Iklan Infeed Image Above

KB alamiah : Metode kalender, Metode suhu basal, Metode lendir serviks, coitus interuptus


KB alamiah : Metode kalender, Metode suhu basal, Metode lendir serviks, coitus interuptus
KB alamiah




A.      METODE KALENDER (Ogino-Knaus)
·           Dasar
-            Menentukan waktu ovulasi dari data haid yang dicatat selama 6-12 bulan terakhir.
-            Tahun 1930 Kyusaku Ogino di jepang dan Herman Knaus di Austria, yang bekerja sendiri-sendiri, menemukan bahwa:
-            Ogino : ovulasi umumnya terjadi pada hari ke-15 sebelum haid berikutnya, tetapi dapat pula terjadi 12-16 hari sebelum haid yang akan datang.
-            Knaus : ovulasi selalu terjadi pada hari ke-15 sebelum haid yang akan datang.
Problem terbesar dengan Metode Kalender yaitu bahwa jarang ada wanita yang  mempunyai siklus haid teratur setiap 28 hari.
·         Tehnik Metode Kalender
-          Seorang wanita menentukan masa suburnya dengan:
a.       Mengurangi 18 hari dari siklus haid terpendek, untuk menentukan awal dari masa suburnya.
b.      Mengurangi 11 hari dari siklus haid terpanjang, untuk menentukan final dari masa suburnya.
-    Kalkulasi masa subur secara tradisional didasarkan pada 3 asumsi:
a.       Ovulasi terjadi pada hari ke14 tambah kurang 2 hari sebelum permulaan haid berikutnya.
b.       Spermatozoa bertahan hidup 2-3 hari.
c.        Ovum hidup selama 24 jam.
-    Diperlukan catatan siklus haid 8 bulan atau lebih.
a.        Hari pertama persangkaan masa subur : siklus terpendek – 18.
Asal angka 18 : 14 + 2 + 2 
                                    2 :    Hari hidup spermatozoa.                                                       
b.       Hari terakhir persangkaan masa subur : siklus terpanjang – 11
Asal angka 11 : 14 –2 – 1

                               1 :  Hari hidup ovum.

·         Efektivitas Metode Kalender
Angka kegagalan: 14.4 – 47 kehamilan pada 100 wanita per tahun.


B.       METODE SUHU BASAL (Termal)
·         Dasar
-          Peninggian suhu tubuh basal 0.2 - 0.5 0C pada waktu ovulasi.
-          Peninggian suhu tubuh basal mulai 1 - 2 hari setelah ovulasi, dan disebabkan oleh peninggian kadar hormon progesteron.
·         Teknik Metode Suhu Badan Basal :
-           Umumnya digunakan untuk termometer khusus dengan kalibrasi yang di perbesar (basal termometer), meskipun termometer biasa dapat juga dipakai.
-          Waktu pengukuran harus pada ketika yang sama setiap pagi dan setelah tidur nyenyak sedikitnya 3-5 jam serta masih dalam keadaan istirahat mutlak.
a)         Oral (3 menit)
b)        Rektal (1 menit)
c)        Vaginal
·           Faktor-faktor yang menghipnotis suhu tubuh basal :
1.  Influensa atau benjol traktus respiratorius lain.
2. Infeksi/penyakit-penyakit lain yang meninggikan suhu badan.
3. Inflamasi lokal lidah, lisan atau kawasan anus.
4. Faktor-faktor situasional menyerupai mimpi buruk, jet lag, mengganti popok bayi pukul 6 pagi,
5. Jam tidur yang ireguler
6. Pemakaian minuman panas atau cuek sebelum penngambilan suhu tubuh basal.
7. Pemakaian selimut elektris.
8. Kegagalan membaca termometer dengan sempurna atau baikl.
·           Efektifitas Metode Suhu Basal
-            Angka kegagalan : 0.3 - 6.6 kehamilan pada 100 wanita per tahun.
-            Kerugian utama metode suhu tubuh basal ialah bahwa abstinens sudah harus dilakukan pada masa pra-ovulasi.

C.       METODE LENDIR SERVIKS (Billings)
·           Dasar
Perubahan siklis dari lendir serviks yang terjadi karena perubahan kadar estrogen.
·           Peranan Lendir Serviks.
Lendir serviks yang diatur oleh hormon estrogen dengan progesterone ikut berperan dalam reproduksi.
Pada setiap siklus haid di produksi 2 macam lendir serviks oleh sel-sel serviks, yaitu:
Lendir Type-E (Estrogenik):
a.         Di produksi pada fase final pra-ovulasi dan fase ovulasi
b.         Sifat-sifat:
1)        Banyak, tipis, menyerupai air (jernih) dan viskositas rendah.
2)        Spinnborkeit (elastisitas) besar. Spinnbakeit = hingga seberapa jauh lendir dapat diregangkan sebelum putus.
3)        Bila dikeringkan terjadi bentuk menyerupai daun pakis (fernlike patterns, farning, arborization).
4)        Spermatozoa dapat "menembus" lendir ini.

Lendir Type-G (gestagenik) :
a.         Diproduksi pada fase awal pra-ovulasi dan setelah ovulasi.
b.         Sifat-sifat:
-  Kental.
-  viskositas tinggi
-  keruh (opaque).
c.                   Dibuat karena peninggian kadar progesterone.
d.        Spermatozoa tidak dapat "menembus" lendir ini.
Ciri-ciri lendir serviks pada banyak sekali fase dari siklus haid (30 hari):
a.         Fase 1:
-  haid.
-  haid 1 - 5.
-  Lendir dapat ada atau tidak, dan "tertutup" oleh darah haid.
-  perasaan wanita: berair dan licin (lubrikatif).
b.         Fase 2:
-  pasca haid.
-  6 - 10.




Keuntungan dan Kerugian dari Kontrasepsi KB Alamiah


Keuntungan
1.        Aman
2.        Murah/tanpa biaya
3.        Dapat diterima oleh banyak Golongan agama
4.        Sangat berkhasiat baik untuk merencanakan maupun menghindari terjadinya kehamilan.
5.        Mengajar wanita, adakala suaminya, wacana siklus haid.
6.        Tanggung jawab berdua sehingga menambah komunikasi dan kerja sama

Kerugian
1.        Kurang begitu efektif dibandingkan metode-metode kontrasepsi lain.
2.        Perlu isyarat dan konseling sebelum memakai metode ini.
3.        Memerlukan catatan siklus haid yang cukup.
4.        Dapat menghambat spontanitas seksual, stress psikologis dan kesulitan-kesulitan dalam perkawinan.
5.        Bila siklus haid tidak teratur, dapat mempersulit.
6.        Bila terjadi kehamilan, ada resiko bahwa ovum/spermatozoa-nya sudah "terlalu tua".


D.    Coitus  Interuptus (senggama terputus)

·         Definisi
Coitus Interruptus Adalah suatu metode kontrasepsi di mana senggama diakhiri sebelum terjadi ejakulasi intra-vaginal. Ejakulasi terjadi jauh dari genitalia eksterna wanita.
·         Keuntungan
1.    Tidak memerlukan alat/murah
2.     Tidak menggunakan zat-zat kimiawi
3.     Selalu tersedia setiap saat.
4.     Tidak mempunyai efek samping.

·         Kerugian
1.  Angka kegagalan cukup tinggi
a)         16 - 23 kehamilan per 100 wanita per tahun
b)        Faktor-faktor yang menjadikan angka kegagalan yang tinggi ini adalah:
-  adanya cairan pra-ejakulasi (yang sebelumnya sudah tersimpan dalam kelenjar prostat, urethra, kelenjar cowper), yang dapat keluar setiap saat, dan setiap tetes sudah dapat mengandung berjuta-juta spermatozoa.
-  kurangnya kontrol diri pria, yang pada metode ini justru sangat penting.
2.  Kenikmatan seksual berkurang bagi suami-istri, sehingga dapat menghipnotis kehidupan perkawinan. 

·         Kontra-Indikasi
            Ejakulasi prematur pada pria.

·         Hal-hal penting yang harus dilketahui oleh akspetor:
1.  Sebelum senggama, cairan pra-ejakulasi pada ujung penis harus dibersihkan terlebih dahulu.
2. Bila pria merasa akan ber-ejakulasi, ia harus segera mengeluarkan penis-nya dari dalam vagina, dan selanjutnya ejakulasi dilakukan jauh dari erifieum vagina.
3. Coitus interruptus bukan merupakan metode kontrasepsi yang baik kalau pasangan suami-isteri menginginkan senggama yang berulang kali, karena semen yang masih dapat tertinggal di dalam cairan bening pada ujung penis.
4. Coitus interruptus bukan metode kontrasepsi yang baik kalau suami suami mempunyai kesulitan mengetahui kapan ia akan berejakulasi.
5. Coitus interruptus cukup sempurna untuk suami yang tidak mempunyai "perembesan" dari cairan pra-ejakulasisenbelum senggama.
6. Coitus interruptus masih merupakan metode kontrasepsi yang lebih baik dari pada sama sekali tidak memakai metode apapun.


Histats