Banyak yang ketika hamil dan mempunyai payudara dengan puting datar sudah membayangkan tidak akan mampu menyusui atau pasti bayi akan susah menyusui ataupun banyak sekali alasan.
Puting Datar / Rata
Seringkali kita mendengar bahwa ibu A tidak sukses menunjukkan ASI langsung pada bayinya sebab putingnya rata/data, sehingga bayinya tidak dapat menghisap puting. Lalu ada lagi ibu B yang terpaksa menggunakan ‘penyambung puting’ supaya mampu menyusui bayinya. Tapi alih-alih berhasil, ibu B malah tidak merasa nyaman pada payudara/putingnya.
Lalu, apa sih yang disebut dengan puting datar itu? Dan bagaimana solusi bagi para ibu yang memiliki puting datar/rata/terbenam ini biar dapat menunjukkan ASI langsung pada bayinya?
Sebenarnya apapun bentuk puting yang ibu miliki, bukan menjadi kendala bahwa ibu tidak mampu menyusui bayinya. payudara dengan bentuk puting apapun tetap mampu untuk menyusui bayinya, asal ibu mengetahui dan mau mempelajari teknik-nya.
Menurut jurnal-jurnal kesehatan dan menyusui yang ada, bentuk-bentuk puting yang umum dijumpai pada setiap ibu ialah sebagai berikut:
Lalu, puting disebut datar/rata/terbenam (flat/depressed/inverted nipple) ialah ketika dijumpai putting tersebut tidak keluar ibarat rata-rata puting yang dijumpai
contoh bentuk putting normal
contoh bentuk puting datar
Jadi flat nipple/putting datar/putting rata ialah putting yang hanya keluar sedikit dibandingkan rata-rata putting normal, dan bersama-sama bukan merupakan kendala yang berarti untuk menyusui.
Teknik Menyusui dengan Puting Datar/Rata (Flat/Depressed/Inverted Nipple)
Ketika ibu hamil menyadari, bahwa hanya sebagian kecil dari putingnya yang keluar, tenaga kesehatan menganjurkan untuk menarik-narik atau mencubit-cubit puting tersebut dengan keinginan pada ketika kelahiran bayinya putingnya sudah mulai timbul dan bayi dapat dengan mudah untuk menyusui. Dan biasanya pada ketika trisemester akhir, ibu akan makin sering atau makin giat untuk menarik puting sebab banyak yang mulai panik jikalau puting tidak keluar atau tidak timbul maka tidak akan dapat untuk menyusui dengan benar.
Menurut jurnal-jurnal menyusui yang ada, menarik-narik puting selama kehamilan terutama pada semester selesai dapat memicu kontraksi yang mampu menjadikan kelahiran sebelum waktunya. Kaprikornus tidaklah disarankan untuk menarik-narik puting pada ketika kehamilan sebab cukup berisiko pada kehamilan itu sendiri.
Yang perlu di perhatikan untuk payudara dengan puting datar dan terbenam adalah:
- Selama hamil tidak perlu menarik-narik puting, menggunakan tempurung puting (breast shells), terutama pada trimester terakhir sebab dapat memicu kontraksi dini (bayi dapat lahir premature).
- Pada awal menyusui mampu sulit, tetapi posisi dan pelekatan yang benar akan sangat membantu. Untuk itu dibutuhkan perlindungan dari konselor/konsultan laktasi untuk membantu ibu dengan teknik posisi dan pelekatan pada ketika bayi menyusu.
- Perlu diingat, bahwa bayi menyusu dari payudara (areola/bagian bulat hitam pada payudara) BUKAN dari puting.
- Lakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan biarkan bayi melekat sendiri pada payudara.
- Hindari penggunaan penyambung puting (nipple shield) pada ketika menyusui, sebab akan menyakiti puting ibu, serta membuat bayi tidak mencar ilmu untuk melekat (latch-on) dengan benar pada payudara.
- Coba beberapa posisi mendekap bayi. Contoh: cross-cradle dan football/clutch
- Menegakkan puting sebelum menyusui / merangsang puting dengan menggunakan pompa payudara tangan, tabung suntik, atau menarik puting keluar akan membantu puting untuk keluar dengan maksimal.
- Membentuk payudara, dengan menopang payudara dari adegan bawah dengan jari-jari, dan menekan adegan atas payudara dengan ibu jari. Tidak memegang payudara terlalu bersahabat ke putting (C hold, U hold)
Sebenarnya bentuk puting itu tidak menentukan apakah mampu atau tidak untuk menyusui, sebab pelekatan yang benar pada proses menyusui ialah bukan menghisap puting tetapi memerah pabrik ASI yang terdapat disekitar areola. Yang harus diingat pada posisi pelekatan yang benar ketika menyusui adalah:
- CHIN: pastikan bahwa dagu bayi menempel pada payudara ibu
- AREOLA: pastikan bahwa yang masuk kedalam ekspresi bayi ialah puting dan sebagian besar areola, bukan puting saja, dan areola yang berada di adegan bawah ekspresi bayi lebih sedikit dibandingkan dengan areola yang berada diatas ekspresi bayi
- LIPS: pastikan bahwa baik bibir atas maupun bibir bawah bayi terputar keluar (memble) dan tidak terlipat kedalam ataupun berbentuk monyong
- MOUTH: pastikan bahwa ekspresi bayi terbuka lebar dan menempelkan pada payudara ibu
Dengan teknik pelekatan ekspresi bayi yang benar pada payudara, serta kenyamanan yang diperoleh pada ketika menyusui, akan memperlancar proses menyusui itu sendiri.
Jika ibu merasa belum menemukan cara/posisi yang pas untuk menyusui bayi ibu, sebab memiliki puting rata/datar, segeralah bertemu dengan konselor laktasi untuk meminta bantuan.
Sumber :
http://aimi-asi.org/2011/01/sukses-meyusui-dengan-puting-datar-kenapa-tidak/