Iklan Infeed Image Above

EMBOLI AIR KETUBAN

A. Defenisi 
Emboli cairan ketuban yaitu penyumbatan arteri pulmoner (arteri paru-paru) ibu oleh cairan ketuban. Suatu emboli yaitu suatu massa dari materi ajaib yang terdapat di dalam pembuluh darah. Meskipun sangat jarang terjadi, emboli mampu terbentuk dari cairan ketuban. Emboli ini hingga ke paru-paru ibu dan menyumbat arteri, penyumbatan ini disebut emboli pulmoner. 

Emboli air ketuban merupakan masuknya air ketuban dan komponen-komponennya ke dalam sirkulasi darah ibu. Komponen tersebut berupa unsur-unsur yang ada dalam air ketuban, misalnya lapisan kulit janin yang terlepas, rambut janin, lapisan lemak janin. Emboli air ketuban umumnya terjadi pada kasus aborsi, terutama kalau dilakukan setelah usia kehamilan 12 minggu. Emboli air ketuban merupakan kasus yang berbahaya yang dapat membawa pada kematian. Bagi yang selamat, dapat terjadi efek samping ibarat gagguan saraf. 

B. Epidemiologi 
Emboli air ketuban yaitu salah satu kondisi paling katastropik yang dapat terjadi dalam kehamilan. Kondisi ini amat jarang 1:8000-30.000 dan hingga dikala ini mortalitas maternal dalam waktu 30 menit mencapai angka 85%. Meskipun telah diadakan perbaikan sarana ICU dan pemahaman mengenai hal-hal yang dapat menurunkan mortalitas, kejadian ini masih tetap merupakan penyebab selesai hayat ke III di negara berkembang. 

C. Etiologi 
Patofisiologi belum terperinci diketahui secara pasti. Diduga bahwa terjadi kerusakan penghalang fisiologi antara ibu dan janin sehingga bolus cairan amnion memasuki sirkulasi maternal yang selanjutnya masuk ke dalam sirkulasi paru dan menyebabkan: 
  1. Kegagalan perfusi secara pasif 
  2. Bronchospasme 
  3. Renjatan 
  4. Akhir-akhir ini di duga bahwa terjadi suatu peristiwa trauma anafiklaktik jawaban adanya antigen janin yang masuk ke dalam sirkulasi ibu dan menimbulkan timbulnya banyak sekali manifestasi klinik. 
D. Faktor Resiko 
Emboli air ketuban dapat terjadi setiap dikala dalam kehamilan namun sebagian besar terjadi dikala inpartu (70%), pasca persalinan (11%) dan setelah Sectio Caesar (19%). 

Faktor resiko: 
  1. Multipara 
  2. Solusio plasenta 
  3. IUFD 
  4. Partus Presipitatus 
  5. Suction curettahge 
  6. Terminasi kehamilan 
  7. Trauma abdomen 
  8. Versi luar 
  9. Amniosentesis 
E. Gambaran Klinik 
Gambaran klinik umumnya terjadi secara mendadak dan diagnosa emboli air ketuban harus pertama kali dipikirkan pada pasien hamil yang tiba-tiba mengalami kolaps. Pasien dapat menawarkan beberapa gejala dan tanda yang bervariasi, namun umumnya gejala dan tanda yang terlihat yaitu segera setelah persalinan berakhir atau menjelang selesai persalinan, pasien batuk-batuk, sesak, terengah-engah dan kadang ‘cardiac arrest’. 

F. Diagnosis 
Diagnosa pasti dibuat postmortem dan dijumpai adanya epitel skaumosajanin dalam vaskularisasi paru. Konfirmasi pada pasien yang berhasil selamat yaitu dengan adanya epitel skaumosa dalam bronchus atau sampel darah yang berasal dari vertikel kanan pada situasi akut tidak ada temuan klinis atau laboratoris untuk menegakkan atau menyingkirkan diagnosa emboli air ketuban, diagnosa yaitu secara klinis dan pre eksklusionum. 

G. Penatalaksanaan 
  • Penatalaksaan primer bersifat suportif dan diberikan secara agresif. 
  • Terapi awal yaitu memperbaiki cardiac output dan mengatasi DIC. 
  • Bila anak belum lahir, lakukan Sectio Caesar dengan catatan dilakukan setelah keadaan umum ibu stabil. 
  • X ray torak menawarkan adanya edema paru dan bertambahnya ukuran atrium kanan dan ventrikel kanan. 
  • Laboratorium: asidosis metabolik (penurunan PaO2 dam PaCO2) 
Terapi tambahan: 
  1. Resusitasi cairan 
  2. Infuse dopamin untuk memperbaiki cardiac output 
  3. Adrenalin untuk mengatasi anaflaksis 
  4. Terapi DIC dengan fresh froozen plasma 
  5. Terapi perdarahan pasca persalinan dengan oksitosin 
  6. Segera rawat di ICU. 
Sumber
1. Winkjosastro. Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta;2002.
2. Cunningham. Obstetric Williams. penerbit buku kedokteran ECG, Jakarta;2006.
3. IBG Manuaba dkk. Pengantar Kuliah Obstetri. EGC. Jakarta;2006

Histats