Imunisasi yaitu suatu proses untukmembuat sistem pertahanan badan kebal terhadap infasi mekroorganisme (bakteri dan virus). Yang dapat menjadikan infeksi sebelum mikroorganisme tersebut memiliki kesempatan untuk menyerang badan kita. Dengan imunisasi badan kita akan terlindungi dari infeksi begitu pula orang lain. Karena tidak tertular dari kita.
Tujuan Imunisasi
Tujuan dari imunisasi yaitu untuk menguranggi angka penderitaan suatu penyakit yang sangat membahayakan kesehatan bahkan mampu menyebabkan kematian pada penderitanya. Beberapa penyakit yang dapat di hindari dengan imunisasi yaitu:
1. Hepatitis.
2. Campak.
3. Polio.
4. Difteri.
5. Tetanus.
6. Batuk Rejan.
7. Gondongan
8. Cacar air
9. TBC
Macam-Macam Imunisasi
Imunisasi Aktif.
Adalah kekebalan badan yang di dapat seorang alasannya badan yangsecara aktif membentuk zat antibodi, contohnya: imunisasi polio ataucampak . Imunisasi aktif juga dapat di bagi 2 macam:
1. Imunisasi aktif alamiah yaitu kekebalan badan yang secara ototmatis di peroleh sembuh dari suatu penyakit.
2. Imunisasi aktif buatan adalah kekebalan badan yang di dapat dari vaksinasi yang diberikan untuk mendapatkan perlindungan dari sutu penyakit.
Imunisasi Pasif
Adalah kekebalan badan yang di dapat seseorang yang zat kekebalan tubuhnya di dapat dari luar. Contohnya Penyuntikan ATC (Anti tetanusSerum). Pada orang yang mengalami luka kecelakaan. Contah lain adalah: terdapat pada bayi yang gres lahir dimana bayi tersebut mendapatkan membuatkan jenis antibodi dari ibunya melalui darah placenta selama masakandungan.misalnya antibodi terhadap campak. Imunisasi pasif ini dibagi yaitu:
1. Imunisai pasif alamiah yaitu antibodi yang di dapat seorang alasannya di turunkan oleh ibu yang merupakan orang bau tanah kandung pribadi ketika berada dalam kandungan.
2. Imunisasi pasif buatan. yaitu kekebalan badan yang di peroleh alasannya suntikan serumuntuk mencegah penyakit tertentu
jenis-Jenis Imunisasi
1. Imunisai BCG yaitu prosuder memasukkan vaksin BCG yang bertujuan memberi kekebalan badan terhadap kuman mycobakterium tuberculosis dengan cara menghambat penyebaran kuman.
2. Imunisasi hepatitis B yaitu tindakan imunisasi dengan perlindungan vaksin hepatitis B ke badan bertujuan memberi kekebalan dari penyakithepatitis.
3. Imunisasi polio yaitu tindakan memberi vaksin poli (dalam bentuk oral)atau di kenal dengan nama oral polio vaccine (OPV) bertujuan memberi kekebalan dari penyakit poliomelitis. Imunisasi dapat di berikan empatkali dengan 4-6 minggu.
4. Imunisasi DPT yaitu merupakan tindakan imunisasi dengan memberi vaksin DPT (difteri pertusis tetanus) /DT (difteri tetanus) pada anak yang bertujuan memberi kekebalan dari kuman penyakit difteri, pertusis, dantetanus. Pemberian vaksin pertama pada usia 2 bulan dan berikutnyadengan interval 4-6 minggu.
5. Imunisasi campak yaitu tindakan imunisasi dengan memberi vaksin campak pada anak yang bertujuan memberi kekebalan dari penyakitcampak. Imunisasi dapat di berikan pada usia 9 bulan secaras ubkutan,kemudian ulang dapat diberikan dalam waktu interval 6 bulan atau lebih setelah suntikan pertama . ( Asuhan neonatus bayi dan balita :98-101)
Jenis imunisasi yang wajib diketahui
Dari beberapa jenis imunisasi di atas, berikut beberapa imunisasi bayi yang perlu Anda tahu di antaranya:
1. Imunisasi BCG
Vaksin ini semoga badan bayi kebal terhadap basil tuberkulosis (TBC). BCG diberikan sekali sebelum anak berumur dua bulan. Imunisasi polio diberikan empat kali pada bayi usia 0-11 bulan dengan interval minimal empat minggu. Imunisasi Campak diberikan satu kali pada bayi usai 9-11 bulan. Imunisasi hepatitis B harus diberikan tiga kali pada bayi usia 1-11 bulan, dengan interval minimal empat minggu. Imunisasi ini bersifat wajib dan disubsidi pemerintah.
Vaksin ini semoga badan bayi kebal terhadap basil tuberkulosis (TBC). BCG diberikan sekali sebelum anak berumur dua bulan. Imunisasi polio diberikan empat kali pada bayi usia 0-11 bulan dengan interval minimal empat minggu. Imunisasi Campak diberikan satu kali pada bayi usai 9-11 bulan. Imunisasi hepatitis B harus diberikan tiga kali pada bayi usia 1-11 bulan, dengan interval minimal empat minggu. Imunisasi ini bersifat wajib dan disubsidi pemerintah.
2. Imunisasi DPT
Imunisasi DPT adalah vaksin 3 in 1 yang melindungi terhadap difteri, pertusis (batuk rejan) dan tetanus. Difteri yaitu suatu infeksi basil yang menyerang tenggorokan dan dapat menjadikan komplikasi fatal. DPT diberikan tiga kali pada bayi usia 2-11 bulan dengan interval minimal empat minggu. Imunisasi ini juga diwajibkan pemerintah.
Imunisasi DPT adalah vaksin 3 in 1 yang melindungi terhadap difteri, pertusis (batuk rejan) dan tetanus. Difteri yaitu suatu infeksi basil yang menyerang tenggorokan dan dapat menjadikan komplikasi fatal. DPT diberikan tiga kali pada bayi usia 2-11 bulan dengan interval minimal empat minggu. Imunisasi ini juga diwajibkan pemerintah.
3. .Imunisasi DT
Imunisasi DT menunjukkan kekebalan aktif terhadap toksin yang dihasilkan oleh kuman penyebab difteri dan tetanus. Imunisasi diberikan bagi anak dengan kebutuhan khusus, misalnya sudah mendapat suntikan DPT.
Imunisasi DT menunjukkan kekebalan aktif terhadap toksin yang dihasilkan oleh kuman penyebab difteri dan tetanus. Imunisasi diberikan bagi anak dengan kebutuhan khusus, misalnya sudah mendapat suntikan DPT.
4. Imunisasi TT
Imunisasi tetanus (TT, tetanus toksoid) menunjukkan kekebalan aktif terhadap penyakit tetanus. ATS (Anti Tetanus Serum) juga dapat digunakan untuk pencegahan (imunisasi pasif) maupun pengobatan penyakit tetanus. Jenis imunisasi ini minimal dilakukan lima kali seumur hidup untuk mendapatkan kekebalan penuh.
Imunisasi tetanus (TT, tetanus toksoid) menunjukkan kekebalan aktif terhadap penyakit tetanus. ATS (Anti Tetanus Serum) juga dapat digunakan untuk pencegahan (imunisasi pasif) maupun pengobatan penyakit tetanus. Jenis imunisasi ini minimal dilakukan lima kali seumur hidup untuk mendapatkan kekebalan penuh.
5. Imunisasi MMR
Imunisasi MMR memberi perlindungan terhadap campak, gondongan dan campak Jerman dan disuntikkan sebanyak 2 kali. Campak menjadikan demam, ruam kulit, batuk, hidung meler dan mata berair.
Gondongan menjadikan demam, sakit kepala dan pembengkakan pada salah satu maupun kedua kelenjar liur utama, meningitis, pembengkakan buah zakar yang berakibat kemandulan.
Imunisasi MMR memberi perlindungan terhadap campak, gondongan dan campak Jerman dan disuntikkan sebanyak 2 kali. Campak menjadikan demam, ruam kulit, batuk, hidung meler dan mata berair.
Gondongan menjadikan demam, sakit kepala dan pembengkakan pada salah satu maupun kedua kelenjar liur utama, meningitis, pembengkakan buah zakar yang berakibat kemandulan.
6. Imunisasi Hib
Imunisasi Hib membantu mencegah infeksi oleh Haemophilus influenza tipe b. Organisme ini mampu menjadikan meningitis, pneumonia dan infeksi tenggorokan berat yang mampu menjadikan anak tersedak. Sampai ketika ini, imunisasi HiB belum tergolong imunisasi wajib, mengingat harganya yang cukup mahal. Dua jenis vaksin yang beredar di Indonesia, yaitu Act Hib dan Pedvax.
Imunisasi Hib membantu mencegah infeksi oleh Haemophilus influenza tipe b. Organisme ini mampu menjadikan meningitis, pneumonia dan infeksi tenggorokan berat yang mampu menjadikan anak tersedak. Sampai ketika ini, imunisasi HiB belum tergolong imunisasi wajib, mengingat harganya yang cukup mahal. Dua jenis vaksin yang beredar di Indonesia, yaitu Act Hib dan Pedvax.
7. Imunisasi Meningitis
Imunisasi ini belum diwajibkan pemerintah karena biayanya masih cukup besar. Imunisasi dilakukan bagi bayi dibawah usia satu tahun hingga balita. Imunisasi ini mencegah terjadinya infeksi meningitis atau lapisan otak yang banyak terjadi pada bayi dan balita.
Imunisasi ini belum diwajibkan pemerintah karena biayanya masih cukup besar. Imunisasi dilakukan bagi bayi dibawah usia satu tahun hingga balita. Imunisasi ini mencegah terjadinya infeksi meningitis atau lapisan otak yang banyak terjadi pada bayi dan balita.
8. Imunisasi Varisella
Imunisasi varisella menunjukkan perlindungan terhadap cacar air.
Imunisasi varisella menunjukkan perlindungan terhadap cacar air.
9. Imunisasi HBV
Imunisasi HBV menunjukkan kekebalan terhadap hepatitis B. Hepatitis B yaitu infeksi hati yang mampu menjadikan kanker hati dan kematian. Karena itu imunisasi hepatitis B termasuk yang wajib diberikan. Jadwal perlindungan imunisasi ini sangat fleksibel, tergantung janji dokter dan orangtua. Bayi yang gres lahir pun mampu memperolehnya. Imunisasi ini pun biasanya diulang sesuai petunjuk dokter.
Imunisasi HBV menunjukkan kekebalan terhadap hepatitis B. Hepatitis B yaitu infeksi hati yang mampu menjadikan kanker hati dan kematian. Karena itu imunisasi hepatitis B termasuk yang wajib diberikan. Jadwal perlindungan imunisasi ini sangat fleksibel, tergantung janji dokter dan orangtua. Bayi yang gres lahir pun mampu memperolehnya. Imunisasi ini pun biasanya diulang sesuai petunjuk dokter.
10. Imunisasi Pneumokokus Konjugata
Imunisasi pneumokokus konjugata melindungi anak terhadap sejenis basil yang sering menjadikan infeksi telinga. Bakteri ini juga dapat menjadikan penyakit yang lebih serius, menyerupai meningitis dan bakteremia (infeksi darah)
Imunisasi pneumokokus konjugata melindungi anak terhadap sejenis basil yang sering menjadikan infeksi telinga. Bakteri ini juga dapat menjadikan penyakit yang lebih serius, menyerupai meningitis dan bakteremia (infeksi darah)
11. Imunisasi Tipa
Imunisasi tipa diberikan untuk mendapatkan kekebalan terhadap demam tifoid (tifus atau paratifus). Kekebalan yang didapat mampu bertahan selama tiga-lima tahun dan harus diulang kembali. Imunisasi ini dapat diberikan dalam 2 jenis: imunisasi oral berupa kapsul yang diberikan selang sehari selama 3 kali. Biasanya untuk anak yang sudah dapat menelan kapsul.
Imunisasi tipa diberikan untuk mendapatkan kekebalan terhadap demam tifoid (tifus atau paratifus). Kekebalan yang didapat mampu bertahan selama tiga-lima tahun dan harus diulang kembali. Imunisasi ini dapat diberikan dalam 2 jenis: imunisasi oral berupa kapsul yang diberikan selang sehari selama 3 kali. Biasanya untuk anak yang sudah dapat menelan kapsul.
12. Imunisasi Hepatitis A
Penyakit ini bergotong-royong tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya. Tetapi jika terkena penyakit ini penyembuhannya memerlukan waktu yang lama, yaitu sekitar 1 hingga 2 bulan. Jadwal perlindungan yang dianjurkan tak berbeda dengan imunisasi hepatitis B. Vaksin hepatitis A diberikan dua dosis dengan jarak enam hingga 12 bulan.
Penyakit ini bergotong-royong tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya. Tetapi jika terkena penyakit ini penyembuhannya memerlukan waktu yang lama, yaitu sekitar 1 hingga 2 bulan. Jadwal perlindungan yang dianjurkan tak berbeda dengan imunisasi hepatitis B. Vaksin hepatitis A diberikan dua dosis dengan jarak enam hingga 12 bulan.
Mekanisme Imunisasi Dalam Proses PencegahanPenyakit
Imunisasi bekerja dengan cara merangsang pembentukan antibodi terhadaporganisme tertentu,tanpa menjadikan seorang sakit terlebih dahulu.vaksin zatyang di gunakan untuk membentuk imunitas tubuh. Terbuat dari mikroorganismeataupun adegan dari mikroorganisme penyebab infeksi yang telah di matikan ataudi lemahkan tidak akan membuat penderita jatuh sakitvaksin di masukan kedalamtubuh yang biasanya melalui suntikan
Sistem pertahanan badan kemudian akan bereaksi ke dalam vaksin yang dimasukan ke dalam badan tersebut sama menyerupai apabila mikroorganisme menyerang badan dengan cara membentuk antibodi kemudian akan membunuh vaksin tersebut layaknya membunuh mikroorganisme yang menyerang.Kemudian antibodi akan terus berada di peredaran darah membentuk imunisasi ketika suatu ketika badan di serang oleh mikroorganisme yang samadengan yang terdapat di dalam vaksin,maka antibodi akan melindungi badan dan mencegah terjadinya infeksi.Pada anak yaitu: Polio,c ampak, rubella, difteria,batuk rejan, meningitis, cacar air, gondongan, danh epatitis B. Sedangkan terdapat 3 jenis vaksinasi yag di berikan pada kelompok anak-anak ataupun cerdik balig cukup akal dengan resiko tinggi menderita infeksi yaitu: HepatitisA, Influenza, Pneumon
Jadwal Imunisasi 2011-2012
Jadwal Imunisasi 2011-2012 |
Keterangan
Vaksin Hepatitis B I diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir
Vaksin Polio O diberikan pada kunjungan pertama. Bayi yang lahir di RB/RS diberikan vaksin OPV ketika bayi dipulangkan untuk menghindari transmisi virus vaksin kepada bayi lain. Selanjutnya, untuk polio-1, polio-2, polio-3 dapat diberikan vaksin OPV atau IPV.
Vaksin BCG optimal diberikan pada umur 2 hingga 3 bulan. Bila vaksin BCG akan diberikan sesudah umur 3 bulan, perlu dilakukan uji tuberkulin. Bila uji tuberkulin pra-BCG tidak dimungkinkan, BCG dapat diberikan, namun harus diobservasi dalam 7 hari. Bila ada reaksi lokal cepat di daerah suntikan (accelerated local reaction), perlu dievaluasi lebih lanjut (diagnostik TB).
Vaksin DTP diberikan pada umur ³ 6 minggu. Dapat diberikan vaksin DTwP atau DtaP atau kombinasi dengan Hepatitis B atau Hib. Ulangan DTP umur 18 bulan dan 5 tahun. Program BIAS : diubahsuaikan dengan jadwal imunisasi Kementerian Kesehatan. Untuk anak umur di atas 7 tahun dianjurkan vaksin Td.
Vaksin Campak diberikan pada umur 9 bulan, vaksin penguat diberikan pada umur 5-7 tahun. Program BIAS : diubahsuaikan dengan jadwal imunisasi Kementerian Kesehatan.
Vaksin Pneumokokus dapat diberikan pada umur 2, 4, 6, 12-15 bulan. Pada umur 5-12 bulan, diberikan 2 kali dengan interval 2 bulan; pada umur > 1 tahun diberikan 1 kali, namun keduanya perlu dosis ulangan 1 kali pada umur 12 bulan atau minimal 2 bulan setelah dosis terakhir. Pada anak umur di atas 2 tahun PCV diberikan cukup satu kali.
Vaksin rotavirus monovalen (Rotarix®) diberikan 2 kali, vaksin rotavirus pentavalen (Rotateq®) diberikan 3 kali.
Vaksin Polio O diberikan pada kunjungan pertama. Bayi yang lahir di RB/RS diberikan vaksin OPV ketika bayi dipulangkan untuk menghindari transmisi virus vaksin kepada bayi lain. Selanjutnya, untuk polio-1, polio-2, polio-3 dapat diberikan vaksin OPV atau IPV.
Vaksin BCG optimal diberikan pada umur 2 hingga 3 bulan. Bila vaksin BCG akan diberikan sesudah umur 3 bulan, perlu dilakukan uji tuberkulin. Bila uji tuberkulin pra-BCG tidak dimungkinkan, BCG dapat diberikan, namun harus diobservasi dalam 7 hari. Bila ada reaksi lokal cepat di daerah suntikan (accelerated local reaction), perlu dievaluasi lebih lanjut (diagnostik TB).
Vaksin DTP diberikan pada umur ³ 6 minggu. Dapat diberikan vaksin DTwP atau DtaP atau kombinasi dengan Hepatitis B atau Hib. Ulangan DTP umur 18 bulan dan 5 tahun. Program BIAS : diubahsuaikan dengan jadwal imunisasi Kementerian Kesehatan. Untuk anak umur di atas 7 tahun dianjurkan vaksin Td.
Vaksin Campak diberikan pada umur 9 bulan, vaksin penguat diberikan pada umur 5-7 tahun. Program BIAS : diubahsuaikan dengan jadwal imunisasi Kementerian Kesehatan.
Vaksin Pneumokokus dapat diberikan pada umur 2, 4, 6, 12-15 bulan. Pada umur 5-12 bulan, diberikan 2 kali dengan interval 2 bulan; pada umur > 1 tahun diberikan 1 kali, namun keduanya perlu dosis ulangan 1 kali pada umur 12 bulan atau minimal 2 bulan setelah dosis terakhir. Pada anak umur di atas 2 tahun PCV diberikan cukup satu kali.
Vaksin rotavirus monovalen (Rotarix®) diberikan 2 kali, vaksin rotavirus pentavalen (Rotateq®) diberikan 3 kali.
Rotarix® dosis I diberikan umur 6-14 minggu, dosis ke-2 diberikan dengan interval minimal 4 minggu. Sebaiknya vaksinasi
Rotarix® selesai diberikan sebelum umur 16 ahad dan tidak melampaui umur 24 minggu.
Rotateq® dosis ke-1 diberikan umur 6-12 minggu, interval dosis ke-2, dan ke-3 4-10 minggu, dosis ke-3 diberikan pada umur < 32 ahad (interval minimal 4 minggu).
Vaksin Varisela dapat diberikan setelah umur 12 bulan, terbaik pada umur sebelum masuk sekolah dasar. Bila diberikan pada umur > 12 tahun, perlu 2 dosis dengan interval minimal 4 minggu.
Vaksin MMR dapat diberikan pada umur 12 bulan, apabila belum mendapat vaksin campak umur 9 bulan. Selanjutnya MMR ulangan diberikan pada umur 5-7 tahun.
Vaksin Influenza diberikan pada umur > 6 bulan, setiap tahun. Untuk imunisasi primer anak 6 bln – < 9 tahun diberi 2 x dengan interval minimal 4 minggu
Vaksin HPV dapat diberikan mulai umur 10 tahun. Jadwal vaksin HPV bivalen (Cervarix®) 0, 1, 6 bulan; vaksin HPV tetravalen (Gardasil ®) 0,2,6 bulan.
Rotateq® dosis ke-1 diberikan umur 6-12 minggu, interval dosis ke-2, dan ke-3 4-10 minggu, dosis ke-3 diberikan pada umur < 32 ahad (interval minimal 4 minggu).
Vaksin Varisela dapat diberikan setelah umur 12 bulan, terbaik pada umur sebelum masuk sekolah dasar. Bila diberikan pada umur > 12 tahun, perlu 2 dosis dengan interval minimal 4 minggu.
Vaksin MMR dapat diberikan pada umur 12 bulan, apabila belum mendapat vaksin campak umur 9 bulan. Selanjutnya MMR ulangan diberikan pada umur 5-7 tahun.
Vaksin Influenza diberikan pada umur > 6 bulan, setiap tahun. Untuk imunisasi primer anak 6 bln – < 9 tahun diberi 2 x dengan interval minimal 4 minggu
Vaksin HPV dapat diberikan mulai umur 10 tahun. Jadwal vaksin HPV bivalen (Cervarix®) 0, 1, 6 bulan; vaksin HPV tetravalen (Gardasil ®) 0,2,6 bulan.
Sumber :