik diberikan bersamaan cairan dan elektrolit mampu diberikan melalui infuse.
Kadang – kadang infeksi uterus meluas lewat system limfatik sehingga mencapai kavum abdomen dan menyebabkan peritonitis. Komplikasi ini sekarang dengan terapi segera sudah jarang dijumpai, tetapi masih dapat ditemukan pada infeksi sesudah seksio sesaria kalau terjadi nekrosisdan terbukanya luka insisi uterus. Kadangkala dalam stadium lanjut perjalanan selulitis pelvic, abuh parametrium mampu mengalami rupture dan menimbulkan peritonitis generalisata yang merupakan malapetaka bagi penderitanya.
Peritonitis generalisata merupakan komplikasi yang fatal dan eksudat fibrinopurulen yang khas akan menimbulkan perlekatan usus, dan diantara gelung usus yang saling melekat itu dapat terbentuk gumpalan-gumpalan nanah. Ruang subdiafragma dan cul-de-sac kemudian dapat menjadi daerah pembentukan abses.
Secara klinis, peritonitis puerperalis mirip peritonitis bedah, kecuali rigiditas abdomen yang terjadi biasanya kurang begitu menonjol. Rasa nyeri mampu hebat. Distensi usus yang aktual merupakan akibata dari ilesus paralitik. Penyebab peritonitis generalisata harus dicari. Jika infeksi dimulai dalam uterus dan kemudian meluas ke dalam peritoneum, pengobatannya biasanya secara medis. Sebaliknya, peritonitis yang terjadi akhir lesi pada usus atau organ tambahannya harus diatasi dengan pembedahan.terapi antimikroba harus mencakup preparat yang paling besar kemungkinan khasiatnya terhadap infeksi Peptostreptococcus, Peptococcus, Bacteroides, Clostridium dan jenis – jenis kuman koliformis aerob. Pemberian infuse cairan dan elektrolit merupakan terapi penting mengingat pada peritonitis generalisata akan terjadi pelepasan sejumlah besar cairan ke dalam lumen serta dinding traktus gastrointestinal, dan kadasng-kadang pula ke dalam kavum peritonei. Vomitus, diare, dan febris juga menjadi penyebab hilangnya cairan dan elektrolit. Volume cairan dan jumlah elektrolit yang diharapkan untuk menggantikan jumlah yang lepas ke dalam kavum abdomen, yang terserap dari dalam usus dan yang hilang lewat keringat (diaforesis) biasanya cukup besar, tetapi tidak begitu massif sehingga terjadi kelebihan isi sirkulasi. Karena ilesus paralitik biasanya merupakan gambaran yang menonjol, distensi traktus gastrointestinal harus dikurangi dengan pemasangan selang lambung. Pemberian makanna per oral harus dihentikan selama proses pengobatan hingga fungsi usus pulih kembali dan sudah terjadi flatus. Obat-obat untuk menstimulasi peristaltic tidak ada manfaatnya.
Eksudat purulen yang ada diantara  gelung usus atau diantara usus dan organ lainnya dapat menyebabkan terbelitnya usus. Sehingga timbul gejala ileus obstruktif. Dalam keadaan ini, sering kali diharapkan pembedahan. Pada awal perjalan penyakitnya tidak diharapkan pembedahan, meskipun abuh dapat terbentuk di banyak sekali daerah serta memerlukan drainase, dan obtetri usus mekanis yang terjadi mungkin perlu diatasi.



Daftar Rujukan :
Prawiroharjo, Sarwono. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta.
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi Patologi. Edisi 2. Jakarta. Buku Kedokteran EGC.


Histats