PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA
PRAKTEK KEBIDANAN (DECISION MAKING PROCES IN MIDWIFERY PRATICE)
I. PENDAHULUAN
Pengambilan keputusan dalam penyelesaian duduk perkara yakni kemampuan mendasar bagi praktisi kesehatan, khususnya dalam asuhan kebidanan. Tidak hanya kuat proses pengelolaan asuhan kebidanan, tetapi penting untuk meningkatkan kemampuan merencanakan perubahan. Bidan pada semua posisi klinis harus memiliki kemampuan menyelesaikan duduk perkara dan mengambil keputusan yang efektif, baik sebagai pelaksanaan / staf maupun sebagai pemimpin.
Pemecahan duduk perkara dan proses pengambilan keputusan membutuhkan, ajaran kritis dan analisis yang dapat diterapkan dalam praktek kebidanan. Pengambilan keputusan merupakan upaya pencapaian tujuan dengan menggunakan proses yang sistematis. Pemecahan duduk perkara termasuk dalam langkah proses memecahkan duduk perkara secepatnya. Pemecahan duduk perkara dan pengambilan keputusan yang efektif diprediksi bahwa individu harus memiliki, kemampuan berfikir kritis, dan menyebarkan dirinya dengan adanya bimbingan dan role model dilingkungan kerjanya.
II. PENGERTIAN DECISION MAKING PROCESIN MIDWIFERI PRACTICE.
Adalah suatu pendekaan yang sistematis terhadap hakekat suatu duduk perkara dengan pengumpulan fakta-fakta dan data, menentukan alternatif yang matang untuk mengambil suatu tindakan yang sempurna dalam praktek kebidanan.
Ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan :
- Pengambilan keputusan tidak terjadi secara kebetulan
- Pengambilan keputusan dilakukan pada sistematikan tertentu :
a. Tersedianya sumber-sumber untuk melaksanakan keputusan yang akan diambil.
b. Kualifikasi tenaga kerja yang tersedia.
c. Falsafah yang dianut organisasi.
d. Situasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mensugesti manajemen dan manajemen di dalam organisasi.
- Masalah mharus diketahui dengan jelas.
- Pemecahan duduk perkara harus didasarkan pada faka-fakta yang te rkumpul dengan sistematis.
- keputusan yang baik yakni keputusan yang telah dipilih dari banyak sekali alternatif yang telah dianalisa secara matang.
Apabila pengambilan keputusan tidak didasarkan pada kelima hal diatas akan menyebabkan banyak sekali duduk perkara ;
a. Tidak tepatnya keputusan.
b. Tidak terlaksananya keputusan alasannya yakni tidak sesuai dengan kemampuan organisasi baik dari segi manusia, uang, maupun material.
c. Ketidakmampuan pelaksana untuk bekerja alasannya yakni tidak ada sinkronisasi antara kepentingan organisasi dengan orang-orang di dalam organisasi tersebut.
d. Timbulnya penolakan terhadap keputusan.
III. METODE PEMECAHAN MASALAH
Prinsip utama untuk menetapkn duduk perkara yakni mengetahui fakta, memisahkan fakta dan melaksanakan interpretasi data menjadi fakta objektif dan menentukan luasnya masalah. Manajer membutuhkan kemampuan untuk menetapkan priorotas pemecahan masalah.
Proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan :
Masalah
¯
Pegumpulan data
¯
Analisa data
¯
Mengembangkan pemecahan
¯
Memilih alternatif
¯
Implementasi
¯
Evaluasi
Proses pemecahan duduk perkara dan pengambilan keputusan diatas yakni suatu penyelesaian yang dinamis. Penyebab umum gagalnya penyelesaian duduk perkara yakni kurang sempurna mengidentifikasi masalah. Oleh alasannya yakni itu identifikasi duduk perkara yakni langkah yang paling penting kualitas hasil tergantung pada keakuratan dalam mengidentifikasi masalah.
IV. LANGKAH-LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
1). Mengetahui duduk perkara dengan mendefinisikan duduk perkara yang dihadapi.
2). Mengumpulkan fakta-fakta dan data yang relevan.
3). Mengolah fakta dan data.
4). Menentukan beberapa alternatif pemecahan masalah.
5). Memilih pemecahan duduk perkara dari alternatif yang dipilih.
6). Menentukan tindakan yang akan di ambil.
7). Evaluasi.
Ø Mendefinisikan masalah
Dalam mendefinisikan duduk perkara diharapkan keahlian, pendidikan, dan pengalaman untuk membuat diagnosa yang sempurna untuk itu bidan semoga selalu menyebarkan kemampuannya dimasa lalu untuk mempelajari perubahan yang terjadi.
Ø Pengumpulan data
Pengumpulan data dikerjakan secara berkesinambungan melalui proses yang sistematis, sehingga upaya mengantisipasi keadaan duduk perkara yang mungkin timbul akan lebih mudah dilaksanakan.
Ø Analisa fakta dan data
Data-data yang telah terkumpul dengan baik di olah secara sistematis yag balasannya merupakan suatu gosip yang akan digunakan sebagai bahan untuk pengambilan keputusan.
Analisa data perlu dihubungkan dengan serangkaian pertanyaan sebagai berikut :
1. Situasi yang bagaimana yang menyebabkan masalah?
2. Apa latar belakang dari masalah.
3. Apa pengaruh dan kekerabatan antara duduk perkara yag dihadapi dengan tujuan rencana dan kebijakan organisasi?
4. Apa konsekuensi atar keputusan yag diambil
5. Apakah pemecahan duduk perkara sesuai dengan kapasitas organisasi
6. Apakah waktu pengambilan tepat
7. Siapa yang ditugaskan mengambil tindakan?
Ø Penentuan alternatif
Baik buruknya sesuatu keputusan yang diambil sangat tergantung atas kemampuan menganalisa kekuatan dan kelemahan alternative-alternatif yang dihadapi.
Ø Penentuan pilihan yang terbaik.
Pada umunya pilihan diambil dari beberapa alternantif bila diduga bahwa pilihan itu akan memperlihatkan manfaat yang paling besar baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek.
Ø Evaluasi
Untuk mengadakan penilai yang baik, diharapkan obyektifitas dalam melaksanakan penilaian / evaluasi. Pelaksanaan penilaian diserahkan kepada pihak ketiga yang tidak terlibat langnsung dalam proses pengambilan keputusan untuk memperoleh tingkat obyektifitas setinggi mungkin.
V. GAYA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengambilan keputusan bidan umumnya sama dengan gaya kepemimpinan yang digunakan oleh manajaer tersebut.
1. Pentingnya kualitas keputusan untuk keberhasilan institusi.
2. Derajat gosip yang dimiliki oleh bidan
3. Derajat pada duduk perkara yang terstruktur dalam organisasi.
4. Pentingnya kesepakatan bawahan dan ketrampilan membuat keputusan.
5. Kemungkinan keputusan autokratik dapat diterima.
6. Komitmen bawahan yang kuat terhadap tujuan intitusi.
7. Kemungkinan bawahan konflik dalam proses final pada keputusan final.
VI. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1). Faktor Internal
Faktor internal dari diri manajer sangat memepengaruhi proses pengmabilan keputusan. Faktor internal meliputi : keadaan emosional, fisik, personal karakteristik, cultural, sosial, latar belakang, filosofi, pengalaman masa lalu, minat, pengetahuan, sikap pengambilan keputusan yang dimiliki.
2). Faktor Eksternal
Faktor eksternal termasuk kondisi lingkungan waktu.
VII. KESIMPULAN
Seorang bidan harus mempunyai keberanian untuk mengambil keputusan dan memikul tanggung jawab atas tanggapan dari resiko yang timbul sebagai konsekuensi dari keputusan yang telah diambil.
Pengambilan keputusan yakni suatu pendekatan yang sistematis nterhadap hakikat suatu duduk perkara yang difokuskan untuk memecahkan duduk perkara secepatnya dimana individu harus memiliki kemampuan berfikir kritis dengan menggunakan pendidikan dan pengalaman yang berharga yang cukup efektif dalam pemecahan masalah.
KEPUSTAKAAN
(1995) Nursing Management (5thed) Mosby st Louis , Baltimore .
Swansburg, A.C(1996) Management and Leadership For Nurse managers, Jones and Bartlet Publishers International, London England .