Iklan Infeed Image Above

PENYAKIT GINJAL DALAM KEHAMILAN


                           
Penyakit ginjal harus dicurigai kalau gejala-gejala mengarah ke pada jalan masuk kemih atau kalau terdapat riwayat gangguan jalan masuk kemih, diabetes gout, hiperparatiroid, gagal jantung, atau penyakit kolagen. Bakteriuria persisten juga penting dalam hal ini.

Dokter harus mengamati fungsi ginjal tetapi harus diingat bahwa kehamilan secara normal mening- katkan anutan darah ginjal dan filtrasi glomelurus. Kadar urea nitrogen darah, lebih rendah dari orang cukup umur yang tidak mengandung; keadaan yang dianggap sebagai normal pada keadaan tidak mengandung mungkin mencermin- kan azotemia pada keadan hamil klirens kreatinin saangat berguna. Konsentrasi urine atau exresi zat warna sering kali tidak dapat di percaya. Kadar asam urat dapat meningkatkan secara keliru setelah diberikan obat diuretik. Pemeriksaan dasar termasuk elektrolik serum, urea nitrogen darah, dan kreatinin serum serta kadar asam urat, juga klirens kratinin dengan proteinuria berat, lakukan pengukuran protein 24 jam, protein serum, dan pemeriksaan kolestrol, pemeriksaan laboratoris komplemen mungkin diharapkan untuk menyingkirkan proteinuria ortostatik, penyakit otoimun, dan diabetes.

Jika mungkin, keadaan dasar yang spesifik harus didiagnosis, lakukan pemeriksaan diagnostik yang tidak membahayakan janin dan ibu. Kecuaali diindikasi dengan kuat, pemeriksaan sinar-X dan bioksi ginjal paling baik dihindari. Pielografi intra vena tidak dilakukan tanpa indikasi yang terperinci (walaupun pemaparan tunggal dengan sinar-X mungkin dapat diterima) tetapi pemeriksaan utra sono grafi dapat diterima dan sering kali dpat membantu diagnosis tumor ginjal, kerikil ginjaal, hidronefrosis, hidrometer. Pedoman umum untuk perawatan tergantung pada keadaan pesipik. Glomerulone fritis akut dapat diharapkan membaik kalau ditangani secara medis; pertimbang kan untuk terminasi kehamilan kalau tidak terdapat perbaikan setelah pengobatan dua minggu. Nefropati beliau betik memerlukan kontrol diabetes yang ketat mengingat resiko komplemen ibu  dan janin. Intervensi dilakukan untuk obstruksi kureter yang tidak menyembuh. Pasien tersebut harus diskerining untuk hiperparatiroi disme, gout dan sistinuria.

Adanya gangguan atau penurunan fungsi ginjal ialah tanda yang membahayakan keadaan ini membuktikan bahwa kehamilan mempunyai efek terhadap ibu. Terminasi kehamilan mungkin merupakan tindakan yang paling baik bagi gravida, terutama kalau dekompensasi ginjal terjadi progeresif.

Walaupun terdapat laporan kasus janin yang lahir hidup dengan atau tanpa retardasi pertumbuhan dari ibu yang mengalami, hemodialisis selama kehamilan jawaban gagal ginjal, proknosis biasanya tetap buruk pada kasus tersebut.

Waktu yang optimal untuk persalinan tergantung pada resiko maternal atau janin. Jika ibu dalaam keadaan bahaya, dokter dapat mempertimbangkan terminasi kehamilaan pada tiap usia kehamilan. Tetapi, kalau janin menunjukan tanda - tanda gangguan terminasi kehamilan dapat diterima hanya kalau janin telah cukup matur untuk dapat bertahan hidup.

Balmookoot Balgobin, M.D.

Kepustakaan

Drago JR Management of renal calculi in pregnancy. Urology 20: 578,1982.
Hou SH, Grossman SD, Madias NE. Pregnancy in women with renal disease and moderate renal insufficiency. Am J Med 78. 185,1985.
Katz Al, Davison JM, Hayslett. JP, et al. Pregnancy in women with kidney disease. Kidney Int 18:192,1980.
Kitzmiller JL, Brown ER Philippo M,et al. Diabetic nephropathly and perinatal outcome. Am J Obstet Gynecol 141:741,1981.
Registration Committee of European Dialysis and Trasplant Association. Successful pregnancies in women treated with dialysis and kidney trasplants. Br J Obstet Gynaecol 87: 839 1980



Histats