1. Retroflexio uteri.
Retroflexio uteri gravidi yang tetap mengakibatkan abortus atau retroflexio uteri gravidi incarcerate. Jarang sekali kehamilan pada uterus dalam retroflexio mencapai umur cukup bulan. Jika ini terjadi, maka pada partus dapat terjadi rupture uteri.
2. Prolapsus uteri.
Biasanya prolapsus uteri yang inkomplit berkurang karena setelah bulan ke 4 uterus naik dan keluar dari rongga panggul kecil. Tetapi ada kalanya portio tetap nampak dalam vulva disebabkan elongation colli. Kadang-kadang fortio ini menjadi oedemateus dan dapat mengakibatkan dystocia.
3. Antefleksi
Antefleksi yang berlebih pada uterus hamil yang membesar biasanya disertai dengan diastasis muskulus rektus abdominalis dan perut menggantung. Bila posisi aneh uterus tersebut menghalangi penyebaran kekuatan kontraksi uterus kearah servix, dilatasi servix, demikian pula penurunan episode terendah akan terhambat.
4. Retrofleksi
Retrofleksi uterus hamil yang persisten biasanya tidak mendukung kehamilan lebih lanjut jika reposisi spontan atau artifisial tidak terjadi, wanita tersebut mengalami aneh atau menjalani gejala-gejala yang disebabkan interserasi uterus sebelum kehamilan bulan ke-4. (Obstetric Williams).
Sumber:
1. Winkjosastro. Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta;2002.
2. Cunningham. Obstetric Williams. penerbit buku kedokteran ECG, Jakarta;2006.
3. IBG Manuaba dkk. Pengantar Kuliah Obstetri. EGC. Jakarta;2006