Iklan Infeed Image Above

Kontrasepsi/ KB PIL : Pil kombinasi dan pil progestin only


                   Kontrasepsi Hormonal
Dibawah pengaruh Hipotalamus, hipofisis mengeluarkan Follicle Stimulating Hormone (FSH), Luteinizing Hormone (LH). Hormon – hormon ini dapat merangsang ovarium untuk memproduksi estrogen dan progesteron. Dua hormon yang ini menumbuhkan endometrium pada waktu daur haid, dalam keseimbangan yang tertentu menyebabkan ovulasi, dan kesudahannya penurunan kadarnya menyebabkan disintegrasi endometrium dan haid. Pengetahuan ini menjadi dasar untuk menggunakan kombinasi estrogen dan progesteron sebagai cara kontrasepsi dengan jalan mencegah terjadinya ovulasi. (Wiknjosastro, 2007; h. 543) 

A.                 KONTRASEPSI KOMBINASI ORAL (KKO)

Macam-macam kontrasepsi kombinasi oral:
a.       Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progesteron (E/P) dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif (placebo).
b.      Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progesteron (E/P) dengan dua dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
c.       Trifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progesteron (E/P) dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif. (Saifuddin, 2006, h; MK-28) 

Cara kerja kontrasepsi kombinasi oral:
a.    Menekan ovulasi.
b.    Mencegah implantasi dengan cara mengganggu pertumbuhan endometrium.
c.    Mengentalkan lendir serviks sehingga sulit dilalui oleh sperma.
d.   Mengganggu pergerakan tuba sehingga transportasi sperma dan telur di adegan atas susukan genital terganggu. (Saifuddin, 2006, h; MK-29)

Manfaat kontrasepsi kombinasi oral:
1.      Manfaat kontraseptif
a.  Memiliki efektifitas yang tinggi, apabila diminum setiap hari. Efektifitasnya yaitu : 1 kehamilan per 1000 perempuan dalam tahun pertama pemakaian.
b.  Tidak mengganggu relasi seksual.
c.   Segera efektif jikalau dimulai di hari ke-7 pada siklus menstruasi.
d.  Mudah dihentikan setiap saat.
e.  Resiko terhadap kesehatan sangat kecil.
f.   Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan masih ingin menggunakannya untuk mencegah kehamilan.
g.  Tidak memerlukan pemeriksaan panggul untuk memulai penggunaan.
h.  Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan.
i.    Mudah digunakan.
j.    Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat.
k.  Dapat disediakan oleh petugas non medis yang terlatih.
2.      Manfaat non kontraseptif
a.    Siklus haid menjadi teratur,.
b.   Banyaknya darah haid berkurang (mencegah anemia).
c.    Mengurangi terjadinya nyeri haid (disminorrhoe).
d.   Membantu mencegah : kehamilan ektopik, kanker ovarium, kanker endometrium, kista ovarium, penyakit radang panggul, kelainan jinak pada payudara. (Wiknjosastro, 2007, h; 549)

Keterbatasan kontrasepsi kombinasi oral:
a.       Mahal dan membosankan sebab harus menggunakan setiap hari.
b.      Rasa mual, pusing, nyeri payudara, perdarahan bercak pada 3 bulan pertama.
c.       Berat tubuh naik sedikit.
d.      Berhenti haid (amenorrhoe), tapi jarang pada pil kombinasi.
e.       Tidak boleh digunakan pada ibu menyusui, sebab dapat mengurangi prosuksi ASI.
f.       Efektifitasnya mampu berkurang jikalau minum obat tertentu.
g.      Kebiasaan lupa minum dapat meningkatkan kegagalan metode ini.
h.      Pada sebagian kecil perempuan dapat menjadikan depresi, dan perubahan suasana hati, sehingga impian untuk melaksanakan relasi seksual berkurang.
i.        Dapat meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan, sehingga resiko stroke, dan gangguan pembekuan darah pada vena dapat sedikit meningkat.
j.        Pada perempuan usia > 35th dan merokok perlu hati-hati.
k.      Tidak dapat melindungi dari PMS misalnya : HIV/AIDS, HBV.
(Saifuddin, 2006, h; MK-30)

Yang dapat menggunakan kontrasepsi kombinasi oral :
      Pada prinsipnya hampir semua wanita boleh menggunakan pil kombinasi, seperti:
a.       Usia reproduksi atau paritas yang menginginkan metode kontrasepsi dengan efektifitas maksimum.
b.      Setelah melahirkan yang tidak menyusui dimulai setelah ahad ke-3.
c.       Ibu menyusui (6 bulan atau lebih pada masa postpartum).
d.      Pasca keguguran dimulai segera atau dalam 7 hari setelah aborsi.
e.       Anemia sebab haid berlebihan.
f.       Wanita dengan nyeri haid yang hebat.
g.      Wanita dengan siklus haid tidak teratur.
h.      Wanita dengan riwayat kehamilan ektopik.
i.        Penderita kencing manis tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah, mata, dan saraf.
j.        Penyakit tyroid, penyakit radang panggul, endometriosis, atau tumor ovarium jinak.
k.      Menderita TBC (kecuali yang sedang menggunakan rifampisin). (Saifuddin, 2006, h; MK-30)

Yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi kombinasi oral jikalau seorang wanita :
a.       Hamil atau dicurigai hamil.
b.      Menyusui Eksklusif
c.       Perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya.
d.      Penyakit hati akut (hepatitis).
e.       Perokok dengan usia > 35th
f.       Riwayat penyakit jantung, stroke, atau tekanan darah > 180/110 mmHg.
g.      Riwayat gangguan pembekuan darah (tromboflebitis vena atau embolus pulmoner).
h.      Riwayat diabetes > 20th.
i.        Kanker payudara atau dicurigai kanker payudara.
j.        Migraine dan gejala neurologic fokal (epilepsi/riwayat epilepsi).
k.      Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari.
(Saifuddin, 2006, h; MK-31)

Waktu menggunakan kontrasepsi kombinasi oral :
a.       Setiap ketika bila diyakini tidak hamil atau dicurigai hamil.
b.      Hari 1-7 dari siklus haid.
c.       Post partum:
§  Setelah 6 bulan, jikalau ibu menggunakan MAL
§  Setelah 3 minggu, jikalau ibu tidak menyusui
d.      Pasca pengguguran (segera atau dalam waktu 7 hari setelah aborsi)
e.       Boleh menggunakan pada hari ke-8, tetapi perlu menggunakan metode kontrasepsi yang lain (kondom) mulai hari ke-8 hingga hari ke-14 atau tidak melaksanakan relasi seksual hingga andatelah menghabiskan paket pil tersebut
f.       Bila berhenti menggunakan kontrasepsi suntik, dan ingin menggantikan dengan pil kombinasi, pil dapat segera diberikan tanpa menunggu haid. (Saifuddin, 2006, h; MK-31)

Instruksi pada klien:
a.       Minum 1 pil setiap hari, sebaiknya pada waktu yang sama setiap harinya
b.      Minum pil pertama pada hari pertama hingga hari ke-7 (sebaiknya hari pertama) ketika dimulainya periode menstruasi
c.       Terdapat kemasan berisi 28 dan 21 butir pil
Pada ketika kemasan 28 butir telah habis, segera minum pil dari kemasan yang baru. Dan pada ketika kemasan 21 butir telah habis, sebaiknya menunggu 7 hari terlebih dahulu kemudian minum pil dari kemasan yang baru.
d.      Jika muntah dalam waktu 30 menit setelah minum pil, minumlah pil lagi atau gunakan metode pendukung jikalau ada bekerjasama seksual selama 7 hari berikutnya.
e.       Jika lupa minum sebutir pil, minumlah pil yang terlupa segera setelah ingat, meskipun ini ini berarti klien minum 2 pil sehari.
f.       Jika lupa minum 2 butir pil atau lebih, harus minum 2 butir pil setiap hari hingga kembali lagi ke kegiatan semula. Gunakan metode pendukung (misal : kondom) atau jangan melaksanakan relasi seksual selama 7 hari.
g.      Jika klien 2 bulan atau lebih tidak mendapatkan haid, segera datang ke klinik untuk melaksanakan tes kehamilan. (Wiknjosastro, 2007, h; 550)

Informasi lain yang perlu disampaikan:
a.       Pada permulaan penggunaan pil adakala timbul rasa mual, pusing, sakit kepala, nyeri payudara, serta perdarahan bercak (spotting) ialah hal-hal yang sering terjadi selama siklus haid (biasanya menghilang dalam waktu 2 atau 3 hari).
b.      Jenis obat tertentu (rifampisin, dan kebanyakan obat anti epilepsy) dapat mengurangi efektifitas dari KKO. Ceritakan pada petugas jikalau klien minum obat-obatan gres apapun.
c.       Gunakan kondam jikalau terdapat resiko PMS. (Saifuddin, 2006, h; MK-32)

Efek samping KKO:
§  Amenorrhoe
§  Tekanan darah tinggi
§  Mual, pusing, muntah
§  Perdarahan / pernodaan
§  Jerawat
§  Payudara terasa penuh atau mengencang (mastalgia)
§  Nyeri dada (khususnya jikalau terjadi pada ketika olahraga)
§  Depresi (perubahan mood atau kehilangan libido).
(Saifuddin, 2006, h; MK-33)

Keadaan yang perlu mendapatkan perhatian:
Hubungi petugas kesehatan jikalau anda mengalami hal-hal dibawah ini:
a.       Nyeri berat di kawasan dada atau sesak nafas
b.      Sakit kepala jago atau pandangan tidak jelas
c.       Nyeri tungkai jago (betis atau paha)
d.      Tidak terjadinya perdarahan apapun atau bercak selama ahad bebas pil (kemasan 21 hari) atau ketika tidak minum pil selama 7 hari (kemasan 28 hari), kemungkinan merupakan tanda kehamilan.
(Saifuddin, 2006, h; MK-33)





B.                 KONTRASEPSI PIL PROGESTIN (MINIPIL)

Macam-macam minipil:
§  Kemasan dengan isi 35 pil: 300 µg levonorgestrel atau 350 µg noretindron
§  Kemasan dengan isi 28 pil: 75 µg norgestrel

Minipil
Kandungan progestin
Banyaknya µg
microlut
micronor
ovrette
Levonorgestrel
Noretindron
norgestrel
300
350
75





(Saifuddin, 2006, h; MK-48)

Cara kerja minipil:
a.       Menekan ovulasi
b.      Perubahan endometrium membuat implementasi lebih sulit
c.       Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma
d.      Mengubah pergerakan tuba sehingga transportasi sperma terganggu. (Saifuddin, 2006, h; MK-48)

Manfaat kontraseptif:
a.       Efektif bila diminum pada waktu yang sama setiap hari (0,05-5 kehamilan per 100 wanita selama tahun pertama pemakaian)
b.      Pemeriksaan panggul tidak diharapkan sebelum pemakaian
c.       Tidak menghipnotis pemberian ASI
d.      Segera mampu kembali ke kondisi kesuburan bila dihentikan
e.       Tidak mengandung estrogen
f.       Tidak menggangu relasi seksual

Manfaat non kontraseptif:
a.       Mengurangi nyeri haid
b.      Mengurangi perdarahan haid
c.       Menurunkan kondisi anemia
d.      Member perlindungan terhadap kanker endometrium
e.       Mengurangi keganasan penyakit payudara
f.       Mengurangi kehamilan ektopik
g.      Member perlindungan terhadap beberapa penyebab PID
h.      Dapat mengurangi keluhan premenstrual sindrom (sakit kepala, perut kembung, nyeri payudara, nyeri pada betis, lekas marah).
 (Saifuddin, 2006, h; MK-48)

Keterbatasan:
a.       Menyebabkan perubahan teladan perdarahan haid
b.      Sedikit peningkatan / penurunan berat badan
c.       Bergantung pada pemakai (memerlukan motivasi terus-menerus dan pemakaian setiap hari)
d.      Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama
e.       Kebiasaan lupa minum akan menyebabkan kegagalan metode
f.       Payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatitis, atau jerawat
g.      Resiko kehamilan ektopik cukup tinggi (4 dari 100 kehamilan), tetapi resiko ini lebih rendah jikalau dibamdingkan dengan perempuan yang tidak menggunakan minipil
h.      Efektifitasnya menjadi lebih rendah bila digunakan bersamaan dengan obat TBC dan epilepsy
i.        Tidak dapat melindungi diri dari PMS
j.        Hirsutisme (tumbuh rambut/bulu berlebihan di kawasan muka), tetapi sangat jarang terjadi. (Saifuddin, 2006, h; MK-49)

Yang boleh menggunakan minipil:
Wanita:
a.       Dari semua usia subur
b.      Semua paritas termasuk nullipara
c.       Sedang menyusui (6 ahad atau lebih postpartum) dan membutuhkan kontrasepsi
d.      Postpartum dan tidak menyusui
e.       Pasca aborsi
f.       Perokok segala usia
g.      Mempunyai tekanan darah tinggi (selama <180/110 mmHg) atau dengan dilema pembekuan darah
h.      Tidak boleh menggunakan estrogen atau lebih senang tidak menggunakan estrogen. (Saifuddin, 2006, h; MK-50)

Yang memerlukan konseling tambahan:
§  Wanita yang tidak mampu selalu ingat untuk minum pil setiap hari dalam waktu yang sama
§  Wanita yang tidak mampu mentolelir semua perubahan dalam teladan perdarahan menstruasi

Yang tidak boleh menggunakan minipil:   
a.       Hamil atau diduga hamil
b.      Perdarahan pervaginam yang belum jeles penyebabnya
c.       Tidak dapat mendapatkan terjadiny gangguan haid
d.      Menggunakan obat TBC atau epilepsy
e.       Kanker payudara atau riwayat kanker payudara
f.       Sering lupa menggunakan pil
g.      Mioma uterus (progestin memicu pertumbuhan mioma uteri)
h.      Riwayat stoke (progestin menyebabkan spasme pembuluh darah)
i.        Menderita sakit kuning (aktif,simptomatik)
j.        Menderita sirrhosis berat
k.      Menderita tumor hati (adenoma dan hepatoma)
l.        Menderita penyakit jantung iskemik (saat ini atau riwayat terdahulu). (Saifuddin, 2006, h; MK-50)


Kondisi yang tidak ada batasan;
a.       Tekanan darah < 180/110 mmHg
b.      Diabetes (tidak komplikasi atau < 20 tahun lamanya)
c.       Pre eklamsi (riwayat terdahulu)
d.      Perokok (semua usia, seberapapun)
e.       Bedah (dengan atau tanpa istirahat yang berkepanjangan)
f.       Kelainan tromboemboli
g.      Penyakit jantung vaskuler (simptomatik atau asimptomatik)

Waktu mulai menggunakan minipil:
a.       Hari 1 dari siklus haid
b.      Setiap ketika anda merasa yakin tidak sedang hamil
c.       Postpartum:
§  Setelah 6 bulan jikalau memekai metode amenorrhoe laktasi (MAL)
§  Setelah 6 ahad jikalau sedang menyusui tetapi tidak menggunakan MAL
§  Segera atau dalam tempo 6 ahad jikalau tidak menyusui
d.      Pasca aborsi
e.       Ganti cara. (Saifuddin, 2006, h; MK-51)

Efek samping yang mungkin memerlukan penetalaksanaan:
a.       Amenorrhoea
b.      Perdarahan atau bercak
c.       Perdarahan jago atau berkepanjangan
d.      Nyeri perut adegan bawah/panggul (dengan atau tanpa gejala-gejala hamil)
e.       Pertambahan / penurunan berat tubuh (perubahan nafsu makan)
f.       Sakit kepala
g.      Mual/muntah/pusing. (Saifuddin, 2006, h; MK-53)


Penatalaksanaan:
no
Efek samping
penanganan
1








2









3
Amenorrhoea








Perdarahan atau bercak









Perdarahan berkepanjangan atau perdarahan hebat
§  Evaluasi untuk mengetahui apakah ada kehamilan, terutama jikalau amenorhoe terjadi setelah masa siklus haid teratur,
§   jika tidak sedang hamil, berikan konseling dan yakinkan klien,
§  jangan berupaya membngkitkan perdarahan dengan KOK

Perdarahan bercak berkepanjangan (> 8 hari) atau perdarahan sedang:
§  yakinkan klien kembali,
§  periksa apakah ada dilema ginekologis (misal serviksitis),
§  pengobatan jangka pendek: KOK (30-50µg EE) selama 1 siklus, atau Ibuprofen hingga 800 mg 3x1 selama 5 hari

Perdarahan yang 2 kali sebanyak atau 2 kali lama yang normal:
§  periksa dengan cermat riwayat dan periksa Hb
§  periksa apa ada dilema ginekologi
§  pengobatan jangka pendek: KOK  (30-50µg EE) selama 1 siklus, atau Ibuprofen hingga 800 mg 3x1 selama 5 hari
§  jika perdarahan tidak berkurang dalam 3-5 hari: 2 pil KOK per hari selama sisa siklus haidnya kemudian diikuti dengan 1 pil per hari dari kemasan yang baru, atau estrogen dosis tinggi (50 µg EE KOK atau 1,25 mg yang telah disatukan dengan estrogen) selama 14-21 hari

(Saifuddin, 2006, h; MK-53)


Instruksi bagi klien:
a.       minum minipil setiap hari pada waktu yang sama
b.      minum pil yang pertama pada hari pertama siklus haid
c.       bila muntah dalam waktu 2 jam setelah menggumakan pil, minumlah pil yang lain, atau gunakan metode kontrasepsi lain bila berniat melaksanakan relasi seksual 48 jam berikutnya
d.      bila klien menggunakan pil terlambat lebih dari 3 jam, minumlah pil tersebut begitu klien ingat. Gunakan metode pelindung selama 48 jam
e.       bila lupa 1 atau 2 pil, minumlah segera pil yang terlupa tersebut segera setelah ingat dan gunakan metode pelindung hingga simpulan bulan
f.       walaupun klien belum haid, mulailah kemasan gres sehari setelah paket terakhir habis
g.      bila klinm tidak mengalami haid sebanyak 2 kali atau lebih, klien harus ke klinik untuk memeriksakan apakah klien hamil, jangan berhenti minum pil kecuali jikalau klien sudah tahu bahwa hamil. (Saifuddin, 2006, h; MK-52)

informasi umum:
a.       terjadinya perubahan teladan haid merupakan hal yang sering ditemukan selama menggunakan minipil, terutama pada 2 atau 3 bulan pertama. Perubahan teladan haid tersebut umumnya hanya bersifat sementara dan tidak hingga mengganggu kesehatan
b.      kadang-kadang dapat timbul efek samping berupa peningkatan berat badan, sakit kepala ringan, dan nyeri payudara. Semua efek samping ini tidak berbahaya dan biasanya hilang dengan sendirinya
c.       beberapa obat-obatan tertentu (TBC dan epilepsy) dapat mengurangi efektifitas dari minipil.beritahulah pemberi asuhan jikalau anda menggunakan obat lain
d.      gunakan kondom, jikalau terdapatresiko tertular penyakit menular seksual (HIV/AIDS,HBV). (Saifuddin, 2006, h; MK-52)

     Peringatan khusus untuk pemakai minipil
     Kembalilah ke klinik jikalau ada tanda-tanda berikut ini:
a.       Bila beberapa bulan mengalami haid teratur kemudian terlambat haid, perlu dipikirkan telah terjadi kehamilan
b.      Bila mengeluhperdarahan bercak yang disertai nyeri perut hebat, maka yang pertama sekali dipikirkan ialah kemungkinan kehamilan ektopik
c.       Penglihatan kabur, nyeri kepala hebat, maka perlu dipikirkan kemungkinan terjadinya hipertensi atau dilema vaskuler. (Saifuddin, 2006, h; MK-52) 

Histats