Iklan Infeed Image Above

Melakukan Penjahitan Luka Episiotomi/Laserasi


Melakukan Penjahitan Luka Episiotomi/Laserasi

a.    Anestesi lokal, prinsip penjahitan perineum
       Jika perlukaan hanya mengenai episode luar (superfisial) saja atau jikalau perlukaan-perlukaan tersebut tidak mengeluarkan darah, biasanya tidak perlu dijahit. Hanya perlukaan yang lebih dalam di mana jaringannya tidak mampu didekatkan dengan baik atau perlukanaan yang aktif mengerluarkan darah memerlukan suatu penjahitan. Perlu diingat prinsip-prinsip dasar dari penyembuhan luka. Perlukaan mampu sembuh sebab pembentukkan jaringan-jaringan baru. Yakni, jaringan bekas luka akan tumbuh kembali diantara kedua sisi luka untuk kemudian menyatu kembali. Penjahitan akan membawa kedua sisi perlukaan menyatu untuk mempermudah pertumbuhan jaringan bekas luka. Setiap kali bacokan jahitan dibuat, jaringan akan terluka dan satu tempat gres masuknya kuman akan tercipta. Oleh sebab itu, sangatlah penting untuk menggunakan jumlah jahitan yang sesedikit mungkin untuk merapatkan jaringan dan untuk menghentikan pengeluaran darah dari perlukaan.

Tujuan dari penjahitan perlukaan perineum/episiotomi menurut Pusdiknakes (2003) ialah :
1.    Untuk mendekatkan jaringan-jaringan biar proses penyembuhan mampu terjadi. Proses penyembuhan itu sendiri bukanlah hasil dari penjahitan tersebut tetapi hasil dari pertumbuhan jaringnnya.
2.    Untuk menghentikan perdarahan.
Setelah menetukan jenis laserasi yang terjadi, siapkanlah peralatan yang diharapkan untuk penjahitan. Menjahit laserasi yang lebih dari satu atau dua jahitan tanpa anestesi bukanlah tindakan asuhan sayang ibu.
Lidocaine 1% yakni cairan anestesi yang dianjurkan untuk penjahitan episiotomi dan laserasi setelah kelahiran. Lidocaine 2% tidak dianjurkan sebab terlalu tinggi konsentrasinya dan mampu menjadikan necrosis jaringan. Lidocaine dengan epinephrine tidak dianjurkan sebab akan memperlambat perembesan lidocaine dan akan memperpanjang efek kerjanya. Tak satupun dari kedua efek tersebut diharapkan bagi penjahitan episiotomy dan laserasi.
       Ukuran dan panjang jarum serta banyaknya obat anestesi yang diharapkan akan bergantung pada laserasinya. Sebuah jarum berukuran 22, dengan panjang 3-4 cm sudah cukup untuk menginjeksikan anestesi kedalam luka episiotomy, perluasan laserasi tanggapan episiotomy atau robekan vagina. Akan tetapi, jarum yang berukuran lebih kecil hendaknya dipakai pula untuk laserasi yang lebih kecil didaerah yang lebih peka. Sebagai contoh, jarum yang berukuran 25, panjang 2-3 cm akan menjadi pilihan yang lebih baik untuk menganestesi perlukaan klitoris. Bidan hendaknya menggunakan budi klinis dalam menentukan jarum mana yang harus dipakai.

       Teknik penginjeksian anestesi yakni :
1.    Jelaskan kepada ibu apa yang akan anda lakukan dan bantulah ia biar rileks.
2.    Masukkan jarum pada ujung atau pojok laserasi atau luka dan dorong masuk sepanjang luka mengikuti garis dimana jarum jahitnya akan masuk atau keluar.
3.    Aspirasi dan kemudian injeksikan anestesis tersebut sambil menarik jarum ke titik dimana jarum masuk.
4.    Hentikan penginjeksian anestesi dan belokkan kembali jarum sepanjang garis lain dimana anda merencanakan akan membuat jahitan.
5.    Ulangi proses pemasukkan jarum, kemudian aspirasi, dan injeksikan sambil menarik jarum hingga selurah kawasan yang kemungkinan akan merasa sakit sudah dianestesi.

b.    Penjahitan episiotomi/laserasi
Melakukan Penjahitan Luka Episiotomi/Laserasi
Teknik Penjahitan Perineum
       Ada banyak sekali teknik untuk penjahitan episiotomy dan laserasi. Pada masa lalu, banyak orang yang menggunakan jahitan satu-satu.  Sekarang bayak yang menggunakan jahitan jelujur (bersambung) sebab memiliki kelebihan tertentu yaitu :
1.    Sedikit menawarkan rasa sakit bagi ibu (setelah penjahitan).
2.    Mudah dipelajari sebab hanya melibatkan satu jenis teknik panjahitan saja.
3.    Jumlah jahitannyapun hanya sedikit.

Langkah- langkah penjahitan dengan teknik jelujur untuk rupture perineum tingkat dua dan episiotomy
1.    Sentuhlah dengan jari anda seluruh area lukanya (syatannya). Lihatlah dengan terperinci dimana puncak lukanya tempatkan jahitan yang pertama 1 cm di atas puncak luka di dalam vagina tersebut. Pegang pinset ditangan yang lainnya. Gunakan pinset untuk menarik jarummelalui jaringannya. Jangan sekali-kali menggunakan jari tangan untuk meraba jarumnya sebab berbahaya. Hal itu mampu berakibat terjadinya robekan kecil pada sarung tangan sebab bacokan jarum dan sangat berpotensi untuk menerima bisul yang dibawa oleh darah menyerupai misal HIV dan hepatitis B. ikatlah jahitan tersebut dengan simpul mati dan pendekkan ujung simpul hingga kira-kira 1 cm.
2.    Jahitlah mukosa vagina dengan menggunakan jahitan jelujur hingga cincin hymen yang berada di bawahnya.
3.    Jarum kemudian akan menembus mukosa vagina, hingga ke belakang cincin hymen, dan ditarik keluar pada luka perineum. Perhatikan berapa dekatnya jarum ke puncak lukanya.
4.    Gunakan teknik jahitan jelujur dikala anda menjahit lapisan ototnya. Lihat kedalam luka untuk mengetahui letak ototnya. Biasanya akan tampak sedikit lebih merah dan rasanya agak keras apabia disentuh. Penting sekali untuk menjahit otot ke otot. Rasakan dasar dari luka sebab pada waktu sudah mencapai ujung luka, berarti lapisan otot yang dalam telah menutup.
5.    Setelah mencapai ujung yang paling tamat dari luka, putarlah arah jarum dan mulailah menjahit kea rah vagina, dengan menggunakan jahitan untuk menutup jaringan subcuticuler. Carialh lapisan subcuticuler persis dibawah lapisan kulit. Jaringan subcuticuler umumnya lembut dan memiliki warna yang sama dengan mukosa vagina. Lalu buat jahitan lapis kedua. Perhatikan sudut jarumnya. Jahitan lapisan kedua ini akan meninggalkan lebar luka kira-kira 0,5 cm terbuka. Luka ini akan menutup sendiri pada waktu proses penyembuhan berlangsung.
6.    Sekarang pindahkan jahitannya dari episode luka padda perineum kembali ke vagina di belakang cincin hymen untuk diamankan, diikat dan dipotong benangnya.
7.    Ikatlah jahitannya dengan simpul mati. Untuk membuat simpul tersebut benar-benar kuat, buatlah 1 ½ kali simpul mati. Potong kedua ujung benang, dan hanya disisakan masing-masing 1 cm. jikalau ujungnya dipotong terlalu pendek, jahitannya mungkin akan terlepas. Jika hal ini terjadi, seluruh episiotomy akan menjadi longgar dan terlepas.
8.    Periksa kembali untuk memastikan bahwa tidak ada sesuatu yang tertinggal, kasa, tampon, atau alat di dalam vagina ibu. Cucilah alat kelamin ibu dengan air bersabun. Keringkan dan buatlah ibu merasa nyaman.
9.    Berikan petunjuk kepada ibu mengenai cara pembersihan kawasan perineum dengan sabun dan air 3 hingga 4 kali sehari. Kalau tidak, ibu harus menjaga biar perineumnya tetap kering dan bersih. Beritahu ibu biar jangan memasukkan benda apapun kedalam vaginanya. Dan mintalah biar ibu kembali dalam waktu satu ahad biar dapat memeriksanya kembali.
.
                                                                             
                Berikut cara menentukan robekan perineum klik [DISINI]

Histats