Iklan Infeed Image Above

ASI Eksklusif dan Manfaat lengkap ASI



PENGERTIAN ASI EKSKLUSIF 
DAN  
Manfaat Pemberian ASI




                                                  Definisi
ASI langsung yakni bayi hanya diberi ASI saja, tanpa komplemen cairan lain menyerupai susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa komplemen makanan padat menyerupai pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim (Roesli, 2009; h. 3).
ASI langsung yakni pemberian ASI saja semenjak bayi dilahirkan hingga sekitar usia 6 bulan. Selama itu bayi tidak diharapkan menerima komplemen cairan lain menyerupai susu formula, air jeruk, air teh, madu dan air putih (Suradi, 2004; h. 3).
ASI langsung yakni ASI saja tanpa komplemen apapun selama 6 bulan pertama (Sastroasmoro, 2007; h. 73).
Pemberian ASI langsung yakni bayi hanya diberikan ASI tanpa makanan atau minuman lain termasuk air putih, kecuali obat, vitamin dan mineral dan ASI yang diperas (Suradi, 2004; h. 8).

Untuk lebih meningkatkan wawasan para bunda yang ingin menyusui banyinya. Cara menyusui yang benar dapat dklik disini.

Memberikan ASI pada bayi sangatlah penting dilakukan oleh seorang ibu baiknya hingga bayi berusia 2 tahun. Adapun manfaat pemberian ASI yakni :

     a.       Bagi Bayi
1)   Dapat membantu memulai kehidupannya dengan baik
Bayi yang menerima ASI mempunyai kenaikan berat tubuh yang baik setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal baik, dan mengurangi kemungkinan obesitas. Ibu-ibu yang diberi penyuluhan wacana ASI dan laktasi, umumnya berat tubuh bayi (pada ahad pertama kelahiran) tidak sebanyak ibu-ibu yang tidak diberi penyuluhan. Alasannya ialah bahwa kelompok ibu-ibu tersebut segera menghentikan ASInya setelah melahirkan. Frekuensi menyusui yang sering (tidak dibatasi) juga dibuktikan bermanfaat karena volume ASI yang dihasilkan lebih banyak sehingga penurunan berat tubuh bayi hanya sedikit (Kristiyansari, 2009; h. 15-16).
2)   Mengandung antibodi
Mekanisme pembentukan antibodi pada bayi yakni sebagai berikut : apabila ibu mendapat bisul maka tubuh ibu akan membentuk antibodi dan akan disalurkan dengan santunan jaringan limfosit. Antibodi di payudara disebut mammae associated immunocompetent lymphoid tissue (MALT). Kekebalan terhadap penyakit susukan pernafasan yang ditransfer disebut bronchus associated immunocompetent lymphoid tissue (BALT) dan untuk penyakit susukan pencernaan ditransfer melalui gut associated immunocompetent lymphoid tissue (GALT). Dalam tinja bayi yang mendapat ASI terdapat antibodi terhadap bakteri E. coli dalam konsentrasi yang tinggi sehingga jumlah bakteri E.coli dalam tinja bayi tersebut juga rendah. Didalam  ASI kecuali antibodi terhadap enterotoksin E.coli, juga pernah dibuktikan adanya antibodi terhadap salmonella typhi, shigela dan antibodi terhadap virus, menyerupai roto virus, polio dan campak (Kristiyansari, 2009; h. 16).
3)   ASI mengandung komposisi yang tepat
Yaitu dari banyak sekali materi makanan yang baik untuk bayi yaitu terdiri dari proporsi yang seimbang dan cukup kuantitas semua zat gizi yang dibutuhkan untuk kehidupan 6 bulan pertama (Kristiyansari, 2009; h. 16).
4)   Memberi rasa nyaman dan aman pada bayi dan adanya ikatan antara ibu dan bayi. Hubungan fisik ibu dan bayi baik untuk perkembangan bayi, kontak kulit ibu ke kulit bayi yang menjadikan perkembangan psikomotor maupun sosial yang lebih baik (Kristiyansari, 2009; h. 17).
5)   Terhindar dari alergi
Pada bayi gres lahir sistem IgE belum sempurna. Pemberian susu formula akan merangsang aktivasi sistem ini dan dapat menimbulkan alergi. ASI tidak menimbulkan efek ini. Pemberian protein ajaib yang ditunda hingga umur 6 bulan akan mengurangi kemungkinan alergi (Kristiyansari, 2009; h. 17).
6)   ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi (Roesli, 2009; h. 7)
7)   Membantu perkembangan rahang dan merangsang pertumbuhan gigi karena gerakan menghisap verbal bayi pada payudara. Telah dibuktikan bahwa salah satu penyebab mal oklusi rahang yakni kebiasaan pengecap yang mendorong ke depan tanggapan menyusu dengan botol dan dot (Kristiyansari, 2009; h. 18).
8)   ASI mudah dicerna oleh bayi (Pusdiknakes, 2003)
9)   Mempunyai zat gizi yang sesuai untuk bayi (Suradi, 2004; h. 3)
10)  Mengandung zat protektif (Suradi, 2004; h. 4)
11)  Menyebabkan pertumbuhan yang baik (Suradi, 2004; h. 7).
12)  Mengurangi kejadian karies dentis (Suradi, 2004; h. 7).
13)  Mengurangi kejadian mal oklusi (Suradi, 2004; h. 7).
14)  Sebagai makanan tunggal untuk memenuhi semua kebutuhan pertumbuhan bayi hingga usia 6 bulan (Roesli, 2009; h. 12).
15)  Menigkatkan daya tahan tubuh karena mengandung banyak sekali zat anti kekebalan sehingga akan lebih jarang sakit (Roesli, 2009; h. 12).
16)  Mengurangi resiko terkena penyakit kencing manis, kanker pada anak, dan diduga mengurangi kemungkinan menderita penyakit jantung (Roesli, 2009; h. 12).
17)  Menunjang perkembangan motorik sehingga bayi ASI langsung akan lebih mampu cepat jalan (Roesli, 2009; h. 12).
18)  Menunjang perkembangan kepribadian, kecerdasan emosional, kematangan spiritual dan relasi sosial yang baik (Roesli, 2009; h. 12).

b.      Bagi Ibu
1)      Aspek kontrasepsi
Hisapan verbal bayi pada puting susu merangsang ujung syaraf sensorik sehingga post anterior hipofise mengeluarkan prolaktin. Prolaktin masuk ke indung telur, menekan produksi estrogen alhasil tidak ada ovulasi. Menjarangkan kehamilan, pemberian ASI menunjukkan 98% metode kontrasepsi yang efisien selama 6 bulan pertama sesudah kelahiran bila diberikan hanya ASI saja (eksklusif) dan belum terjadi menstruasi kembali (Kristiyansari, 2009; h. 18).
2)      Aspek kesehatan ibu
Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya oksitosin oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin membantu involusi uterus dan mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan. Penundaan haid dan berkurangnya perdarahan pasca persalinan mengurangi prevalensi anemia defisiensi besi. Kejadian karsinoma mammae pada ibu yang menyusui lebih rendah dibanding yang tidak menyusui. Mencegah kanker hanya dapat diperoleh ibu yang menyusui anaknya secara eksklusif. Penelitian menandakan ibu yang memberi ASI secara langsung memiliki resiko terkena kanker payudara dan kanker ovarium 25% lebih kecil dibanding yang tidak menyusui secara langsung (Kristiyansari, 2009; h. 18).
3)      Aspek penurunan berat badan
Ibu yang menyusui langsung ternyata lebih mudah dan lebih cepat kembali ke berat tubuh semula menyerupai sebelum hamil. Pada ketika hamil, tubuh bertambah berat, selain karena ada janin, juga karena penimbunan lemak pada tubuh. Cadangan lemak ini bahu-membahu memang disiapkan sebagai sumber tenaga dalam proses produksi ASI. Dengan menyusui, tubuh akan menghasilkan ASI lebih banyak lagi sehingga timbunan lemak yang berfungsi sebagai cadangan tenaga akan terpakai. Logikanya, kalau timbunan lemak menyusut, berat tubuh ibu akan cepat kembali ke keadaan menyerupai sebelum hamil (Kristiyansari, 2009; h.19).
4)      Aspek psikologis
Keuntungan menyusui bukan hanya bermanfaat untuk bayi, tetapi juga untuk ibu. Ibu akan merasa besar hati dan diperlukan, rasa yang dibutuhkan oleh semua insan (Suradi, 2004; h. 9).
5)      Mengurangi perdarahan setelah melahirkan (Roesli, 2009; h. 13).
6)      Mengurangi terjadinya anemia (Roesli, 2009; h. 13).
7)      Dapat mengecilkan rahim (Roesli, 2009; h. 13).
8)      Tidak merepotkan dan menghemat waktu (Roesli, 2009; h. 14).
9)      Memberi kepuasan bagi ibu (Roesli, 2009; h. 14)

c.       Bagi Keluarga
1)      Aspek Ekonomi
ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya digunakan untuk membeli susu formula dapat digunakan untuk keperluan lain. Kecuali itu, penghematan juga disebabkan karena bayi yang mendapat ASI lebih jarang sakit sehingga mengurangi biaya berobat (Kristiyansari, 2009; h. 20).
2)      Aspek Psikologi
Kebahagiaan keluarga bertambah, karena kelahiran lebih jarang, sehingga suasana kejiwaan ibu lebih baik dan dapat mendekatkan relasi bayi dengan keluarga (Kristiyansari, 2009; h. 20).
3)      Aspek Kemudahan
Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana saja dan kapan saja. Keluarga tidak perlu repot menyiapkan air masak, botol dan dot yang harus dibersihkan serta minta pertolongan orang lain (Kristiyansari, 2009; h. 20).

d.      Bagi Negara
1)      Menurunkan angka kesakitan dan maut bayi
Adanya faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi yang baik serta kesakitan dan maut anak menurun. Beberapa penelitian epidemiologis menyatakan bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi, misalnya diare, otitis media, dan bisul susukan pernafasan akut adegan bawah. Kejadian diare paling tinggi terdapat pada anak di bawah 2 tahun dengan penyebab rotavirus. Anak yang tetap diberikan ASI, mempunyai volume tinja lebih sedikit, frekuensi diare lebih sedikit, serta lebih cepat sembuh dibanding anak yang tidak mendapat ASI (Kristiyansari, 2009; h. 20).
2)      Menghemat devisa Negara
ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional. Jika semua ibu menyusui diperkirakan dapat menghemat devisa sebesar Rp 8,6 milyar yang seharusnya dipakai untuk membeli susu formula (Kristiyansari, 2009). Penghematan devisa untuk pembelian susu formula, perlengkapan menyusui, serta biaya menyiapkan susu (Roesli, 2009; h. 15).

3)      Mengurangi subsidi untuk rumah sakit
Subsidi untuk rumah sakit berkurang, karena rawat gabung akan memperpendek lama rawat ibu dan bayi, mengurangi komplikasi persalinan dan bisul nosokomial serta mengurangi biaya yang dibutuhkan untuk perawatan anak sakit. Anak yang mendapat ASI lebih jarang dirawat di rumah sakit dibandingkan anak yang menerima susu formula (Kristiyansari, 2009; h. 21).
4)      Penghematan untuk biaya rumah sakit terutama sakit muntah-mencret dan sakit susukan nafas (Roesli, 2009; h. 15).
5)      Penghematan obat-obatan, tenaga, dan sarana kesehatan (Roesli, 2009; h. 15).
6)      Peningkatan kualitas generasi penerus
Anak yang mendapat ASI dapat tumbuh kembang secara optimal sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin (Kristiyansari, 2009; h. 22).
7)      Langkah awal untuk mengurangi bahkan menghindari kemungkinan terjadinya generasi yang hilang khususnya bagi Indonesia (Roesli, 2009; h. 15).

MANFAAT ASI TERLENGKAP

Histats