Imunisasi BCG (Bacille Calmette Guerin) merupakan vaksin yang terdiri dari basil hidup yang dihilangkan virulensinya. Basil ini berasal dari suatu strain TB Bovin yang dibiakkan selama beberapa tahun dalam laboratorium. BCG dapat merangsang kekebalan, meningkatkan daya tahan badan tanpa menyebabkan kerusakan. Sesudah vaksinasi BCG, TB dapat memasuki badan tetapi dalam kebanyakan kasus daya pertahanan badan yang meningkat akan mengendalikan atau membunuh kuman-kuman tersebut (Miller Fred dkk, 2002).
Imunisasi BCG merupakan imunisasi yang memperlihatkan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberculosis (TBC). Vaksin BCG tidak dapat mencegah seseorang terhindar dari infeksi Mycobacterium tuberkulosa 100% tetapi dapat mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut. Berasal dari kuman hidup yang dilemahkan. Vaksin BCG ini ditemukan oleh Calmette dan Guerin. BCG diberikan 1 kali sebelum anak berumur 2 bulan. Vaskin ini mengandung kuman bacillus calmette guerrin hidup yang dilemahkan banyak 50.000 hingga 1.000.000 partikel/dosis. Biasanya reaksi yang ditimbulkan oleh imunisasi ini yaitu setelah 4-6 ahad ditempat bekas suntikan akan timbul abuh kecil yang akan pecah (Marimbi Hanum, 2010).
Fungsi Imunisasi BCG
Imunisasi BCG merupakan pemberian vaksin yang mengandung kuman TBC yang telah dilemahkan. BCG juga merupakan imunisasi yang diberikan untuk mengakibatkan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkulosis (TBC) yaitu penyakit paru-paru yang sangat menular. Imunisasi ini berkhasiat untuk mencegah terjadinya penyakit TBC yang primer atau yang ringan dan juga TBC yang berat menyerupai TBC pada selaput otak, TBC milier yaitu pada seluruh lapangan paru dan TBC tulang (Maryunani Anik, 2010).
Imunisasasi BCG merupakan vaksin yang digunakan di Indonesia yang diproduksi oleh PT. Biofarma Bandung. Vaksin ini berisi suspensi Mycobacterium bovis hidup yang sudah dilemahkan. Vaksin BCG tidak mencegah infeksi tuberkulosis tetapi mengurangi resiko tuberkulosis berat menyerupai meningitis tuberkulosa dan tuberkulosis milier (Ranuh dkk, 2011).
Sifat Imunisasi BCG
Vaksin BCG merupakan vaksin yang sensitif terhadap panas atau heat sensitive yaitu golongan vaksin yang akan rusak bila terpapar dengan suhu panas yang belebihan. Vaksin yang bersifat menyerupai ini antara lain vaksin polio, vaksin BCG dan vaksin campak (Dwi Andhini dan Proverawati, 2010). . Penyimpanan Imunisasi BCG Menurut WHO dalam Ranuh dkk (2011) penyimpanan vaksin BCG dalam thermostability of vaccines umur vaksin dapat bertahan hingga 1 tahun dengan suhu penyimpanan 2-8°C dan pada suhu beberapa °C di atas suhu udara luar atau ambient temperature lebih dari 34 drj C.
Vaksin BCG berbentuk bubuk kering harus dilarutkan dengan 4 cc NaCL 0,9 %. Setelah dilarutkan atau setelah vaksin dibuka harus segera dipakai dalam waktu 3 jam, sisanya dibuang. Penyimpanan pada suhu lebih dari5°C terhindar dari sinar matahari atau indoor day light (Marimbi Hanum, 2010).
Pemberian Imunisasi BCG dan Dosis
Menurut WHO dan International Union Againts Tuberculosis and Lung Disease dalam buku Miller Fred dkk (2002) bahwa di negara-negara dengan prevalensi tuberkulosis yang tinggi hendaknya BCG diberikan secara rutin kepada semua bayi tetapi dengan beberapa pengecualian, misalnya pada AIDS yang aktif. Dosis normal yaitu 0,05 ml untuk neonatus dan bayi di bawah 1 tahun dan 0,1 ml untuk anak lebih dari 1 tahun dan orang dewasa. Frekuensi pemberian imunisasi BCG yaitu satu kali dan tidak perlu diulang (booster). Sebab, vaksin BCG berisi kuman hidup sehingga antibodi yang dihasilkannya tinggi terus. Berbeda dengan vaksin yang berisi kuman mati, hingga memerlukan pengulangan (Maryunani Anik, 2010).
Usia Pemberian Imunisasi BCG
Imunisasi BCG sedini mungkin atau secepatnya, tetapi pada umumnya 2 bulan. Jika diberikan setelah usia 2 bulan, disarankan dilakukan tes Mantoux (tuberkulin) terlebih dahulu untuk mengetahui apakah bayi sudah kemasukan kuman Mycobacterium tuberculosis atau belum. Vaksinasi dilakukan bila hasil tes-nya negatif. Jika ada penderita TB yang tinggal serumah atau sering bertandang kerumah, segera setelah lahir bayi diimunisasi BCG (Maryunani Anik, 2010).
Pemberian imunisasi BCG ini akan memperlihatkan kekebalan aktif terhadap penyakit Tuberkulosis (TBC). Pemberian Imunisasi BCG sebaiknya dilakukan pada bayi yang gres lahir hingga usia 12 bulan, tetapi imunisasi ini sebaiknya imunisasi ini dilakukan sebelum bayi berumur 2 bulan (Marimbi Hanum, 2010).
Cara Pemberian Imunisasi BCG
Sesuai proposal WHO cara pemberian imunisasi BCG yaitu melalui intradermal dengan lokasi penyuntikan pada lengan kanan atas atau penyuntikan pada paha kanan. Imunisasi BCG disuntikkan secara intrakutan didaerah lengan kanan atas. Disuntikkan ke dalam lapisan kulit dengan peresapan pelan-pelan. Dalam memperlihatkan suntikan intrakutan, supaya dapat dilakukan dengan tepat, harus menggunakan jarum pendek yang sangat halus dengan panjang jarum 10 mm dan ukuran jarum 26 mm. Kerjasama antara Ibu dengan petugas imunisasi sangat diharapkan, supaya pemberian vaksin berjalan dengan sempurna (Dwi Andhini dan Proverawati, 2010). Penyuntikan imunisasi BCG ini sebaiknya diberikan pada muskular deltoid kanan atau lengan kanan atas sehingga bila terjadi limfadenitis pada aksila akan lebih mudah terdeteksi. Vaksin BCG disuntikkan pada intrakutan didaerah muskular deltoid alasannya vaksin BCG lapisan chorium kulit sebagai depo berkembang biak reaksi indurasi, eritema, pustula. Bayi kulitnya tipis jadi cocok disuntikkan secara intrakutan dibandingkan suntikan secara subkutan yang terlalu dalam disuntikkan pada bayi (Marimbi Hanum, 2010).
Tanda Keberhasilan
Tanda keberhasilan pemberian imunisasi BCG pada balita adanya timbul indurasi atau benjolan kecil dan eritema berwarna merah di kawasan bekas suntikan setelah satu atau dua ahad kemudian, yang menjelma pustula kemudian pecah menjadi ulkus atau luka. Tidak mengakibatkan nyeri dan tidak diiringi panas atau demam. Luka ini akan sembuh sendiri dan meninggalkan tanda parut. Jikapun indurasi atau benjolan tidak timbul, hal ini tidak perlu dikhawatirkan. Karena kemungkinan cara penyuntikan yang salah, mengingat cara menyuntikkannya perlu keahilan khusus alasannya vaksin harus masuk kedalam kulit. Jadi, meskipun benjolan tidak timbul, antibodi tetap terbentuk, hanya saja dalam kadar rendah. Imunisasi tidak perlu diulang, alasannya didaerah Endemi TB, infeksi alamiah akan selalu ada. Dengan kata lain, anak akan mendapat vaksinasi alamiah.
Efek samping Imunisasi BCG
Setelah diberikan imunisasi BCG, reaksi yang timbul tidak menyerupai pada imunisasi dengan vaksin lain. Imunisasi BCG tidak menyebabkan demam. Setelah 1-2 ahad diberikan imunisasi, akan timbul indurasi dan kemerahan di tempat suntikan yang menjelma pastula, kemudian pecah menjadi luka. Luka tidak perlu pengobatan khusus, alasannya luka ini akan sembuh dengan sembuh secara spontan. Kadang terjadi pembesaran kelenjar regional diketiak atau leher. Pembesaran kalenjar ini terasa padat, namun tidak mengakibatkan demam ((Dwi Andhini dan Proverawati, 2010).
Kontra Indikasi Imunisasi BCG
Imunisasi BCG tidak dapat diberikan pada:
- Reaksi uji Tuberkulin lebih dari 5mm
- Menderita infeksi HIV, mendapat pengobatan radiasi, penyakit keganasan yang mengenai sumsum tulang atau sistem limfe
- Menderita gizi buruk
- Menderita demam tinggi
- Menderita infeksi kulit yang luas
- Pernah sakit Tuberkulosis
- Kehamilan
Sumber
- Depkes, 2002. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta
- Fred Miller dkk, 2002. Tuberkulosis Klinis. Jakarta : Widya Medika
- Juwita Ratna, 2013 “Faktor-faktor yang berafiliasi dengan sikap ibu mengenai kejadian pasca imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Belang Kuta Kecamatan Bandar Dua Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013“
- Marimbi H, 2010. Tumbuh Kembang, Status Gizi, dan Imunisasi Dasar pada Balita. Yogyakarta : Nuha Medika
- Maryunani A, 2010. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta : CV. Trans Info Media
- Mufidah F, 2012. Penyakit yang Rentan Diderita Anak Usia Sekolah. Yogyakarta: Flasbooks
- Nimah N U dkk, 2010 “Hubungan tingkat pengetahuan ibu ihwal efek samping imunisasi BCG dengan sikap ibu ihwal imunisasi dasar lengkap di Puskesmas Ngesrep Semarang”
- Prayitno, Dwiastuti, 2013. Faktor-faktor yang berafiliasi dengan pemberian imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas UPT Cimanggis Kota Depok 2012.