Iklan Infeed Image Above

PERSIAPAN UNTUK PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

A. PENGERTIAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM 
Pemeriksaan laboratorium yakni suatu tindakan dan prosedur tindakan dan pemeriksaan khusus dengan mengambil materi atau sampel dari penderita dapat berupa urine (air kencing), darah, sputum (dahak ), atau sampel dari hasil biopsi

B. TUJUAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM 
Adapun beberapa tujuan dari pemeriksaan laboratorium antara lain sebagai berikut.
  1. Mendeteksi penyakit 
  2. Menentukan risiko 
  3. Skrining/uji saring adanya penyakit subklinis 
  4. Konfirmasi pasti diagnosis 
  5. Menemukan kemungkinan diagnostik yang dapat menyamarkan gejala klinis 
  6. Membantu pemantauan pengobatan 
  7. Menyediakan informasi prognostik/perjalanan penyakit 
  8. Memantau perkembangan penyakit 
  9. Mengetahui ada tidaknya kelainan/penyakit yang banyak dijumpai dan potensial membahayakan
  10. Memberi ketenangan baik pada pasien maupun klinisi karena tidak didapati penyakit  
C. PRA INSTRUMENTASI
Tahapan pra instrumentasi meliputi: 
  1. Pemahaman isyarat dan pengisian formulir laboratorium.   
  2. Persiapan penderita  
  3. Persiapan alat yang akan dipakai  
  4. Cara pengambilan sampel   
  5. Penanganan awal sampel (termasuk pengawetan) dan transportasi. 
1. Pemahaman Instruksi dan Pengisian Formulir 
Pemahaman isyarat harus diperhatikan,  hal ini penting untuk menghindari pengulangan pemeriksaan yang tidak penting, membantu persiapan pasien sehingga tidak merugikan pasien dan menyakiti pasien. Pengisian formulir dilakukan secara lengkap meliputi identitas pasien: nama, alamat/ruangan, umur, jenis kelamin, data klinis/diagnosa, dokter pengirim, tanggal dan bila diharapkan pengobatan yang sedang diberikan. Hal ini penting untuk menghindari tertukarnya hasil ataupun dapat membantu intepretasi hasil terutama pada pasien yang mendapat pengobatan khusus dan jangka panjang. 

2. Persiapan Penderita 
  1. Puasa. Dua jam setelah makan sebanyak kira-kira 800 kalori akan menjadikan peningkatan volume plasma, sebaliknya setelah berolahraga volume plasma akan berkurang. Perubahan volume plasma akan menjadikan perubahan susunan kandungan materi dalam plasma dan jumlah sel darah. 
  2. Obat. Penggunaan obat dapat menghipnotis hasil pemeriksaan hematologi misalnya : asam folat, Fe, vitamin B12 dll. Pada pemberian kortikosteroid akan menurunkan jumlah eosinofil, sedang adrenalin akan meningkatkan jumlah leukosit dan trombosit. Pemberian transfusi darah akan menghipnotis komposisi darah sehingga menyulitkan pembacaan morfologi sediaan apus darah tepi maupun penilaian hemostasis. Antikoagulan oral atau heparin menghipnotis hasil pemeriksaan hemostasis. 
  3. Waktu Pengambilan. Umumnya materi pemeriksaan laboratorium diambil pada pagi hari terutama pada pasien rawat inap. Kadar beberapa zat terlarut dalam urin akan menjadi lebih pekat pada pagi hari sehingga lebih mudah diperiksa bila kadarnya rendah. Kecuali ada isyarat dan indikasi khusus atas perintah dokter. Selain itu juga ada pemeriksaan yang tidak melihat waktu berhubung dengan tingkat kegawatan pasien dan memerlukan penanganan segera disebut pemeriksaan sito. Beberapa parameter hematologi ibarat jumlah eosinofil dan kadar besi serum memperlihatkan variasi diurnal, hasil yang dapat dipengaruhi oleh waktu pengambilan. Kadar besi serum lebih tinggi pada pagi hari dan lebih rendah pada sore hari dengan selisih 40-100 Āµg/dl. Jumlah eosinofil akan lebih tinggi antara jam 10 pagi hingga malam hari dan lebih rendah dari tengah malam hingga pagi. 
  4. Posisi pengambilan, Posisi berbaring kemudian berdiri mengurangi volume plasma 10 % demikian pula sebaliknya. Hal lain yang penting pada persiapan penderita yakni menenangkan dan memberitahu apa yang akan dikerjakan sebagai sopan santun atau adat sehingga membuat penderita atau keluarganya tidak merasa absurd atau menjadi obyek. 
3. Persiapan Alat yang Akan Dipakai 
  1. Persiapan Alat. Dalam mempersiapkan alat yang akan digunakan selalu diperhatikan isyarat dokter sehingga tidak salah persiapan dan berkesan profesional dalam bekerja. 
  2. Pengambilan Darah. Yang harus dipersiapkan antara lain, kapas alkohol 70 %, karet pembendung (torniket), spuit sekali pakai umumnya 2.5 ml atau 5 ml, penampung kering bertutup dan berlabel. Penampung dapat tanpa anti koagulan atau mengandung anti koagulan tergantung pemeriksaan yang diminta oleh dokter. Kadang-kadang diharapkan pula tabung kapiler polos atau mengandung antikoagulan. 
  3. Penampungan Urine. Digunakan botol penampung urin yang bermulut lebar, berlabel, kering, bersih, bertutup rapat dapat steril (untuk biakan) atau tidak steril. Untuk urin kumpulan dipakai botol besar kira-kira 2 liter dengan memakai pengawet urin. 
  4. Penampung khusus. Biasanya diharapkan pada pemeriksaan mikrobiologi atau pemeriksaan khusus yang lain. Yang penting diingat yakni label harus ditulis lengkap identitas penderita ibarat pada formulir termasuk jenis pemeriksaan sehingga tidak tertukar. 
4. Cara pengambilan sampel 
Pada tahap ini perhatikan ulang apa yang harus dikerjakan, lakukan pendekatan dengan pasien atau keluarganya sebagai adat dan sopan santun, beritahukan apa yang akan dikerjakan. Selalu tanyakan identitas pasien sebelum bekerja sehingga tidak tertukar pasien yang akan diambil materi dengan pasien lain. Karena kepanikan pasien akan mempersulit pengambilan darah karena vena akan konstriksi. Darah dapat diambil dari vena, arteri atau kapiler. Syarat mutlak lokasi pengambilan darah yakni tidak ada kelainan kulit di tempat tersebut, tidak pucat dan tidak sianosis. Lokasi pengambilan darah vena : umumnya di tempat fossa cubiti yaitu vena cubiti atau di tempat bersahabat pergelangan tangan. Selain itu salah satu yang harus diperhatikan yakni vena yang dipilih tidak di tempat infus yang terpasang/sepihak harus kontra lateral. Darah arteri dilakukan di tempat lipat paha (arteri femoralis) atau tempat pergelangan tangan (arteri radialis). Untuk kapiler umumnya diambil pada ujung jari tangan yaitu telunjuk, jari tengah atau jari manis dan anak daun telinga. Khusus pada bayi dapat diambil pada ibu jari kaki atau sisi lateral tumit kaki. 

5. Penanganan Awal Sampel dan Transportasi 
Pada tahap ini sangat penting diperhatikan karena sering terjadi sumber kesalahan ada disini. Yang harus dilakukan : 
  1. Catat dalam buku ekspedisi dan cocokan sampel dengan label dan formulir. Kalau sistemnya memungkinkan dapat dilihat apakah sudah terhitung biayanya (lunas). 
  2. Jangan lupa melaksanakan homogenisasi pada materi yang mengandung antikoagulan 
  3. Segera tutup penampung yang ada sehingga tidak tumpah 
  4. Segera dikirim ke laboratorium karena tidak baik melaksanakan penundaan 
  5. Perhatikan persyaratan khusus untuk materi tertentu ibarat darah arteri untuk analisa gas darah, harus menggunakan suhu 4-8°C dalam air es bukan es watu sehingga tidak terjadi hemolisis. Harus segera hingga ke laboratorium dalam waktu sekitar 15-30 menit. Perubahan akhir tertundanya pengiriman sampel sangat menghipnotis hasil laboratorium. Sebagai pola penundaan pengiriman darah akan menjadikan penurunan kadar glukosa, peningkatan kadar kalium. Hal ini dapat menjadikan salah pengobatan pasien. Pada urin yang ditunda akan terjadi pembusukan akhir basil yang berkembang biak serta penguapan materi terlarut misalnya keton. Selain itu nilai pemeriksaan hematologi juga berubah sesuai dengan waktu.
D. PERSIAPAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM/SPESIMEN

A. DARAH 
Pemeriksaan darah merupakan pemeriksaan yang menggunakan materi atau spesimen darah. Antara lain : 
1. Darah Rutin : 
  • Hemoglobin/HB   : Untuk mendeteksi adanya penyakit anemia dan ginjal  
  • Hematokrit/HT   : Mengukur konsentrasi sel darah merah dalam darah  
  • Trombosit   : Mendeteksi adanya trombositopenia dan trombositosis 
2. Darah Kimia : 
  • SGPT (serum glumatik piruvik transaminase) :Pemeriksaan SGPT digunakan untuk mendeteksi adanya kerusakan hepatoseluler.  
  • Albumin : Pemeriksaan albumin dilakukan untuk mendeteksi kemampuan albumin yang disintesis oleh hepar, yang bertujuan untuk menentukan adanya gangguan hepar ibarat luka bakar, gangguan ginjal.  
  • Asam Urat : Pemeriksaan asam urat dilakukan untuk mendeteksi penyakit pada ginjal, luka bakar dan kehamilan.  
  • Bilirubin : Pemeriksaan bilirubin dilakukan untuk mendeteksi kadar bilirubin. Bilirubin direct dilakukan untuk mendeteksi adanya ikterik obstruktif oleh batu/ neoplasma, hepatitis. Bilirubin indirect dilakukan untuk mendeteksi adanya anemia, malaria.  
  • Ekstrogen : Pemeriksaan ekstrogen dilakukan untuk mendeteksi disfungsi ovarium, gejala menopause dan pasca menopause.  
  • Gas Darah Arteri : Pemeriksaan gas darah arteri dilakukan untuk mendeteksi gangguan keseimbangan asam basa yang disebabkan oleh gangguan respiratorik/ gangguan metabolik. 
  • Gula Darah Puasa : Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanaya diabetes.  
  • Gula Darah Postprandial: Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanya diabetes, pemeriksaan dilakukan setelah makan.  
  • Gonadotropin Korionik Manusia (HCG). Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi kehamilan. 
B. URINE 
a. Pemeriksaan urine merupakan pemeriksaan yang menggunakan materi atau spesimen urine. 
Antara lain : 
  • Asam urat : Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi aneka macam kelainan pada penyakit ginjal, eklampsia, keracunan timah hitam dan leukemia.  
  • Bilirubin : Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi penyakit obstruktif susukan empedu, penyakit hepar dan kanker hepar.  
  • Human Chorionic Gonadotropin ( HCG ) : Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanya kehamilan 
b. Jenis urine 
  1. Urine sewaktu. Urine yang dikeluarkan seawaktu- waktu bila diharapkan pemeriksaan  
  2. Urine pagi. Urine yang pertama dikeluarkan sewaktu pasien bangkit tidur  
  3. Urine pasca prandial. Urine yang pertama kali dikeluarkan setelah pasien makan  
  4. Urine 24 jam : urine yang dikumpulkan selama 24 jam Pemeriksaan lain yang menggunakan spesimen urine antara lain, pemeriksaan urilinogen untuk menentukan kadar kerusakan hepar, penyakit hemolisis dan nanah berat. Pemeriksaan urinealisasi digunakan untuk menentukan berat jenis kadar glukosa dan pemeriksaan lainnya. 
C. FESES 
Pemeriksaan dengan materi feses dilakukan untuk mendeteksi adanya kuman seperti, salmonella, shigella, escherichiacoli, staphylococcus dll. 
Persiapan dan Pelaksanaan : 
  1. Tampung materi dengan menggunakan spatel steril  
  2. Tempatkan feses dalam wadah steril dan ditutup  
  3. Feses jangan dicampur dengan urine
  4.  Jangan berikan Barium atau minyak mineral yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
  5.  berikan label nama dan tanggal pengambilan materi pemeriksaan 
D. SPUTUM 
Pemeriksaan dengan materi sekret atau sputum dilakukan untuk mendeteksi adanya kuman. 
Persiapan dan Pelaksanaan : 
  1. Siapkan wadah dalam keadaan steril  
  2. Dapatkan sputum pada pagi hari sebelum makan  
  3. Anjurkan pasien untuk batuk semoga mengeluarkan sputum  
  4. Pertahankan wadah dalam keadaan tertutup  
  5. Bila kultur untuk pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam) ikut isyarat yang ada pada botol penampung. Biasanya diharapkan 5-10 cc sputum yang dilakukan selama 3 hari berturut turut 

PERSIAPAN PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 
1. Ultrasonografi ( USG ) 
USG merupakan suatu prosedur diagnosis yang dilakukan di atas permukaan kulit/ di rongga badan menghasilkan suatu ultrasound di dalam jaringan. Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat struktur jaringan tubuh, untuk mendeteksi aneka macam kelainan pada abdomen, otak, jantung dan ginjal. 
Persiapan dan Pelaksanaan : 
  1. Lakukan informed consent 
  2. Anjurkan pasien untuk berpuasa makan dan minum 8-12 jam sebelum pemeriksaan USG aorta abdomen, kantung empedu, hepar, limpa dan pankreas.  
  3. Oleskan Jelly konduktif pada permukaan kulit yang akan dilakukan USG  
  4. Transduser dipegang dengan tangan dan gerakan ke depan dan ke belakang diatas permukaan kulit.  
  5. Lakukan antara 10-30 menit  
  6. Premedikasi jarang dilakukan, hanya bila pasien dalam keadaan gelisah  
  7. Pasien tidak boleh merokok sebelum pemeriksaan untuk mencegah masuknya udara.  
  8. Pada pemeriksan obstruktif ( Trimester pertama & kedua ) pelvis dan ginjal pasien ketiga, pemeriksaan dilakukan pada dikala kandung kemih kosong.  
  9. Bila pemeriksaan pada jantungn anjurkan untuk bernafas secara perlahan- lahan  
  10. Bila pemeriksaan pada otak, lepaskan semua komplemen dari leher dan jepit rambut dari kepala. 
2. RONTGEN 
Rontgen atau dikenal dengan sinar x merupakan pemeriksaan yang memanfaatkan tugas sinar x untuk melaksanakan skrining dan mendeteksi kelainan pada aneka macam organ diantaranya jantung, abdomen, ginjal, ureter, kandung kemih, tenggorokan dan rangka. 
Persiapan dan Pelaksanaan : 
  1. Lakukan informed consent  
  2. Tidak ada pembatasan makanan / cairan  
  3. Pada dada pelaksanaan foto dengan posisi PA (Posterior Anterior) dapat dilakukan dengan posisi berdiri dan PA lateral dapat juga dilakukan.  
  4. Anjurkan pasien untuk tarik nafas dan menahan nafas pada wakru pengambilan foto sinar x.  
  5. Pada jantung, foto PA dan lateral kiri dapat diindikasikan untuk mengevaluasi ukuran dan bentuk jantung.  
  6. Pada abdomen, baju harus dilepaskan dan gunakan baju kain, pasien tidur terlentang dengan tangan menjauh dari badan serta testis harus dilindungi.  
  7. Pada tengkorak, penjepit rambut, kacamata dan gigi palsu harus dlepaskan sebelum pelaksanaan foto.  
  8. Pada rangka, bila dicurigai terdapat fraktur maka anjurkan puasa dan immobilisasi pada tempat fraktur. 
3. PAP SMEAR (Papanicolaou Smear
Pap smear merupakan pemeriksaan sitologi yang digunakan untuk mendeteksi adanya kanker serviks atau sel prakanker, mengkaji efek pemberian hormon seks serta mengkaji respons terhadap kemoterapi dan radiasi. 
Persiapan dan pelaksanaan : 
  1. Lakukan informed consent  
  2. Tidak ada pembatasan makanan dan cairan  
  3. Anjurkan pasien untuk tidak melaksanakan irigasi vagina ( pembersihan vagina dengan zat lain ) memasukan obat melalui vagina atau melaksanakan kekerabatan seks sekurang- kurangnya 24 jam  
  4. Spekulum yang sudah dilumasi dengan air dengan air megalir dimasukan ke vagina .  
  5. Pap stick digunakan untuk mengusap serviks kemudian pindahkan ke beling mikroskop dan dibenamkan ke dalam cairan fiksasi.  
  6. Berikan label nama dan tanggal pemeriksaan 
4. MAMMOGRAFI 
Merupakan pemeriksaan dengan pinjaman sinar x yang dilakukan pada adegan payudara untuk mendeteksi adanya kista / tumor dan menilai payudara secara periodik. 
Persiapan dan Pelaksanaan : 
  1. Lakukan informed consent  
  2. Tidak ada pembatasan cairan dan makanan  
  3. Baju dilepas hingga pinggang dan komplemen pada leher  
  4. Gunakan pakaian kertas / gaun adegan depan terbuka  
  5. Anjurkan pasien untuk duduk dan letakan payudara satu per satu diatas meja kaset sinar x. 
  6. Lalu lakukan pemeriksaan 
5. ENDOSKOPI 
Pemeriksaan yang dilakukan pada susukan cerna untuk mendeteksi adanya kelainan pada susukan cerna. Contoh : varises, esophagus, neoplasma, peptic ulcer 

6. KOLONOSKOPI 
Pemeriksaan dilakukan pada susukan colon dan sigmoid untuk mendeteksi adanya kelainan pada susukan colon. 
Contoh : varises, hemoroid, neoplasma dll 

7. CT. Scaning 
Pemeriksaan spesifik/khusus untuk melihat organ yang lebih dalam dan terlokalisir serta khusus. Contoh : organ dalam tengkorak dan organ dalam abdomen

 8. EEG 
Pemeriksaan dilakukan untuk melihat hantaran listrik pada otak (melihat kelainan pada gel. Otak) Indikasi : epilepsy, stress berat capitis Dengan memasangkan elektroda pada adegan kepal klien. 

9. EKG 
Pemeriksaan dilakukan untuk melihat sistem hantaran/konduksi dari jantung indikasi : MCI, Angina fektoris, gagal jantung 

Sumber
Nursalam.2008. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik.Jakarta : Salemba Medika Ambarwati, E R, dkk. 2009. KDPK Kebidanan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Nuha Medika Eko, Nurul, dkk. 2010. KDPK (Keterampilan Dasar Praktik Klinik) Kebidanan.Yogyakarta: Pustaka Rihamna Uliyah, Musrifatul, dkk. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan. Jakarta: 

Histats