Iklan Infeed Image Above

DISTOSIA PERSALINAN KARENA KELAINAN VAGINA

A. Vagina 

Pada vagina dapat terjadi : 
  1. Atresi
  2. Adanya sekat
  3. Tumor vagina
Atresia vagina kompleta hampir selalu kongenital, dan jikalau tidak dilakukan koreksi secara operatif, merupakan penghalang yang efektif terhadap kehamilan. Atresia inkompleta dapat terjadi sebagai akhir kelainan pertumbuhan maupun akhir perlukaan postnatal. Terkadang, vagina terbagi oleh septum longitudinal, yang dapat kompleta, mulai dari vulva hingga ke servik atau inkompleta, terbatas pada adegan atas atau adegan bawah vagina. Terkadang vagina dapat tertutup oleh suatu striktura annuleratau pita yang terjadi kongenital. Tetapi keadaan ini tidak menghambat kelahiran, karena adegan tersebut akan melunak bersama bertambah tuanya kehamilan dan dengan mudah terdesak oleh kepala yang turun, dan hanya pada kasus yang ekstrem saja memerlukan insisi. 

Terkadang adegan atas vagina terpisah dengan adegan lain vagina oleh suatu septum yang tranversal yang mempunyai suatu lubang kecil. Struktur semacam itu biasanya di kelirukan dengan batas atas vornices vaginae pada waktu inpartu, dikelirukan dengan ostium uteri eksternum yang tidak membuka. 

b. Distosia karena kelainan vagina 

1. Definisi Distosia vagina 
adalah kelambatan atau kesulitan dalam jalannya persalinan yang dikarenakan adanya kelainan pada vagina yang menghalangi lancarnya persalinan. Distosia dapat disebabkan karena kelainan his (his hipotonik dan his hipertonik), karena kelainan besar anak, bentuk anak (hidrocefalus, kembar siam, prolaps tali pusat), letak anak (letak sungsang, letak melintang), serta karena kelainan jalan lahir. 

2. Etiologi Atresia vulva 
 dalam bentuk atresia himenalis yang menyebabkan hermatokolpos, hematometra dan atresia vagina dapat menghalangi konsepsi. Kelainan vagina yang cukup sering dijumpai dalam kehamilan dan persalinan ialah septum vagina terutama vertical longitudinal. Septum yang lengkap sangat jarang menyebabkan distosia karena separoh vagina yang harus dilewati oleh janin biasanya cukup melebar sewaktu kepala lahir. Akan tetapi septum yang tidak lengkap kadang menghambat turunnya kepala. Struktur vagina yang congenital biasanya tidak menghalangi turunnya kepala, akan tetapi yang disebabkan oleh perut akhir perlukan dapat menyebabkan distosia. 

Stenosis vagina congenital jarang terdapat, lebih sering ditemukan septum vagina yang memisahkan vagina secara lengkap atau tidak lengkap dalam adegan kanan dan adegan kiri, septum lengkap biasanya tidak mengakibatkan distosia karena adegan vagina yang satu umumnya cukup besar, baik untuk koitus maupun untuk lahirnya janin. Septum tidak lengkap kadang menahan turunnya kepala janin pada persalinan dan harus dipotong dahulu. 

Stenosis dapat terjadi karena parut akhir perlukan dan radang, pada stenosis vagina yang tetap paku dalam kehamilan dan merupakan halangan untuk lahirnya janin, perlu dipertimbangkan seksio sesaria. Tumor vagina dapat merupakan rintangan bagi lahirnya janin pervaginam, adanya tumor vagina menyebabkan persalinan pervaginam dianggap mengandung terlampau banyak risiko tergantung dari jenis dan besarnya tumor, perlu dipertimbangkan apakah persalinan dapat berlangsung pervaginam atau harus diselesaikan dengan seksio sesaria. Kelainan selaput dara dan vagina, selaput dara yang kaku dan tebal, 

Penanganannya
dilakukan eksisi selaput dara (hymen). Septa vagina dimana adanya sekat sagital di vagina dapat ditemukan dibagian atau vagina. Tidak jarang hal ini ditemukan dengan kelainan pada uterus, oleh karena ada gangguan dalam fusi dan sekat sagital di vagina dapat ditemukan dibagian atas vagina. Tidak jarang hal ini ditemukan dengan kelainan pada uterus, oleh karena ada gangguan dalam fusi atau kanalisasi kedua duktus mulleri. Yang juga dianggap sebagai kelainan ialah vagina yang hanya terbentuk sebagian (agenesis partial), vagina memiliki batas antara adegan atas dan bawah (septum transversal) atau kiri dan kanan (septum longitudinal) dan selaput dara tidak memiliki lubang (hymen inferforata). 

Begitu juga jikalau labia atau bibir vagina terlalu lebar atau malah mengalami perlekatan satu sama lain. Kelainan bawaan ini jarang dijumpai, septum vagina dapat dalam bentuk septum yang longitudinal atau vertical. Septum longitudinal dapat terjadi sepanjang vagina sehingga dapat menghalangi perjalanan persalinan. Dalam keadaan demikian tindakan persalinan dengan operasi merupakan pilihan utama. 

3. Etiologi  
Septum vagina tidak jarang hal ini ditemukan dengan kelainan pada uterus, oleh karena ada gangguan dalam fusi atau kanalisasi kedua duktus mulleri. 

4. Penatalaksanaan 
Cara yang efektif untuk tindakan persalinan septum tersebut ialah dengan robekan spontan atau di sayat dan diikat. Tindakan ini dilakukan pula jikalau ada dispareuni. Sikap bidan dalam menghadapi kelainan ini, ialah menegakkan kemungkinan septum vagina, vertikal atau longitudinal pada waktu melaksanakan pemeriksaan dalam dan selanjutnya merujuk penderita untuk mendapat pertolongan persalinan sebagaimana mestinya. 

c. Distosia karena adanya kista vagina 

1. Definisi Kista
 adalah tumor jinak di organ reproduksi perempuan yang paling sering ditemui. Bentuknya kistik, berisi cairan kental, dan ada pula yang berbentuk anggur. Kista juga ada yang berisi udara, cairan, nanah, ataupun bahan-bahan lainnya. Kista termasuk tumor jinak yang terbungkus selaput semacam jaringan. Kumpulan sel-sel tumor itu terpisah dengan jaringan normal di sekitarnya dan tidak dapat menyebar ke adegan badan lain. Itulah sebabnya tumor jinak relatif mudah diangkat dengan jalan pembedahan, dan tidak membahayakan kesehatan penderita. 

Berdasarkan tingkat keganasannya,kista terbagi dua, yaitu non-neoplastik dan neoplastik. 

Kista non-neoplastik 
  • Sifatnya jinak dan biasanya akan mengempis sendiri setelah 2 hingga 3 bulan.  
  • Kista neoplastik umumnya harus dioperasi, namun hal itu pun tergantung pada ukuran dan sifatnya. 
Selain pada ovarium kista juga dapat tumbuh di vagina dan di kawasan vulva (bagian luar alat kelamin perempuan). Kista yang tumbuh di kawasan vagina, antara lain inklusi, duktus gartner, endometriosis, dan adenosis. Sedangkan kista yang tumbuh di kawasan vulva, antara lain pada kelenjar batholini, kelenjar sebasea serta inklusi epidermal. 

2. Faktor yang menyebabkan gejala kista meliputi 
Gaya hidup tidak sehat diantaranya: konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat, zat komplemen pada makanan, kurang olah raga, merokok dan konsumsi alkohol, terpapar dengan polusi dan distributor infeksius, sering stress. 

Sumber
1. Winkjosastro. Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta;2002.
2. Cunningham. Obstetric Williams. penerbit buku kedokteran ECG, Jakarta;2006.
3. IBG Manuaba dkk. Pengantar Kuliah Obstetri. EGC. Jakarta;2006
 

Histats