Selama fase pertama siklus menstruasi (fase folikuler), FSH yang disekresi oleh pituitary anterior. Merangsang produksi estradiol oleh sel granulose ovarium. FSH dan estradiol menjadikan proliferasi sel tersebut dan produksi estradiol meningkat. Hormon ini juga merangsang produksi reseptor LH. Estradiol bekerja pada endometrium uterus, menjadikan penebalan dan tervaskularisasi sebagai persiapan untuk implantasi sel telur yang di buahi.
Puncak kadar estradiol mendekati midpoint siklus menstruasi (sekitar hari ke-14) memicu gelombang LH dari pituitari anterior. LH merangsang ovulasi. Sel yang tersisa didalam folikel setelah ovulasi akan membentuk korpus luteum, yang mulai mensekresi estradiol dan progesteron.
Selama fase kedua menstruasi(fase luteal) progesteron bersama estradiol,menyebabkan endometrium terus menebal. Peningkatan vaskularasi juga terjadi dan sel endoterium berdiferensisasi dan menjadi bersekresi.
Sekitar seminggu setelah pembentukannya, korpus luteum mulai mundur, produksi estradiol dan progesteron menurun, hingga hari ke-28 dalam siklus, kadar steroid ovarium tidak cukup untuk mendukung penebalan endometrium dan balasannya mengelupas masuk ke uterus dan disekresikan. Buangan darah ini melalui vagina disebut menstruasi. Menstruasi biasanya berakhir 3-5 hari dan menghasilkan maksimum sekitar 50 ml cairan.
Kadar estradiol dan progesterone yang rendah pada balasannya siklus menstruasi menghilangkan inhibisi umpan balik sekresi GnRH oleh hipotalamus. Kadar GnRH meningkat dan merangsang sekresi FSH dan LH oleh pituitary anterior dan siklus gres dimulai.
Sumber:
Saryono, 2008.Biokimia reproduksi.mitra cendikia press,yogyakarta