SYSTEM RUJUKAN
Definisi
Sistem referensi ialah sistem yang dikelola secara strategis, proaktif, pragmatif dan koordinatif untuk menjamin pemerataan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang paripurna dan komprehensif bagi masyarakat yang membutuhkannya terutama ibu dan bayi gres lahir, dimanapun mereka bearada dan berasal dari golongan ekonomi manapun biar dapat dicapai peningkatan derajat kesehatan dan neonatal di wilayah mereka berada (Depkes RI, 2006)
Menurut SK Menteri Kesehatan RI No 32 Tahun 1972 sistem referensi ialah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelipahan tanggung jawab timbal balik terhadap satu kasus problem kesehatan secara vertikal, dala arti unit yang berkemampuan kurang kepada unit yang lebih bisa atau secara horizontal dalam arti antar unit-ubit yang setingkat kemampuannya.
Dapat dikatakan bahwa sistem referensi ialah suatu sistem jaringan pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab seacara timbal balik atas timbulnya problem dari suatu kasus atau problem kesehatan masayarakat, baik secara vertikal maupun horizontal kepada yang lebih kompeten, terjangkau dan dilakukan secara rasional.
Tujuan
System referensi bertujuan biar pasien mendapatkan pertoplongan pada kemudahan pelayanan kesehatan yang lebih bisa sehingga jiwanya dapat terselamatkan, dengan demikian dapat menurunkan AKI dan AKB.
Jenis
1. Menurut tata hubungannya, sistem referensi terdiri dari : referensi internal dan referensi eksternal
a. rujukan internal ialah referensi horizontal yang terjadi antar unit pelayanan di dalam institusi tersebut. Misalnya dari jejaring puskesmas (puskesmas pembantu) ke puskesmas induk
b. Rujukan eksternal ialah referensi yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang pelayanan kesehatan, baik horizontal (dari puskesmas rawat inap) maupun vertikal (dari puskesmas ke rumah sakit umum daerah)
2. Menurut lingkup pelayanannya, sistem referensi terdiri dari : referensi medik dan referensi kesehatan
a. Rujukan medik
· konsultasi penderita, untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan
· Pengiriman materi (spesimen) pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap
· mendatangkan atau mengirim tenaga yang lebih kompeten atau hebat untuk meningkatkan suatu pelayanan pengobatan setempat.
b. Rujukan kesehatan
Adalah referensi yang menyangkut problem kesehatan masayarakat yang bersifat preventif dan promotif.
Tujuan sistem referensi upaya kesehatan
1) Umum
Dihasilakannya upaya pelayanan kesehatan yang didukung mutu pelayanan yang optimal dalam rangka memecahkan problem kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna
2) Khusus
Dihasilkannya upaya pelayanan kesehatan klinik yang bersifat kuratif dan rehabilitatif secara berhasil guna dan berdaya guna
Dihasilkannya upaya kesehatan masyarakat yang bersifat preventif dan promotif secara berhasil guna dan berdaya guna
Jenjang tingkat tempat rujukan
| |||||
| |||||
| |||||
| |||||
| |||||
|
Jalur Rujukan
1. Dari kader, dapat pribadi merujuk ke :
a. puskesmas pembantu
b. pondok bersalin/ bidan desa
c. puskesmas/ puskesmas rawat inap
d. rumah sakit pemerintah/ swasta
2. Dari posyandu, dapat pribadi merujuk ke :
a. puskesmas pembantu
b. pondok bersalin/ bidan desa
c. puskesmas/ puskesmas rawat inap
d. rumah sakit pemerintah/ swasta
3. Dari puskesmas pembantu
Dapat pribadi merujuk ke rumah sakit tipe D/C atau rumah sakit swasta
4. Dari pondok bersalin
Dapat pribadi merujuk ke rumah sakit tipe D. atau rumah sakit swasta
Mekanisme referensi
1. Menentukan kegawadaruratan penderita
a. Pada tingkat kader atau dukun bayi terlatih
Ditemukan penderita yang tidak dapat ditangani sendiri oleh keluarga atau kader/ dukun bayi, maka segera dirujuk ke kemudahan pelayanan kesehatan yang terdekat, oleh alasannya ialah itu mereka belum tentu dapat menerapkan ke tingkat kegawatdaruratan.
b. Pada tingkat bidan desa, puskesmas pembantu dan puskesmas
Tenaga kesehatan yang ada pada kemudahan pelayanan kesehatan tersebut harus dapat menentukan tingkat kegawatdaruratan kasus yang ditemui, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya, mereka harus menentukan kasus mana yang boleh ditangani sendiri dan kasus mana yang harus dirujuk.
c. Memberikan informasi kepada penderita dan keluarga
Sebaiknya bayi yang akan dirujuk harus sepengathuan ibu atau keluarga bayi yang bersangkutan dengan cara petugas kesehatan menjelaskan kondisi atau problem bayi yang akan dirujuk dengan cara yang baik.
d. Mengirimkan informasi pada tempat referensi yang dituju
1) Memberitahukan bahwa akan ada penderita yang dirujuk
2) Meminta petunjuk apa yan perlu dilakukan dalam rangka persiapan dan selama dalam perjalanan ke tempat rujukan
3) Meminta petunjuk dan cara penanganan untuk menolong penderita kalau penderita tidak mungkin dikirim.
e. Persiapan penderita (BAKSOKUDA)
Persiapan yang harus diperhatikan dalam melaksanakan referensi disingkat “BAKSOKUDA” yang diartikan sebagi berikut :
Ø B (Bidan) : Pastikan ibu/ bayi/ klien didampingi oleh tenaga kesehatan yang kompeten dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan kegawatdaruratan
Ø A (Alat) : Bawa perlengkapan dan bahan-bahan yang diharapkan menyerupai spuit, infus set, tensimeter dan stetoskop
Ø K (keluarga) : Beritahu keluarga perihal kondisi terakhir ibu (klien) dan alasan mengapa ia dirujuk. Suami dan anggota keluarga yang lain harus mendapatkan ibu (klien) ke tempat rujukan.
Ø S (Surat) : Beri sura ke tempat referensi yang berisi identifikasi ibu (klien), alasan rujukan, uraian hasil rujuka, asuhan atau obat-obat yang telah diterima ibu
Ø O (Obat) : Bawa obat-obat esensial yang diharapkan selama perjalanan merujuk
Ø K (Kendaraan) : Siapkan kendaraan yang cukup baik untuk memungkinkan ibu (klien) dalam kondisi yang nyaman dan dapat mencapai tempat referensi dalam waktu cepat.
Ø U (Uang) : Ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yang cukup untuk membeli obat dan materi kesehatan yang diharapkan di tempar rujukan
Ø DA (Darah) : Siapkan darah untuk sewaktu-waktu membutuhkan transfusi darah apabila terjadi perdarahan
f. Pengiriman Penderita
Untuk mempercepat hingga ke tujuan, perlu diupayakan kendaraan/ sarana transportasi yang tersedia untuk mengangkut penderita
g. Tindak lanjut penderita
Ø Untuk penderita yang telah dikemalikan
Ø Harus kunjungan rumah kalau penderita yang memerlukan tindakan lanjut tapi tidak melapor